13. Ini Pasti Mimpi

293 55 0
                                    

Hendery membawa Xiaojun ke apartemennya, ia tak mungkin membawa Xiaojun ke rumah utama, bisa jadi masalah nanti.

Meletakkan Xiaojun di tempat tidurnya, apartemen Hendery hanya tersedia satu kamar, karena Hendery adalah tipe yang malas bersih-bersih, jadi apartemen minimalis satu kamar adalah pilihan terbaiknya.

Mengehela nafas panjang, tak habis pikir kenapa Xiaojun itu sangat seperti anak-anak. Belum ada dewasanya sama sekali.

Namun setelah di ingat-ingat Xiaojun itu lucu juga, dia anak yang unik walaupun terkadang bertingkah aneh.


Memilih meninggalkan Xiaojun di kamarnya setelah menyelimuti tubuh kecil si manis, berniat untuk beristirahat, sofa ruang tamu tak terlalu buruk untuk tidur.



.


.

.


.


.


.



Sepertinya Xiaojun memang sudah berada di syurga, bagaimana ketika ia membuka matanya, dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah tampan Hendery yang berada di atasnya.

Bukan maksud di atas dengan arti lain, hanya saja Hendery sedang membangunkan dirinya untuk sarapan.


Xiaojun ingat ia hampir ditabrak mobil, dan sepertinya ia percaya jika ia mati, sebab tak mungkin kan Hendery tiba-tiba baik?


"Jun, kamu kenapa?" Hendery terheran karena Xiaojun hanya diam memandangnya sejak pertama membuka mata.


"Ini pasti mimpi." Gumam Xiaojun.


Sudah Hendery duga, pasti pria kecil itu akan bertingkah aneh.


"Bangun jun, sarapan!"

Namun lagi dan lagi, Xiaojun malah semakin bergumam tak jelas.

"Oke, hanya ada dua kemungkinan, antara aku yang bermimpi atau aku benar-benar mati."


"Kau masih hidup! Dan cepatlah makan! Nanti kau sakit aku juga yang repot."



"Hmmm sudah ku duga pasti ini halusinasi saja, mana mungkin Hendery yang datar itu perhatian padaku?"




Dengan kesal, Hendery mendekat ke arah Xiaojun, membuat si empu berkedip polos.


"Ya, kau bermimpi, dan ku harap dalam mimpimu kau cepat menghabiskan sarapan ini!" Ujar Hendery sambil menunjuk piring berisi sarapan yang tadi dibuatnya.


Niatnya ingin pergi keluar dari kamar, namun lengan Hendery dicekal hingga ia kembali ke posisi semula.


"Jika benar ini mimpi, tolong jangan marah jika aku melakukan ini." Dengan gerakan cepat, Xiaojun menarik tengkuk Hendery dan mendaratkan ciuman, bahkan anak itu tak segan untuk melumat.


Hal tersebut sukses membuat Hendery terkejut bukan main, jantungnya bekerja lebih ekstra.


Namun sepertinya Hendery tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, ia mendominasi ciumam hingga membuat Xiaojun terengah dengan benang saliva disana.


"Aghh!"
"Bagaima mimpiku bisa senyata ini? Emmh." Gumam Xiaojun disela ciuman nya, membuat Hendery tersenyum remeh.


"Benar, jangan pernah lupakan mimpimu yang ini barang kelewat satu detik pun Xiaojun." Bisik Hendery tepat di sebelah telinga Xiaojun.





.


.




.





.





.




Hal yang baru Xiaojun sadari adalah jika ia benar-benar tidak bermimpi, pasca kejadian acara ciumannya dengan Hendery, Xiaojun kembali tertidur dan tak memakan sarapannya.

Dan saat ia kembali bangun, ia masih ditempat yang sama dan dengan sepiring sarapan yang masih ada di nakas yang sepertinya sudah dingin.


Spontan Xiaojun berteriak kencang, bingung sekaligus Malu apa yang akan ia katakan pada Hendery nanti, rasanya ia ingin ganti muka saja.





.

.

.

.

.


.






T.b.c

A/N

Maaf pendek banget, ini ngantuk brutal saya, huhuhu😭 kecapean




Hd. "Come here baby!"

Xj. "Yes, Daddy."

Hahahhahahahahahahaha😀

Sorry!! ; henxiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang