2.7 : passed away

224 42 5
                                    

New Chapter
"maafkan aku yang terlalu mengekangmu. sebenarnya aku hanya takut. takut jika kamu mendapatkan seseorang yang lebih sempurna dibandingkan aku yang penuh kekurangan ini. tolong mengertilah, sayang"

⚠️WARNING! CHAPTER PANJANG. AWAS BOSEN⚠️

_._._._._._._._._

Chapter 2.7 : passed away
Happy Reading!

karna janjinya saat ditelepon kemarin, Ozekiel akhirnya menunggu Sasha di minimarket dekat sekolah mereka. entah apa yang membuat Ozekiel menunggu disini, bukan didepan gerbang rumah Sasha. entahlah, Sasha hanya bilang jika ada yang harus ia beli.

netranya menangkap seorang perempuan manis tengah menenteng kantung plastik berukuran sedang di tangan kirinya. sedangkan tangan kanannya memegang tali tas yang tersampir dibahunya. perempuan manis itu berjalan santai dan riang, senyumannya senantiasa terukir untuk para pejalan kaki yang sengaja ia sapa. membuat sang pengamat itu tertular senyuman itu. Ozekiel menatap kagum perempuan itu. Sasha.

"udah. yuk" ucapnya saat kedua kakinya sudah berdiri disamping kemudi motor Ozekiel. tangannya terulur untuk meminta helm. saat helm hampir mengenai tangannya, secara tiba-tiba, helm itu sudah tersampir dikepalanya atas bantuan Ozekiel. lengkap dengan perekat yang sudah terkunci.

"dah. naik" ucapnya datar, wajahnya kembali menatap kedepan, mengabaikan uluran tangan Sasha yang terkacangi.

"udah. mau salim?" tanya nya seraya menatap tangan yang tidak mau turun itu. Sasha yang masih mematung itu menggeleng keras dan segera menaiki motor besar Ozekiel. membuat sang empu terkekeh samar.

. . .

jalanan terasa lebih lama. padahal jarak dari sekolah kerumah sakit hanya sekitar 20 km. entahlah. sepertinya Ozekiel sengaja melambatkan laju kendaraannya.

"kak, lo gapapa? kok pelan banget jalannya" tanya Sasha seraya mencondongkan tubuhnya kedepan berharap Ozekiel dapat mendengar suaranya.

"hati gua. perasaan gua gaenak Sha" ucapnya pelan, masih mengendarai motor dengan kecepatan 25 km/jam.

"berenti dulu berenti dulu" panik Sasha sembari menepuk bahu Ozekiel pelan.

Ckitt..
motor diberhentikan di pinggir trotoar, dengan cepat Sasha turun dan melepaskan helmnya. memaksa Ozekiel turut untuk duduk di kursi yang ada disana. ia menatap khawatir Ozekiel yang matanya berkaca-kaca.

"perasaan gua gaenak. Daddy.." lirihnya.

"ssst udah, lo tenang. nih gue beli minum tadi" Sasha mengeluarkan ultra mimi strawberry bergambar anna. harus gambar anna dan menyerahkannya ke Ozekiel.

"tarik nafas lo, lo gaboleh panik dan negatif thingking dulu. om Bumi baik-baik aja" itu hanya kata-kata penenang Sasha untuk Ozekiel. sebenarnya, Sasha juga ada perasaan ganjal di hatinya. tapi dia tidak tau apa itu.

. . .

setelah dirasa cukup tenang, keduanya melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda. hingga saat keduanya telah sampai diparkiran RS, handphone Ozekiel berdering kuat yang menambah getaran di jantungnya semakin memacu cepat. dengan terburu-buru ia menggeser tombol hijau dan mulai menempelkan handphone itu ke telinganya.

tiba-tiba saja Ozekiel berlari meninggalkan Sasha yang bingung. dan mau tidak mau, Sasha juga ikut berlari mengejar Ozekiel. karna jika ia tertinggal nanti, ia tidak tau dimana letak ruangannya.

When we meet each other [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang