Call Me Daddy! [chanbaek hybrid!au]

🐾 kotak tisu 🔞

CALL ME DADDY!
Park Chanyeol & Byun Baekhyun

Lokal, non baku, hybrid!cy, human!bh, a lilbit fantasy, just drabble.

 
 

.

 

.

 

.

 

Agaknya Baekhyun masih memikirkan ucapan Chanyeol ketika di rumah sakit. Apa maksudnya dengan ‘nyengat kamu’? Dia tidak bertingkah yang macam-macam, kan? Atau malah berubah jadi gila? Itulah yang mengusiknya selama beberapa hari ini.

“Kamu yakin udah sehat? Masih lemes kok kelihatannya.”

Baekhyun paksakan senyumnya yang tak menyentuh mata. “Kerjaan udah gak bisa di handle dari sini, saya punya banyak bahan diskusi sama tim pengembang.”

Tidak ada yang bisa Chanyeol lakukan selain membantu Baekhyun membawakan tas kerjanya yang berisi laptop dan beberapa dokumen. Lalu mengantarnya menuju pintu. “Ya udah, tapi jangan terlalu di forsir.”

“Hm.”

“Saya ikut, ya?”

“HAH?!”

Bruk.

Tas yang sudah Chanyeol serahkan pada Baekhyun jatuh dari genggaman tangannya. Untung saja si hybrid mampu menangkapnya dengan sigap sebelum menghantam lantai.

“Ngapain?”

“Nemenin kamu. Takutnya gak ada yang ngingetin makan sama minum, atau nyuruh kamu istirahat. Kalo sakit lagi gimana?”

Tas yang belum Chanyeol kembalikan pada pemiliknya itu direbut secara paksa dan sedikit kasar hingga membuat telinganya berjengit kaget.

“Gak usah khawatir. Saya gak bakal sakit lagi dan bikin repot kamu.”

“Baekhyun, bukan itu─”

“Saya berangkat sekarang.”

“Baekhyun!” Chanyeol raih pergelangan tangannya, berharap dia mau mendengarkan. Tapi ucapannya kembali di sela.

“Kalo kamu punya banyak waktu, mending ke resto sana. Jangan ngurusin saya terus.”

Padahal maksud Chanyeol bukan begitu. Dia tidak merasa direpotkan sama sekali. Yang ada malah senang. Masalahnya adalah Baekhyun yang sedang sakit terlalu menggemaskan untuknya. Chanyeol takut dia tidak bisa menahan diri dan kelepasan ‘menyengatnya’ dalam keadaan tidak sadar.

Bisa bahaya.

Baekhyun pasti akan membencinya.

Terlalu lama berkecamuk dengan benaknya sendiri, pada akhirnya Chanyeol pun ditinggal pergi begitu saja tanpa sempat mengatakan yang sebenarnya.

.

 

.

 

.

“Temperamen Bapak nih harus diperbaiki. Jangan keseringan marah-marah terus. Kalo udah pergi, bingung sendiri kan nyarinya?”

Baekhyun memutar bola matanya mendengar ocehan sang asisten. “Saya gak bingung, Jongdae. Palingan dia lagi mojok buat tidur. Entar juga muncul lagi.”