Author PoV
Hari ini Alara izin tidak memasuki jadwal kuliahnya, tiba tiba saja ia merasa pusing dan lemas, apalagi setelah di cek dengan termometer badannya juga panas.
Alara terasa lemas, untuk berjalan atau turun dari ranjangny saja tidak kuat.
Mungkin akhir akhir ini Alara selalu tidur larut malam dan banyak pikiran. Ya, dia masih memikirkan tentang pak Junior yang ingin melamarnya.
Alara semakin gelisah karena besok lusa adalah hari Jum'at. Tapi apalah daya, ia begitu sulit berpikir dalam keadaan seperti ini.
Kini Alara hanya sendiri di apartemennya, ia sengaja tak memberi tahu siapa pun tentang kondisinya termasuk sahabatnya dan juga keluarganya kecuali dosennya.
Ia tak ingin memberi tahu sahabatnya karena takut jika hatinya akan tersakiti lagi.
Ingin sekali Alara bangkit dari ranjang ini, tapi kepalanya begitu berat dan akan pusing jika turun dari ranjang, jadi ia memilih untuk tidur saja.
- HMFL-
Alara terbangun setelah mendengar suara bel dari kamar apartemennya.
Alara menguatkan badannya untuk bangun dari tempat tidur, meraih kerudung instan nya dan berjalan sambil memegang ke tembok agar tubuhnya tidak tiba tiba ambruk.
Alara membuka pintunya..
"Astaghfirullah.. Alara, kamu nggak apa apa?"
Tiba tiba dia langsung memeluk tubuh Alara agar tubuhnya tidak ambruk.
Lalu ia membantu Alara masuk ke dalam apartemen dan menduduki tubuh Alara di sofa.
Dengan cepat dia pergi kedapur untuk mengambil air hangat, dan memberikannya pada Alara.
"Nih.. Minum dulu"
Alara mengangguk lemah, dan meminun air itu.
"Kamu kenapa nggak bilang bilang aku sih kalo kamu lagi sakit? Aku khawatir Ra.."
Alara melirik Nadia sebentar setelah itu menatap kearah lain, yang datang benar benar sahabatnya sendiri, Nadia.
"Maaf" Hanya itu yang bisa Alara ucap
"Kamu kenapa? Kamu marah sama aku?" Tanya Nadia pelan pelan
Alara menggeleng. "Aku nggak marah sama kamu" Jawabnya lemah.
"Terus kamu kenapa? Ada yang kamu sembunyiin dari aku?"
Alara terdiam, ia benar benar tak ada mood untuk bertemu seseorang termasuk Nadia, kondisi hati dan badannya sedang tak baik baik saja, jadi Alara ingin hanyalah kesendirian.
"Yaudah, aku anter kamu ke kamar ya? Kamu perlu istirahat, kamu udah makan obatnya?"
Alara kembali menawab dengan anggukan dan Nadia membantunya ke kamar.
"Kamu mau aku temenin?" Tanya Nadia setelah menyelimuti tubuh Alara.
"Nggak usah, kamu langsung pulang aja, aku bisa sendiri"
Nadia terdiam sejenak, merasa ada yang aneh dengan Alara.
"Aku akan pulang setelah kamu tidur, gak papa ya?"
Alara berdehem sebagai jawaban dan tertidur membelakangi Nadia yang sedang duduk di sofa yang cukup dekat dengan sebelah ranjang.
Double
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello My First Love ♡
SpiritualNah, ini menceritakan kisah gadis yang diam diam menyukai sepupunya sendiri, semakin lama rasa suka itu tumbuh menjadi rasa cinta. Dan gadis itu selalu menyebut namanya di setiap doa. Tapi, semuanya jadi lebur ketika mengetahui jika sepupunya itu...