Kini Jea sedang duduk di sofa dan disampingnya terdapat Axton. Sedari tadi Axton selalu saja menempelinya. Namun, tak ia hiraukan sebab ceritanya Jea masih mendiamkan Axton.
Tentang orang tua Jea, mereka pergi keluar entah kemana. Yang pasti saat Jea ingin ikut tak diperbolehkan oleh kedua orang tuanya. Katanya menemani Axton saja disini, padahal Axton sudah ada yang menemani bukan?
Kali pertama Jea melihat Caroline secara langsung, ia langsung membatin bahwa Caroline cantik. Jea rasa Caroline mempunyai darah campuran sebab wajahnya terlihat seperti bule.
"Eh, gue pergi duluan ya? Nggak apa-apa 'kan?" tanya Caroline yang hendak bangkit dari kursi. Dirinya merasa sedikit canggung sebab berada diantara orang yang berpacaran.
Jea mendongak dan tersenyum tipis. "Iya, nggak pa-pa kok."
"Okey. Gue pergi ya, seneng ketemu lo langsung, Jea." Caroline tersenyum manis dan pergi meninggalkan ruangan ini.
Sekarang hanya tinggal dirinya dan Axton saja. Karena ponselnya masih di isi baterainya di rumah alhasil ia menjadi sedikit bosan. Ia menoleh ke samping tepatnya ke arah Axton.
"Pinjem handphone kamu dong." ujar Jea mengadahkan tangannya meminta ponsel Axton.
Dengan gerakan cepat Axton mengeluarkan ponselnya dari saku dan langsung memberikannya pada kekasihnya itu. Jea mengerjabkan matanya, menahan senyuman sebab wajah Axton terlihat lucu.
"Thank's." setelah mengatakan itu Jea langsung membuka ponsel Axton.
Axton mendekatkan dirinya kepada Jea. "Jea, jangan marah." cicit Axton pelan.
Jea diam.
"J, kamu baru dateng lho." Axton menggenggam satu tangan Jea dan membawanya ke bibirnya untuk ia kecup.
"I miss you so so so so so much, J." ujarnya Axton seraya mengecup tangan Jea berulang kali.
"Jangan salah paham," ujarnya lagi.
Jea yang sedang mendownload aplikasi toktok pun akhirnya menoleh ke Axton. "Iya, nanti kalau ada cowo yang ngelus-ngelus bahu aku, meluk aku, kami berduaan diruangan. Kamu jangan salah paham, ya?" balas Jea tenang.
Axton menggeleng cepat. "Nggak boleh!"
Jea menghendikkan bahunya tak acuh. Ia kembali menatap ponsel Axton yang ternyata sudah selesai mendownload aplikasi itu.
"Aaaa Jeaaaa," Axton meletakkan kepalanya dibahu Jea.
"Aku minta maaf, aku minta maaf, aku minta maaf, aku minta maaf." begitulah seterusnya Axton berujar menunggu permintaan maafnya dikonfirmasi oleh kekasihnya.
"Berisik." ucapan Jea membuat mulut Axton terkatup langsung.
"Jangan deket-deket aku, sana sama temen kamu aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARANTHINE
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] AREA BUCIN! Kalau ditanya Axton baik, tidak. Ramah, tidak juga. Tapi entah mengapa kehidupan Axton selalu dikelilingi keberuntungan. Kekasihnya contohnya, entah hal baik apa yang ia lakukan untuk mendapatkan gadis yang cant...