10. Hanya Untukku!

337 51 2
                                    

"Hidungmu merah."

Hendery membantu mengeringkan rambut Xiaojun yang basah, sedangkan si manis masih menggigil kedinginan.

"Aku alergi hujan." Ujar Xiaojun.

Hendery meletakkan handuk basah di tempat pakaian kotor. "Kenapa masih hujan-hujanan? Kau ingin sakit?"

Xiaojun menggeleng. "Aku hanya mencari Bella."

"Dan rela seperti ini demi anjing mu?"

Xiaojun menunduk. "Maaf."

'haachii~'


Hendery mengehela nafas panjang. "Minum teh hangatmu, aku harus pulang!"


Namun baru beberapa langkah Hendery ingin pergi, panggilan.Xiaojun membuat nya berhenti.


"Hendery."

"Apa?"

Sedikit ragu ingin mengucapkan, namun ia harus berani untuk mengatakan ini.


"Kenapa kau menolongku, dan baik padaku?"

Alis Hendery terangkat, pertanyaan macam apa itu?

"Bukankah aku bukan tipemu? K-kenapa kau baik padaku?"


Ah jadi dia benar-benar mendengar perkataannya tadi saat disekolah, Hendery mendekati Xiaojun yang masih duduk. Menunduk untuk mensejajarkan diri.


"Kau bertanya pada siapa? Lantai atau aku?" Tanya Hendery.


"K-kamu." Jawab Xiaojun yang masih menunduk.


"Kalau begitu tatap aku!"

Namun sepertinya Xiaojun tak berani menatap mata Hendery, hingga tangan Hendery mengangkat dagu Xiaojun agar pria itu menatapnya.


"Dejun. Lihat mataku!"


Akhirnya Xiaojun memberanikan diri menatap mata Hendery, dalam jarak sedekat ini membuat jantung nya bekerja lebih ekstra.

"Tidak ada alasan untuk tidak menolongmu, dan aku minta maaf untuk perkataan ku tadi pagi. Aku tahu sepertinya itu berlebihan."


"T-tapi kamu kan membenciku." Cicit Xiaojun.


"Untuk apa pula aku membencimu?"


"Karena aku mencintaimu??"


Setelahnya tawa Hendery meledak begitu saja, tak bisa tahan dengan sikap Xiaojun yang malu-malu kucing, mata pria itu tak bisa bohong. Jujur dalam lubuk hati Hendery, mata Xiaojun sangat indah, apalagi dengan bulu mata panjang lentik yang pria itu punya, menambah kecantikan yang ada dalam diri si manis.


Hendery berjongkok didepan Xiaojun, memegang tangan pria itu.


"Itu alasan konyol, jangan berasumsi bahwa aku membencimu."


"Tapi kamu selalu menolakku, bahkan melontarkan kalimat pedas untukku."


"Oke aku minta maaf, tapi jujur aku tidak membencimu, hanya saja caramu untuk mendapatkan cintamu kurang pas, carilah cara lain agar aku bisa jatuh cinta padamu."


Perkataan Hendery sukses membuat mata Xiaojun berbinar. "K-kamu memberiku kesempatan?"


Sedangkan Hendery sepertinya terlalu banyak bicara hingga lupa apa yang barusan ia katakan, menggaruk tengkuknya canggung, akhirnya ia hanya bisa mengangguk. Sungguh ia menyesal, ia panik apa yang akan Xiaojun lakukan selanjutnya?


Xiaojun tersenyum, tanpa sadar memeluk Hendery.


"Terimakasih, aku mencintaimu."



Dan tanpa di sadari Xiaojun, di balik wajah datar Hendery dirinya kini tengah meraung-raung tidak membenarkan bahwa dirinya kini tengah berdebar karena Xiaojun.




.

.

.

.

.

.


.


Hendery kini sedang bermain game bersama dengan Mark di depan kelas, hubungan nya dengan Lucas sedikit renggang karena urusan Xiaojun, padahal dulu Lucas adalah teman yang selalu ia ajak bicara ketika sedang merasa di titik sulit.


"Kau payah saat bermain, Mark." Hendery mengejek Mark karena kalah bermain dengannya.

Mark mendengus kesal. "Ini keberuntungan, biasanya juga kau kalah saat bertanding denganku."

Hendery menatap langit, ah ia baru ingat sesuatu. "PS 5!!"

Mark menoleh. "Memangnya sudah minta maaf?"

Hendery tertawa.  "Itu yang aku maksud, bahkan sepertinya lebih dari minta maaf."

"Maksudmu?"

"Lihat!" Hendery menunjuk Xiaojun yang sedang berlari kecil ke arahnya.


"Hendery!!" Xiaojun dengan riang menghampiri Hendery.


"Hm?"

"Aku tidak tahu harus dengan cara apa, tapi ini untuk ucapan terimakasih ku kemarin, di makan ya!" Xiaojun meletakkan kotak bekal di samping pria itu duduk.


Tapi Hendery lebih tertarik ke hal lain. "Lalu, kotak itu?"

Hendery bertanya karena Xiaojun membawa dua bekal.

"Oh ini?"

"Sebenarnya ini untuk Lucas, katanya dia menyukai masakanku, jadi aku membuat ini unt—"

"Berikan padaku!"

Hendery merebut kotak bekal tersebut, membuat Mark serta Xiaojun heran.

"Eh?? T-tapi?" Xiaojun bingung harus bereaksi seperti apa.

Hendery dengan lahap memakan makanan yang dibuat Xiaojun.


"Ini enak!" Pekik Hendery, Mark masih terheran-heran, apa yang sebenarnya terjadi?


"Benarkah?" Xiaojun sepertinya senang.


"Jun." Panggil Hendery.


"Iya?"


"Jangan memberikan bekal pada siapapun lagi, kecuali aku. Mengerti!?"


Pernyataan itu sukses membuat Mark ataupun Xiaojun membola.


"Maksudnya?"


"Maksud ku, buatlah bekal hanya untukku Dejun."  Ulang Hendery, setelahnya melahap habis makanan yang dibawa oleh si manis.


Membuat senyum Xiaojun terbit begitu saja karena Hendery menerima bekalnya, sedangkan Mark malah di hantui oleh tanda tanya besar, tak mengerti apa yang sebenarnya tengah terjadi pada Hendery.






T.b.c

A/N

Selamat berbuka puasa, dan menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan.
Mangats bestie 😍

Gmn menurut kalian chapter ini? Dery terlalu cepet ga sih?😍😭

Sorry!! ; henxiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang