Ardan yang sedang duduk dengan menyeduh minuman hangatnya kini melihat satu bingkai yang melihatkan potret seorang gadis yang sedang bermain di danau pada malam hari. Gadis yang menjadi alasan dia untuk bahagia. Gadis yang membuat hidupnya tak lagi suram.
Sekarang mereka harus terpisah oleh jarak, namun percayalah, sejauh apapun jarak yang memisahkan mereka, Ardan akan tetap selalu setia untuk Amara, semoga saja Amara juga begitu. Ardan hanya menuntut ilmu di sini, setelah itu ia akan pulang untuk menemui Amara. Ardan akan merindukan wajah polos gadisnya itu, merindu duduk berdua dengannya dan juga senja, dan banyak hal lain yang pasti akan di rundukan.
“Amara, aku harap kembalinya aku nanti, hubungan kita tetap seperti dulu,” monolognya.
***
Sore ini, lagi-lagi Amara hanya terduduk menatap langit. Entah halusinasi apalagi yang ada dalam pikiran Amara saat ini. Rasanya enggan tuk beranjak dari tempat ternyaman ini. tempat di mana ia bisa melepas kerinduannya, tempat dengan sejuta kenangan. Sudah menjadi kebiasaannya menatap langit sore sembari menanti kehadiran senja dan berharap ia akan mengembalikan kebahagiaannya yang telah pergi. Tapi, entah senja keberapa ini? Amara selalu saja dipermainkan oleh waktu, dan juga dihantui oleh perkataanya “Tunggu aku pulang, Amara”. Namun sampai kapan ia harus menunggu?
Sudah banyak senja yang ia lewati sendiri, tanpa Ardan. Setelah 6 bulan lamanya Amara menunggu, dan terus menunggu. Memang, 6 bulan masih sangat jauh dari target yang Ardan katakan kepadanya. Karena paling lama 2 tahun dia di sana. Tapi, 6 bulan tanpa kabar itu sudah cukup membuat kisah ini menjadi resah.
Dia tak menjanjikan akan bertemu di sini, dengan senja yang setia menemani Amara selama ini. tapi apa salahnya Amara melepas rindu?
Sebuah burung hinggap di bahu Amara, sontak saja semua lamunannya hilang. Sentuhan burung itu menarik Amara kembali pada kenyataan, lagi-lagi ia hanya bermimpi, dan bermimpi.
Benar, sampai kapan pun Amara akan selalu membenci jarak. Jarak memisahkan, jarak menyusahkan. Amara sudah lelah menunggu. Amara tak tau apakah ia masih sanggup menunggu hingga akhir?
KAMU SEDANG MEMBACA
Datang Untuk Pergi
Teen FictionTugas Kelompok Bahasa Indonesia👍 Ini novel lite, jadi singkat, padat, dan tidak jelas👍 Selamat membaca🙏