12 ♡ HMFL

79 6 3
                                    


Author PoV :)

Setelah Alara solat subuh, ia pergi ke dapur untuk memasak sarapan, dan Arfa sedang mandi.

"Kamu masak apa?"

Alara melirik kebelakang dan terkejut melihat Arfa dibelakangnya dengan jarak sekitar 1 meter.

Yang membuat jantung Alara berdetak kencang adalah melihat Arfa sedang mengeringkan rambutnya yang masih basah dengan handuk, dan ketampanannya bertambah berlipat lipat ganda.

"Hei La, kok malah bengong sih, itu masakannya hati hati gosong lagi"

Alara tersadar dari lamunannya dan kembali mengaduk aduk masakannya.

"Kamu masak nasi goreng?" Tanya Arfa semakin mendekatkan jaraknya

"Iya, sayang kalo nasi semalam dibuang" Jawab Alara

Arfa mengangguk mengerti.

Lalu Arfa semakin mendekat hingga tubuh mereka hampir bertabrakan. Arfa membungkukkan badannya untuk mendekatkan kepalanya ke bahu Alara yang terbalut kerudung.

Jantung Alara semakin berdetak kencang karena gerak gerik Arfa tadi.

"Aa, abang ngapain?" Tanya Alara pelan pelan, sungguh ini membuatnya tersipu!

"Kamu udah mandi?" Tanya Arfa dengan posisi yang sama

Alara mengangguk pelan, rasanya badannya terasa sulit digerakan ketika Arfa didekatnya.

"Pantes ada wangi jeruk, kamu pake parfum wangi jeruk hm?"

"I, iya"

Arfa tersenyum, lucu sekali ketika Alara tersipu seperti ini, rasanya ingin mencium pipinya lagi, eh..

"A, abang bisa menjauh? Alara susah aduk aduk nasi gorengnya"

Arfa hanya tersenyum, setelah itu mulai menjauh dari Alara dan pergi ke kamar lagi.

Alara segera menghirup banyak banyak oksigen setelah ia tahan tahan karena saking tersipu nya dia.

Setelah Alara menyiapkan nasi gorengnya dan makan bersama dengan Arfa. Alara pergi bersiap siap untuk pergi ke kampus karena ada jadwal pagi untuknya.

"Mau pergi kampus?" Tanya Arfa

Alara mengangguk. "Iya, Alara ada jadwal pagi"

"Aku anterin ya?"

Sontak Alara menggeleng cepat. "Nggak usah, Alara busa naik bus kok"

"Kenapa? Takut ngerepotin, hm?"

Alara terdiam, tidak menjawab pertanyaan Arfa tadi.

Arfa berjalan mendekat. "Kamu kenapa sih? Kamu itu istri aku, aku berhak lindungi kamu dari segala apa pun, jadi kenapa merasa ngerepotin La?"

Alara masih terdiam sambil tertunduk. Kepalanya terangkat ketika Arfa memegang dagunya dan sekarang mata mereka bertabrakan.

"Kamu perlu inget La, dari dulu kamu udah dari bagian keluargaku, jadi kamu gak ngerepotin sama sekali La."

Alara masih terdiam, jarak mereka sangat dekat membuat Alara cukup susah untuk bernafas, tapi ia masih mendengar dengan baik yang diucapkan Arfa.

"Ah ya, kalau sebelum berangkat harus ada kebiasaan dulu dong"

"H, hah?"

"Cium...

Deg

Jantung Alara semakin berdetak kencang, mau Arfa apa sih? Kok dia jadi sering menggodanya, sudah tahu itu tidak baik buat kesehatan jantung!

Hello My First Love ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang