3.2 : mission impossible

204 46 21
                                    

New Chapter
"ternyata bener. pepatah yang mengatakan ada gula ada semut, karna aku baru aja liat semut di pipi kamu. xixi"

_._._._._._._._._

Chapter 3.2 : mission impossible
Happy Reading!!

"jadi, apa rencana lu selanjutnya?"

"tangkep pelaku utamanya. suruhan gua bilang, dia lagi ngamuk-ngamuk nyari Sasha. dia baru aja pulang dari Jepang 2 hari lalu"

"seharusnya sih ga sulit ya, cucu orang berpengaruh" canda Cloe kepada Ozekiel. sang empu terkekeh samar.

"rencana ini ga berjalan lancar tanpa bukti dan saksi. dan lu bakal ngebantu banget"

"okay. mulai kapan kita jalanin ini?"

"malam ini" singkatnya. wajahnya terpampang senyum penuh arti. yang menular ke laki-laki disampingnya.

***

dua laki-laki terlihat memakai pakaian serba hitam. dilengkapi masker dan topi hitamnya, mereka berdua masuk ke pekarangan rumah mewah yang diduga adalah rumah Sasha. langkahnya mengendap samar, menimbulkan suara rumput yang bergesekan pelan.

Srek..

Srekk..

"kita ngapain kesini?" tanya Cloe setengah berbisik, melirik laki-laki yang bingung mencari celah dijendela besar dihadapannya. Ozekiel yang sibuk celingukan mengarahkan pandangannya ke sumber suara.

"gua mau bales dendam. sedikiiit.. aja. walaupun dia camer gua, gua tetep ga rela kalo dia penyebab utama Sasha trauma" Cloe mengangguk pelan. menyetujui ucapan Ozekiel. Ozekiel kembali mencari celah diujung jendela, dan netranya menemukan lubang kecil berdiameter 1,5 cm.

"ambil kawat sama tang" suruh Ozekiel ke Cloe yang bertugas membawa tas berisi keperluan mereka berdua. Cloe mengangguk dan mengeluarkan barang yang diperlukan.

Ozekiel dengan telaten membentuk kawat itu menjadi potongan panjang dengan lingkaran diujungnya. bertujuan untuk menarik kepala slot.

cklek..
tantangan pertama berjalan mulus, Cloe yang melihatnya berdecak kagum. bakat juga nih orang jadi maling. boleh kali minta ajarin. pikir Cloe.

"lu duluan masuk, cari keberadaan orang tua itu" suruh Ozekiel yang mendorong sedikit bahu Cloe. sang empu menurut saja, masuklah Cloe kedalam rumah diikuti Ozekiel.

tap..

tap..

sepasang telinganya mendengar samar suara dengkuran, netranya menelusuri ruangan yang gelap. hanya secercah sinar bulan yang memasuki ruangan itu dari celah lubang angin. kakinya melangkah pelan mendekati sofa besar diruang keluarga itu. semakin mendekat, semakin jelas siapa sosok yang ada disana. kakinya menggantung dengan sepatu pantofel mengkilat yang masih terpasang apik di kakinya. ternyata, diatas sofa besar dan mewah itu terdapat tuan besar pemilik bangunan ini. dirinya tertidur. sepertinya kelelahan akibat emosi yang ia keluarkan cukup banyak beberapa saat lalu.

***

matanya mengerjap pelan, kelopak matanya menutup dan membuka dengan teratur. menyesuaikan cahaya yang masuk. setelah kesadarannya pulih sepenuhnya, ia meronta-ronta. mencoba melepaskan ikatan kuat yang ia terima di seluruh badannya.

David terduduk sendirian disebuah ruangan, kaki dan tangannya diikat dengan kuat. sementara tubuhnya, terikat sedikit longgar. namun, itensitasnya lebih banyak. sehingga menutup sepenuhnya perut dan dada bidangnya. ia menggeram marah, menggigit kuat sapu tangan dimulutnya.

"arghhh, grhh aagghh" erangnya mencoba melepaskan.

erangannya berhenti kala telinganya mendengar langkah kaki. ia sedikit tenang. mungkin saja itu bodyguardnya.
tetapi saat pintu itu terbuka, ia menjatuhkan rahangnya kaget. yang datang adalah direktur utama pemilik anak perusahaannya. sekaligus pengusaha kaya raya yang menjadi pusat perekonomian negara. benar-benar orang yang berpengaruh.

beliau datang bersama 5 orang lainnya. dua diantaranya adalah Ozekiel dan Cloe yang memasang wajah datar. pria tua itu menatap remeh manusia dihadapannya. meskipun tua, Braksa Adi Chandra masih terlihat tampan dan gagah. bahkan, sedikit keriput diwajahnya tidak mengurangi ketampanannya.

"saya tidak menyangka, direktur di anak perusahaan saya punya perilaku yang sangat keji. sangat tidak beradab"

"emmph, hmmp" David mencoba bicara untuk menyangkal itu semua. tetapi mulutnya masih tertutup rapat. alhasil, ia hanya bisa diam dan memberontak.

"dipecat dengan tidak terhormat, atau di bangkrutkan perlahan. eum, atau mungkin disiksa persis seperti apa yang kamu lakukan?" David menggeleng kuat.

"ingin berbuat tapi tidak ingin bertanggung jawab, hm?"

"sepertinya, ketiganya cukup bagus. ah, ada satu tambahan. menghuni penjara bawah tanah di mansion pribadiku" Braksa berucap datar dan menusuk. sedikit mengalihkan kearah Ozekiel dan Cloe bergantian.

"dan kalian, bersenang-senanglah! Opa tunggu diluar ya" Braksa menepuk kedua bahu pemuda itu. lantas keluar dari sana dengan ketiga bodyguardnya dan menyisakan ketiga orang berbeda usia.

. . .

"om David, calon mertua" David mengerutkan dahinya bingung.

"ayah dari seseorang yang saya sayang. ayah yang seharusnya jadi cinta pertama anak perempuannya. suami yang seharusnya menjadi pelindung istrinya. tapi apa? anda tidak pantas disebut ayah, bahkan anda tidak pantas disebut manusia"

"melampiaskan emosi ke orang-orang tak bersalah, yang bahkan tidak tahu menahu dan tidak bersangkut pautan sedikitpun. menyiksa dan menyakiti wanita lemah yang parahnya masih berhubungan darah"

"ck ck ck, sangat tidak etis"

"apa layak, seseorang yang diagung-agungkan oleh orang diluar sana karna kesuksesannya, ternyata memiliki perilaku yang bahkan lebih parah dari binatang?!"

Bugh..

Bugh..

Bersambung..

*
*
*
mv sy sbuk. xixi
.
.

TBC
-authorgrumpy

see u next time guys!
jangan lupa vote dan komen

When we meet each other [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang