14. Kissing

312 46 1
                                    

Xiaojun menatap canggung ke arah Hendery yang sedang memberi makanan kucing-kucingnya, sekedar informasi jika Leon dan Louis kucing Hendery yang dia bawa di rumah utama kini di pindah ke apartemennya, karena Hendery tidak tega memberikan mereka di neraka itu.


"Ada apa?" Hendery memandang malas ke arah Xiaojun yang sedari tadi hanya memainkan ujung bajunya dengan tingkah yang aneh.

"A-aku."

"Katakan Dejun!"

"Emm a-aku minta maaf, aku lancang karena kelakuanku tadi, tolong maafkan aku, aku mohon jangan membenciku hiks.... "

Hendery sekarang paham kenapa Xiaojun minta maaf, pasti karena kejadian ciuman tadi pagi. Hendery hanya mengangguk paham, mendekati Xiaojun yang menunduk dan sedang mengucek matanya karena basah sebab air mata.

"Tapi, aku memang marah padamu." Ujar Hendery.

Hal tersebut sukses membuat Xiaojun mendongak. "Kenapa? Jangan marah padaku! Hiks... Aku kan sudah minta maaf Hendery."

Dalam hati Hendery yang terdalam, pria itu sudah gemas bukan main dengan tatapan lugu si manis, membuat nya ingin melakukan hal yang tidak-tidak saja.

"Ya, aku marah."
"Aku marah karena kamu menganggap yang tadi pagi adalah mimpi."

Si manis sontak membelalakkan matanya ketika belah bibir tebal itu kembali bertemu dengan bibirnya, tak sempat berteriak atau melawan, karena yang di lakukan Xiaojun selanjutnya adalah mengalungkan lengannya di leher Hendery sambil menyesap rasa tembakau dari bibir si dominan. Tunggu, Hendery merokok? Ah lupakan tentang rokok, yang jelas Xiaojun sekarang tengah mabuk kepayang hanya karena hisapan-hisapan lembut dari bibir Hendery.





.


.


.



.




"Terimakasih sudah mengantarkan ku pulang." ujar Xiaojun sambil tersenyum manis, lupakan tentang wajahnya yang selalu bersemu merah saat bertatapan dengan Hendery.

Sedangkan pria itu hanya bergumam saja, seperti tak terjadi apapun lagi, padahal Hendery baru saja melahap habis bibir Xiaojun.

Hendery merutuki dirinya sendiri kenapa ia bisa kebablasan seperti tadi? Bukankah itu akan mendorong asumsi Xiaojun jika ia menyukai pria manis itu?

Mungkin rasa tertarik memang ada, namun hanya untuk sekedar membalas rasa Hendery terlalu takut, ia takut gagal dan akan malah menyakiti Xiaojun. Melihat bagaimana ayahnya memperlakukan ibunya di rumah, membuat ia harus menelan pahitnya kehidupan keluarga yang berantakan.


Setelah mengantar Xiaojun, Hendery pergi begitu saja tanpa melihat Xiaojun, sedangkan si manis merengut kesal, apakah Hendery hanya bermain-main saja dengannya? Jadi, Xiaojun salah ya sudah menaruh banyak harapan pada Hendery?


.


.


.


.



'bugh bugh'

Sebuah pukulan demi pukulan melayang dengan bebas di pelipis, San. Pria dengan penampilan yang acak-acakan itu terus membabi buta yang lemah.

Hendery, sebagai pelaku utama pemukulan tanpa merasa berdosa terus mendaratkan pukulannya, membuat orang-orang terus beteriak histeris melerai mereka.

Sorry!! ; henxiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang