13 HMFL

60 4 1
                                    


Alara PoV

Tak terasa seminggu telah berlalu, sekarang kondisi rumah tangga ku bisa dibilang tak baik baik saja. Aku dan bang Arfa seperti saling menghindar, ah tidak, lebih tepatnya aku yang menghindar.

Setelah kejadian itu, aku jadi banyak diam, terkadang aku pun menangis entah apa sebabnya, aku masih selalu memikirkan Nadia.

Kini, bang Arfa pun menjadi sibuk, hampir seharian ia menatap laptop. Bukan tanpa alasan, kafenya terjadi sesuatu sehingga bang Arfa harus menyelesaikannya.

Jujur, aku merasa kasihan padanya yang beberapa hari terakhir kurang tidur. Aku ingin membantunya, tapi aku sendiri tak mengerti toh tentang masalah di kafe bang Arfa, aku juga belum menanyakannya.

Setelah mandi dan mengganti bajuku dengan baju tidur, aku menyisir rambutku di depan meja rias. Aku menatap diriku yang masih belum di kerudung, hm.. Ya, aku masih belum siap memperlihatkan rambutku di depan bang Arfa.

Lama termenung, aku mendengar suara pintu apartemen terbuka, aku panik karena aku lupa menyimpan kerudung ku dimana.

Ketika sedang mencari kerudung, aku mendengar suara ambruk dari luar kamar. Aku langsung berlari keluar kamar karena khawatir dengan bang Arfa.

Aku terkejut bang Arfa tiba tiba saja tergeletak di depan pintu dengan seluruh badan basah semua.

Aku langsung bantu bang Arfa kembali duduk, memang diluar sedang hujan, apa bang Arfa menerobos hujan yang sedang besar ini?

Aku jadi panik melihat badan bang Arfa terlihat lemas.

"Ba, bang Arfa, bangun bang.." Ujarku sambil menepuk pelan pipi bang Arfa.

Bruk

Tubuh Arfa kembali ambruk ke tubuhku, sehingga kami berpelukan.

Aku yang awalnya kaget, kembali khawatir karena tangan bang Arfa begitu sangat dingin.

"Dingin.." Lirih bang Arfa sambil mengeratkan pelukannya perlahan, dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leherku.

Aku mengerti, aku membalas pelukannya dan menepuk pelan punggung bang Arfa.

- HMFL-

Setelah berpelukan yang entah berapa lama, aku membantu bang Arfa menuju kamar mandi dan menyiapkan baju gantinya.

Setelah itu aku pergi ke dapur untuk membuat bubur, sempat aku cek suhu bang Arfa yang cukup tinggi. Mungkin karena kecapean dan menerobos hujan gitu aja.

"Maaf, bajumu jadi basah juga" Ujar Bang Arfa dengan suara serak.

"Gak papa, nanti Alara bisa ganti bajunya" Balas ku

"Nih, bang Arfa makan dulu buburnya, Alara mau ganti bajunya dulu" Aku menyodorkan semangkuk bubur pada bang Arfa.

Arfa mengangguk dan mulai memakan buburnya sendiri. Aku mengambil bajuku dan pergi ke kamar mandi untuk menggantinya.

Author PoV

Ketika Alara keluar dari kamar mandi, ia melihat bang Arfa bangun dari duduknya di kasur, Alara langsung menghampiri nya karena takut jika bang Arfa kembali ambruk.

"Bang Arfa kok bangun? Tidur aja disini" Ujarnya sambil mendorong pelan Arfa sehingga kembali duduk di ranjang.

"Kenapa?" Tanya Arfa

"Abang masih sakit, tidur aja disini," Jawab Alara

"Biasanya aku tidur di sofa, tenang aja, aku udah baikan."

Alara tetap menggeleng, tadi saja suhunya hampir 39 disebut udah baikan?

"Nggak, biar Alara aja tidur di sofa, bang Arfa masih sakit"

Arfa langsung menggeleng. "Gak, aku gak izinin kamu tidur di sofa"

"Lho?"

"Kamu tidur di ranjang juga"

Alara terbelalak kaget, tidur bareng? Ih, gak mau! Alara kan belum siap!

"Gak! Ala-"

"Tidur satu ranjang atau aku yang tidur di sofa"

Aku langsung menutup rapat mulutku, bisa bisanya bang Arfa menentukan hal itu.

"Yaudah, biar aku yang tidur di sofa," Ujar Arfa hendak berdiri kembali.

Alara langsung menahannya sehingga Arfa kembali duduk.

"Ya, yaudah.. Alara tidur di kasur,"

Arfa tersenyum, ia juga sempat melihat pipi Alara yang sedikit memerah ketika mengucapkannya.

Alara menidurkan tubuhnya di atas ranjang dengan Arfa disebelahnya.

"Awas aja kalo abang ngapa ngapain Alara" Ancam Alara pada Arfa

"Gak bakalan, tapi.. Peluk boleh ya?" Tanya Arfa ragu.

"Iya"

Arfa tersenyum senang, ia langsung memeluk tubuh mungil Alara kedekapannya. Alara terkejut dengan tindakan yang Arfa lakukan, ia langsung menyembunyikan wajahnya yang memerah di dada Arfa.

"Kamu cantik," Ujar Arfa tiba tiba.

"Hm? Maksudnya?" Tanya Alara tak mengerti

"Rambut kamu lucu ya, udah lama aku gak liat kamu gak pake kerudung kayak gini" Jawab Arfa sambil memainkan rambut Alara dengan jemari jemarinya.

Alara memegang kepalanya, ah iya juga, ia lupa memakai kerudungnya.

Ketika Alara ingin melepas dari pelukan Arfa, justru Arfa malah mempererat pelukannya.

"Jangan dipake kerudungnya, kayak gini aja, cantik kok. Tapi kalau keluar dipake, aku gak mau lelaki lain ngeliat aurat kamu, cukup aku, adik kamu, sama ayah kamu, paham?" Jelas Arfa yang seakan tau Alara akan memakai kerudungnya lagi.

Wajah Alara semakin memanas saja setelah mendengar dari penjelasan Arfa tadi, lalu ia mengangguk pelan.

"Ciee blushing.." Goda Arfa melihat wajah Alara memerah seperti tomat.

"I, ish.. Udah ah, tidur!" Sergah Alara dan langsung menutup matanya.

Arfa tersenyum kecil. "Jangan menghindar lagi ya? Aku takut kehilangan kamu La" Gumam Arfa yang masih bisa terdengar Alara sedikit.

"Apa maksud bang Arfa tadi?" Batin Alara bertanya.

Lalu sebuah kecupan singkat mengenai kening Alara. Alara yang masih sadar dan belum tertidur berdegup kencang, ia mendongakkan kepalanya keatas, Alara melihat wajah tenang Arfa, sepertinya ia sudah mulai tertidur.

Alara tersenyum kecil, dan kembali menutup matanya, kemudian tertidur.


------

Hai hai, aku kembali ^^ 

Maaf ya baru update, udah berapa bulan nih gak update ya? hhe sorry banget ya. Untuk itu, hari ini aku up 3 bab ya, silahkan dibaca kelanjutannya 

Hello My First Love ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang