6. Setitik Rasa

368 60 3
                                    

"Lakukan jika ia mau."

Jawaban dari Hendery sontak membuat Lucas mengepalkan tangannya, ucapan temannya itu membuat dirinya dilanda emosi. Perkataan yang seakan-akan meremehkan Lucas bahwa anak itu tak bisa mendapatkan Xiaojun.


"Kita lihat saja nanti." Final Lucas, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk turun dari ring dan meninggalkan Hendery sendiri disana.


Menatap kepergian Lucas, Hendery cukup merasa bersalah. Mencari kontak Lucas dan mengirimkan pesan singkat.

Jangan bermusuhan hanya karena cinta
Kita bisa bersaing secara sehat

Setelah mengetikkan kalimat tersebut, Hendery kembali merebahkan diri di ring. Namun nyatanya kenyamanan itu kembali terusik saat mendapatkan notifikasi pesan masuk.

Ya, tentu.

Ternyata itu balasan dari Lucas, Hendery tersenyum. Namun senyuman nya seketika pudar saat satu nama tertera di layar ponselnya.


'Xiaojun'
Sedang apa?

Namun Hendery hanya mengabaikan pesan tersebut, setelah itu ia memilih untuk mengganti bajunya dan pulang.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Dia sepertinya tidak akan membalas pesanku!"

Bibir Xiaojun mengerucut lucu saat ia merasa kesal karena Hendery sering kali mengabaikannya. Kembali memakan cemilan, Xiaojun tersenyum getir membayangkan jika pejuangnya akan sia-sia.


Terlampau bosan karena sendirian, Xiaojun akhirnya memilih untuk keluar mencari udara segar dan mungkin membeli kopi.


Niat awalnya hanya membeli kopi, namun dirinya kini seperti mendapat jackpot karena tak sengaja menangkap sosok Hendery yang juga baru saja membeli kopi.


Setelah membayar pesanannya, Xiaojun berlari mengikuti Hendery.


"Hendery!"

Sedangkan Hendery yang mendengar dirinya di panggil segera menoleh, mencari asal suara. Dirasa ia tak menemukan siapapun ia berniat lanjut berjalan, namun saat menolehkan kepalanya ia dikejutkan dengan wajah Xiaojun didepannya dan jarak mereka terlampau dekat.


"Aahkk!"
"Apa kau gila?" Hendery memekik, tak lupa ia hampir membuang kopinya karena terkejut.

"Maaf-" Xiaojun menampakkan wajah menggemaskan, membuat jantung Hendery diam-diam berpacu lebih cepat.

Mengalihkan perhatian berusaha bersikap normal, Hendery berjalan meninggalkan Xiaojun yang mengikutinya dibelakang.


"Ingin kemana Hendery?" Tanya Xiaojun.

"Ketempat dimana kau tidak akan mengikuti ku lagi." Jawab Hendery.

Xiaojun mengernyitkan dahi, memangnya kemana?

Baru beberapa saat Xiaojun berpikir, ia dikejutkan dengan Hendery yang berhenti secara tiba-tiba.

"Eh?" Xiaojun mengernyit heran.

"Pemandian air panas." Eja Xiaojun, membaca beberapa deret huruf di plang nama.

Sibuk berpikir, ia tak sadar sudah ditinggal Hendery.

"Hendery! Tunggu!'" dasar keras kepala, niat hati datang kemari agar Xiaojun tak mengikutinya, tapi anak itu malah ikut masuk.

Baru memasuki pintu masuk, ia sudah dibuat malu saat melihat banyak orang hanya memakai handuk sebatas pinggang. Ini adalah pemandian khusus laki-laki.

Xiaojun memerah, ia saja tidaj pernah memakai handuk seperti itu. Tapi lihatlah sekarang!! Ia malu.

Namun demi Hendery, ia akan melakukan nya.

.

.

.

.

.

.


Xiaojun tak enak ketika orang-orang melihat tubuhnya hanya terbalut handuk sepinggang, ia sangat malu. Namun ia berusaha tegar untuk mencari Hendery.


"Hendery!" Panggilan Xiaojun tak terlalu keras, ia takut mengganggu orang-orang disini.

Ia tak nyaman ketika banyak orang yang menatapnya penuh minat, ingin menangis saja rasanya.

"Dasar bodoh!"

Baru ingin melangkah pergi, dirinya malah di tarik paksa oleh seseorang dari belakang menuju toilet. Dan ditempat ini sangat sepi.

"Huhu tolong! Jangan ganggu aku, oke aku minta maaf." Xiaojun memohon dan meminta tolong, takut jika ia akan menjadi korban pemerkosaan.


"Ini aku! Hey!! Buka matamu!" Hendery berusaha menyadarkan Xiaojun.

"H-hendery?" Xiaojun menatap Hendery dengan takut-takut.

"HENDERY!" Ini sungguh spontan, Xiaojun itu penakut. Ketika anak itu dengan spontan memeluk Hendery dengan erat.

Jujur Hendery merasa tak nyaman, ketika tubuhnya dipeluk erat oleh pria manis didepannya yang tanpa memakai busana! Ingat, hanya handuk.

"Lepas Xiaojun." Hendery berusaha melepas pelukan Xiaojun. Mengalihkan pandangan ke arah lain, melihat tubuh mulus Xiaojun cukup mengundang nafsu ternyata.

"Pakai ini!" Hendery melepas jaketnya dan menyodorkannya ke Xiaojun, anak itu awalnya bingung. Namun kembali sadar bahwa ia tak memakai baju!


Malunya bertambah dua kali lipat dari tadi. Mengambil jaket Hendery dan memakainya.


"Maafkan aku Hendery, aku sangat malu huhuhu!"

Hendery kembali menatap Xiaojun yang menangis, anak itu sudah memakai jaketnya.


"Kau ini bodoh sekali! Kenapa mengikuti ku?" Hendery kesal, ia kemari hanya mengambil barangnya yang di pinjam Mark, kebetulan anak itu di tempat ini, jadi ia ambil saja. Tapi Xiaojun benar-benar mengikutinya.


"Aku tidak tahu." Xiaojun mendunduk malu, ia hanya memakai handuk dengan jaket Hendery.

Padahal pria itu masih dengan pakaian lengkap.

"Dimana kau letakkan bajumu?"

"Di tempat ganti pakaian paling kiri."

"Jangan kemana-mana, aku akan kembali!"

Dan selanjutnya Hendery pergi untuk mengambil pakaikan Xiaojun.

.

.

.

.

.

"Pakai cepat! Aku tunggu diluar!" Hendery menyodorkan baju-baju Xiaojun dan keluar, meninggalkan anak itu agar cepat mengganti bajunya.

Sementara Xiaojun berusaha menutupi rasa malu dan kegugupannya.

Setelah selesai, ia kembali menemui Hendery.

"Hendery!" Lirih Xiaojun.

"Ayo ikut aku!"

Xiaojun terkejut saat Hendery menyeretnya pergi, menatap genggaman tangan Hendery yang sangat erat ditangannya.

Ia tak tahu kemana Hendery akan membawanya, yang jelas ia berterimakasih karena Hendery masih peduli terhadapnya.

Sorry!! ; henxiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang