5. Diterbangkan Lantas Dijatuhkan

397 60 2
                                    

Sepertinya Hendery menyesal kemarin telah menerima bekal dari Xiaojun, sekarang lihat bagaimana Xiaojun terus membuntutinya dari belakang. Beruntunglah Hendery ia tak sekelas dengan pria tersebut.

"Aku mau ke kamar mandi, kau juga ingin ikut?"

Xiaojun berhenti sambil menatap Hendery. "Memangnya boleh?"

Hendery berpikir jika pria manis di depannya ini sedikit kurang waras, menepuk jidatnya pelan menatap dalam manik Xiaojun.

"Berhenti mengikuti ku Xiaojun, aku bukan ibumu."

Xiaojun hanya diam, mengerjap pelan namun setelahnya tersenyum tulus.

"Hendery." Panggilnya pelan.

"Hm?" Gumam Hendery sambil berjalan menuju kamar mandi.

"Aku mencintaimu."

Namun Hendery masih setia berjalan menjauh dari tempat Xiaojun berdiri, dan beberapa detik setelahnya Hendery berbalik.

"Aku tahu."

"Dan kamu tidak berhak mengikuti ku kemanapun hanya karena kamu mencintai ku Xiaojun!"


Xiaojun terhenyak, baru kemarin ia seperti di terbangkan ke langit dan sekarang ia kembali di hempaskan ke bumi.


Setelah mengatakan kalimat pedas tadi, Hendery kembali berjalan menjauh dan memasuki toilet laki-laki.

Meninggalkan Xiaojun yang masih terpaku menatap punggung tegap Hendery, nafasnya memburu dan matanya kini mulai terasa pedas. Menunduk menatap ujung sepatu sambil menahan tangis.

Kembali mendongak menatap atap agar air matanya tak jatuh. Kemudian tertawa getir, merasa jika semesta kini tengah menertawakan dirinya yang patah hati.


.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.



Xiaojun berjalan sendirian seperti biasanya, karena jujur ia tak punya teman yang benar-benar ada di sampingnya. Semuanya sama, Xiaojun selalu melakukan apapun sendiri saat di sekolah.

"Bwa!"

"Kok tidak kaget?"

Xiaojun berhenti, menatap seseorang yang baru saja mengagetinya. Mengangkat tangannya yang kini terkepal, memberi gestur ingin memukul.


"Oke aku minta maaf." Lucas. Sebagai tersangka kini meminta maaf pada Xiaojun.

Xiaojun kembali berjalan tanpa memedulikan Lucas yang masih mengikuti nya dibelakang.


"Kenapa kamu tidak kaget?"


Bisa-bisanya anak itu masih memikirkan kenapa Xiaojun tidak kaget, karena jujur Xiaojun sudah tahu jika Lucas sedari tadi membuntutinya. Jadi ia tak terlalu terkejut.


"Jun! Kaget dong! Kenapa diam terus sih!" Lucas lama-lama menjadi kesal karena Xiaojun yang bersikap sok dingin.


"Bisa diam tidak!? Kepala ku sakit!" Bentak Xiaojun, sukses membuat Lucas terdiam. Membiarkan Xiaojun yang kini menjauh dan memasuki angkutan umum.


"Padahal aku hanya ingin menghiburnya!" Gumam Lucas.


Tragedi tadi pagi, Lucas melihat semuanya. Bahkan saat Xiaojun hampir menangis ia juga melihatnya. Niat awal

ingin mengganggu Xiaojun agar anak itu lupa akan sakitnya, tapi sepertinya malah ia semakin membuat Xiaojun dalam kondisi hati yang buruk.


"Ah dasar Hendery!"



.

.

.

.


.

.

.





Xiaojun kini hanya diam dikamar nya sambil mengelus anjing kesayangannya, Bella.

Menatap layar ponselnya yang menampilkan wajah tampan Hendery disana, foto yang Xiaojun ambil secara diam-diam saat Hendery selesai bermain basket.

"Sesulit itu buat dapetin kamu." Gumam Xiaojun, sesekali meremas bantalnya karena terlalu emosional.

'ceklek'

Pintu kamar Xiaojun terbuka, dan nampak lah sosok manis yang kini tersenyum kearah Xiaojun.

"Mama?" Xiaojun hampir tak percaya saat Mama-nya datang.

"Aku mengejutkan mu ya?" Sicheng Xiao, namun orang-orang sering memanggilnya Winwin.

"Kapan Mama pulang?" Xiaojun berlari memeluk Winwin.

"Tadi, kejutan." Winwin terkekeh sambil mengelus surai Xiaojun, ia sibuk bekerja dan jarang memiliki waktu dengan anaknya.

Dan biarkanlah sepasang ibu dan anak yang kini sedang melampiaskan rasa rindu mereka.


Beralih ke tempat Hendery, dimana anak itu tengah bermain boxing dengan Lucas.

"Kau ini lemah sekali Hendery!" Ejek Lucas saat melihat Hendery kini tersungkur, mengelap sudut bibirnya yang terasa perih.


"Tutup mulutmu!" Berdiri dengan cepat dan membabi buta Lucas dengan pukulan-pukulan keras.

Lucas berusaha membuat pertahanan ataupun sesekali membalas pukulan Hendery, namun nyatanya pukulan Hendery terlalu kencang. Membuat dirinya yang kini tersungkur dengan nafas yang terengah-engah.


"Oke oke stop!" Lucas meminta Hendery berhenti.

Mereka berdua terduduk bersama di atas ring, melepas pelindung tangan dan ikat kepala mereka.

"Sudah lama tidak bermain boxing bersamamu." Ujar Lucas.

Hendery hanya bergumam menanggapi perkataan Lucas.

"Hendery, ada yang ingin aku katakan padamu."

"Hmm?"

Lucas kini mengubah posisinya menjadi duduk mengahadap Hendery yang masih merebahkan diri.

"Kamu benar-benar suka Xiaojun tidak sih?"

Pertanyaan Lucas sukses membuat Hendery menoleh, terkekeh kecil lantas mengubah posisinya menjadi duduk.

Menatap Lucas dalam. "Kenapa?"

Lucas kembali menatap Hendery tak kalah serius. "Jangan memberinya harapan jika kau hanya bermain-main, karena perlu kau tahu. Aku bisa saja merebut nya darimu."







T.b.c
Hendery pulang kampung:)
Kayaknya nanti pas mereka pulang (hendery xiaojun)
Bakal barengan deh, kayak tahun 2019 kemarin

Xiaojun nungguin Hendery dari makau di bandara dan pulang bareng ke dorm xixixi

Sorry!! ; henxiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang