Call Me Daddy! [chanbaek hybrid!au]

🐾 gundal-gandul

CALL ME DADDY!
Park Chanyeol & Byun Baekhyun

Lokal, non baku, hybrid!cy, human!bh, a lilbit fantasy, just drabble.

 

.

 

.

 

.

 

Sebelum berangkat kerja, Baekhyun memastikan terlebih dahulu Chanyeol mau tetap tinggal atau memilih pulang. Sebab sudah hampir seminggu hybrid itu berada di apartement-nya. Apa dia tidak kasihan dengan resto sushi peninggalan si Kakek?

Tapi ternyata Chanyeol masih mau tinggal di sana lebih lama. Jadi terpaksa Baekhyun biarkan dengan mengajukan beberapa syarat.

“Saya ke kantor sebentar aja karena ini hari Sabtu. Kamu gak boleh mengacau.”

“Oke.”

“Gak boleh macem-macem juga.”

“Itu perkara gampang. Saya ini hybrid kucing, sama kayak kucing lainnya, saya lebih suka tidur dan males-malesan.”

“Bagus deh.”

“Tapi, Baekhyun. Boleh minta sesuatu gak?”

“Apa? Kalo ngajak mating lagi, saya tendang kamu.”

Chanyeol meringis kecil. “Minta makanan boleh? Selama di sini saya jadi jarang makan kecuali ngabisin makanan yang waktu itu dibawa Jongdae.”

Baekhyun melirik kantung makanan di dekat mangkuk kecil yang biasa dipakai Chanyeol. Semalam saat menuangkannya memang terasa lebih ringan. Ternyata selama ini dia hanya makan itu.

“Kamu mau makan apa? Biar nanti saya beliin sekalian pulang.”

“Makan bareng?” Mata Chanyeol berbinar, sedang telinga dan ekornya bergerak-gerak kesenangan. “Saya bisa makan apa aja.”

Baekhyun menatapnya sambil berusaha menahan gemas. “Iya makan bareng, abis itu kita ke resto kamu. Ini weekend, di sana pasti rame. Kamu gak kasihan sama pegawai kamu?”

Telinga Chanyeol yang berdiri dan bergerak-gerak mendadak turun dan tampak lesu. Binar di matanya juga hilang. “Kamu mau ngusir saya ya? Mau balikin saya ke tempat asal?”

“Oh, mau dibalikin?”

“ENGGAK!”

“Ya udah, nurut. Kamu kerja dulu, periksa ada masalah atau enggak. Saya temenin sampe selesai.”

“SERIUS?”

“Iya,” ujar Baekhyun sambil mengangkat dagunya sedikit lebih tinggi. “Tapi saya mau makan sushi. Yang banyak.”

Senyum Chanyeol kembali tampak dengan satu jempol yang dia acungkan. “Siap. Nanti saya minta mereka nyiapin yang banyak. Pulangnya mau bawa juga?”

“Bawa. Tapi kalo yang itu saya bayar.”

“Gak bayar juga gak apa-apa.”

“Gak mau,” balas Baekhyun seraya membuka pintu. “Saya berangkat dulu.”

“Hati-hati, Baekhyun!”

“Hm~” Baekhyun tak menoleh lagi dan langsung melangkah keluar. Tapi sebelum pintu benar-benar tertutup, dia kembali melongok sedikit lewat celah pintu. “Chanyeol...”