14 HMFL

59 4 0
                                    

Alara PoV

Aku mulai terbangun dari tidurku, aku merasakan rasa hangat yang disekitar tubuhku. Oh ya, semaleman aku dan Arfa tidur berpelukan.

Aku mengecek kening bang Arfa yang masih tertidur. Masih ada rasa hangat, syukurlah demamnya turun.

Aku mengusap pelan pipi Arfa, seraya membangunkannya. Bukannya bangun, bang Arfa justru bergumam tak jelas.

"Bang, ish.. Bangun.. Jangan eratin pelukkannya, Alara susah nafasnya.." Ujarku karena bang Arfa justru mempererat pelukannya.

Arfa melonggar pelukannya, dan menatapku teduh dan tersenyum kecil.

"Jangan tinggalin aku ya" Ujarnya

Aku menatapnya bingung, apa maksud bang Arfa tadi?

"Abang kenapa? Pusing?" Tanyaku

Bang Arfa menggeleng. "Udah baikan, tapi kamu jangan tinggalin aku"

Aku mengangguk dengan rasa bingung. "Aku gak akan tinggalin bang Arfa, tapi abang kenapa?"

Bang Arfa kembali menggeleng, dan semakin mempererat pelukannya.

"Bang.. Alara mau solat subuh, bentar lagi pagi lho."

"Nanti dulu, kayak gini dulu aja."

"Abang.. Takut subuhnya kelewat, pelukannya nanti lagi," Rengek Alara ingin melepas.

"Kamu pengen cepet solat atau pengen cepet cepet lepas dari pelukan, hm?" Tanya Arfa dengan wajah menggoda.

"Abang.."

Arfa terkekeh pelan, lalu melepas pelukannya dan Alara langsung berlari menuju kamar mandi.

Setelah solat subuh dan sempat mengaji tadi, Alara pergi ke dapur untuk membuat sarapan.

"Mau masak apa?" Tanya Arfa setubanya di dapur.

"Kok abang kesini? Di kamar aja, abang masih sakit," Ujar Alara

Arfa tersenyum. "Aku udah gak papa, kamu mau masak apa?"

"Tadinya mau bikin bubur lagi, takut bang Arfa masih sakit, tapi beneran bang Arfa udah baikan?" Tanya Alara ragu.

Arfa mencubit kedua pipi Alara. "Aku udah baikan kok wahai istriku yang cantik dan menggemaskan ini"

Alara kembali merona walau pipinya masih dicubit.

"Diginiin aja udah blushing ya, jadi pengen gigit pipi nya"

"Ngg.. Abang.. Udah dong cubit nya, pipi Alara sakit"

Arfa segera melepas cubitan nya. "Kamu jangan masak bubur ya, nasi goreng aja"

Alara mengerutkan kedua alisnya. "Kenapa gitu?"

"Kangen nasi goreng buatan kamu"

Alara mengangguk mengerti. "Yaudah, Alara masak dulu, bang Arfa mending duduk manis aja, takutnya ambruk lagi gimana?"

"Tapi aku ingin bantu.." Rengek Arfa

"Nggak, bang Arfa diem aja"

"Mau bantu.."

Alara menghela nafas, kenapa Arfa berubah menjadi manja seperti ini? Apa karena hujan hujanan kemarin Arfa jadi berubah? Tak masuk akal.

"Yaudah, bang Arfa kupas bawangnya terus dipotong kecil kecil"

"Oke."

Alara memberikan bawang merah dan bawah putihnya untuk dikupas dan dipotong oleh Arfa.

"Dipotong kecil kecil kan?" Tanya Arfa

Hello My First Love ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang