2.1 : bad news

173 45 11
                                    

New Chapter

"terkadang, orang yang sok tau adalah orang yang langsung menyimpulkan sesuatu tanpa diteliti dan dibuktikan kebenarannya"

_._._._._._._._._

Chapter 2.1 : Bad News
Happy Reading!

setelah pulang dari sekolah, mendadak mood Ozekiel memburuk. entah karena memang harinya saja yang buruk, atau karna melihat calon gebetan tengah bercanda ria dengan beberapa orang laki-laki. kita tidak tau.

ia hanya memetik gitarnya asal, punggungnya menempel pada sandaran sofa dengan nyaman. pemikirannya kembali saat malam itu ia menghakimi Sasha dengan kalimat tajamnya. entah kenapa, kalimat itu keluar begitu saja dari mulutnya tanpa bisa ia kendalikan. campur aduk antara rasa cemburu juga rasa kecewa mungkin menjadi alasan utamanya. ia merasa sedikit menyesal telah melontarkan kalimat jahat itu. buktinya, ia tidak bisa berfikir tenang.

"kok gua dongo banget"

"pasti Sasha sakit banget sama perkataan gua"

"arghh tapi dia itu bukan cewe baik-baik. malah ngingetin gua sama orang yang paling gua benci"

Prak..
ia memukul meja kecil disamping Sofanya, meninggalkan bekas retakan yang cukup membuat kita meringis saat melihatnya. segitu kuatnya kah?

jika ada yang menanyakan perihal sang ayah, Bumi. beliau tengah berada di rumah sakit. beliau masih tidak sadarkan diri saat pagi tadi. sekarang? entahlah. Ozekiel belum menerima kabar dari aunty Zahra. adik dari Bumi.

. . .

ia membuka lembar demi lembar kain kasa yang terlilit rapih di lengannya, kain yang itu sudah ditembus oleh darah. sehingga mengharuskan untuk segera diganti. setelah terlepas, bukannya dipasang kembali dengan yang baru, ia malah membiarkannya terbuka. ya, Sasha adalah orang yang masa bodoh tentang dirinya. ia bersikap peduli kepada orang lain terlebih dahulu baru dirinya. bagaikan, ia akan menomor satukan orang lain dan ia akan menomor seratuskan dirinya. betapa langka nya manusia seperti Sasha.

Bruk..
Ia menjatuhkan punggungnya dikasur, tidur terlentang dan menghadap lurus kearah langit-langit kamarnya. tangannya terlentang lebar seperti pesawat yang siap terbang, dadanya naik turun seiring hembusan nafas yang keluar.

"hah... gue harus bersikap gimana ya didepan ka Ozekiel? kecewa ya? ya pasti lah" monolognya.

"apa gue ngejauh aja ya? gue yakin sih dia gamau deket-deket sama gue lagi. secara kan gue dikata jalang sama dia. Njirrr, apa-apaan coba?"

"oiya, gue kan belom makan siang" kejutnya, ia pun terduduk dan menatap jam weker digital diatas nakas. menunjukan pukul 22.05 malam, ia pun berjalan untuk keluar kamar. tidak lupa memakai kardigan putihnya untuk menutupi luka itu. karna sang ayah pulang hari ini. ah ralat. malam ini. entah jam berapa, Sasha pun tidak tahu dan tidak ingin tahu.

"tenang aja perut, malam ini Lo bakal gue isi hahaha" candanya dan melangkahkan kakinya turun menuju dapur.

. . .

Ting..

Csshh..

Blup.. Blup..
tangannya sibuk mengotak-atik alat dapur, ia berencana untuk membuat mie instan saja. yang rebus, ditambah sosis, sawi dan juga telur mata sapi.

When we meet each other [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang