3.4 : end

225 39 8
                                    

New Chapter
"akhir dari kisah yang bahagia adalah, merelakan dirinya dan mengikhlaskan dirinya dengan seseorang yang dapat membuatnya tertawa"

_._._._._._._._._

Chapter 3.4 : end
Happy reading

"dia pantas untuk itu"

***

ah! seperti janji diawal, jika Sasha sudah sembuh dan diperbolehkan untuk pulang kerumah, Ozekiel akan membawa Sasha ke taman hiburan. dan lihat saja sekarang. ia tengah merengek ke Ozekiel.

"Kiel! ayo kita ke taman hiburan, kan udah janji"

"bangun dong, masa tidur mulu"

"Kiel kok bulu matanya panjang?"

"Kiel, kalo bobo mulutnya ditutup yah?"

"hahaha idungnya kayak perosotan"

"wiii.. wiii" ucapnya kesenangan sambil menaik dan turunkan ujung jarinya di hidung mancung Ozekiel.

"enghh" sang empu merasa terganggu karna jemari seseorang yang berada di sekitar wajahnya, matanya membuka perlahan. masih gelap.

"ngapain?" tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur, tangannya membenarkan anak rambut Sasha yang sedikit berantakan.

"Kiel. udah bangun yah?" tanyanya polos.

"nggak, ini Kiel masi bobo"

"ih, bangun dong. kan  katanya mau ke taman hiburan"

"yaampun Acaaa.. ini baru jam 4 pagi. jam 4 pagi hey, ayam aja belom bangun" Ozekiel kaget. tentu saja. bahkan, dari celah lubang angin pun tidak ada cahaya masuk. dan lampu tidur yang temaram masih mendominasi. ya bayangkan saja, mana ada matahari yang keluar pukul 4 pagi.

"kok paginya lama sih?" Ozekiel terkekeh. kok lucu gini sih calon istrinya?

"kamunya aja yang bangun kecepetan. udah, sini bobo lagi" Ozekiel menepuk samping kasurnya yang masih luas, Sasha cemberut. tetapi tetap menurut dengan merebahkan tubuhnya disana. dengan otomatis, Ozekiel menaruh guling diantara mereka. takut kelewatan katanya.

Flashback on

matanya terbuka, ia tidak tau ini jam berapa. yang jelas dirinya sudah tidak sabar untuk pergi ke taman hiburan.

tap

tap

tap

langkah kaki mungilnya melangkah pelan, persis seperti maling. tujuannya untuk membangunkan Ozekiel dan mengajaknya pergi.

Kriet..
pintu kamar terbuka, tumben. biasanya dikunci. ah, mungkin lupa. ia mendorong perlahan pintu itu, menampilkan cahaya redup yang hanya berasal dari lampu tidur diatas nakas. matanya melebar. ia menemukan Ozekiel yang tengah tertidur nyenyak.

ia melangkahkan kakinya masuk kekamar itu lebih dalam dan menaiki badan Ozekiel. ia duduk diatas perut yang tertutup bed cover tebal dan berakhir tangannya tidak bisa diam diwajah Ozekiel.

When we meet each other [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang