3.1 : kamu, siapa?

237 46 15
                                    

New Chapter

"biarlah semua berlalu, biarkan perilaku burukku pergi bersama angin yang berhembus. yang terpenting, aku ada disampingmu dengan versi terbaikku"

_._._._._._._._

⚠️WARNING!! CHAPTER SANGAT PANJANG. DIUSAHAKAN UNTUK MENSCROLL PERLAHAN AGAR MAKIN TERLIHAT BANYAK. XIXI SEMOGA GA BOSEN YAW! LET'S GO⚠️

Chapter 3.1 : kamu, siapa?
Happy reading!!

harapannya ternyata tidak berjalan mulus. bahkan, sudah 2 hari ini Sasha tidak membuka matanya sama sekali. dan ia membutuhkan infus agar tubuhnya tidak kekurangan cairan. bahkan, sahabat-sahabatnya sudah bulak balik untuk menjenguk.

menggenggam tangan Sasha, mungkin sudah menjadi rutinitas Ozekiel belakangan ini. mengingat Ozekiel yang sudah tidak memiliki siapapun dirumah sana, ia terus berada di ruangan Sasha. ia hanya pulang sebentar untuk mengambil pakaian ganti. atau sekedar berkeluh kesah di makam sang ayah. itu pun hanya saat ada sang sahabat yang menggantikannya menjaga Sasha.

Ozekiel tidak ingin kehilangan seseorang lagi. ia takut jika meninggalkan Sasha sendirian, akan ada hal yang terjadi seperti kejadian dengan Bumi beberapa waktu lalu.

"lu ga cape tidur mulu? gua aja yang liatnya cape"

"jangan bikin gua makin ngerasa bersalah sama lu Sha.. itu buat gua tersiksa asal lu tau. atau lu mau bales dendam sama apa yang gua lakuin dulu ke lu?"

"kalo emang iya, selamat. lu berhasil"

penantian panjangnya kini berujung. tangan yang selalu ia genggam belakangan ini, mulai bergerak perlahan menandakan kesadarannya mulai kembali.

matanya mengerjap perlahan. terbuka dan menutup bagai slow motion, ia mulai menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya. ingin menggerakan tubuh bagian lain, tapi nihil. seluruh badannya terasa kaku. mungkin efek dari terlalu lama berbaring tanpa bergerak sedikitpun.

matanya menoleh ke kiri dan ke kanan. netranya menangkap seorang laki-laki yang tak asing di sebelahnya. laki-laki itu membatu. mungkin karna terlalu shock.

melihat Sasha yang kesusahan untuk mengeluarkan suaranya, Ozekiel bergerak untuk memanjangkan tangannya dan menggapai segelas air putih diatas nakas. fyi, Ozekiel selalu menyiapkan segelas air putih dengan tutup setiap harinya. tujuannya ya untuk sekarang ini. untuk minum wanitanya.

"minum dulu, pasti kering kan tenggorokannya" ucapnya dengan mengangkat sedikit kepala Sasha dan menyodorkan bibir gelas. diminumnya perlahan air itu.

"gimana keadaannya? ada yang sakit?" Ozekiel bertanya tenang saat gelas yang digenggamnya tadi sudah kembali ada di nakas. Sasha menggeleng kaku. ia tidak tau siapa yang mengajaknya mengobrol ini.

"kenapa? kok bingung gitu?"

"eum, kamu siapa?" tanya Sasha polos, pupil hitamnya melebar. menggemaskan.

Ozekiel tidak kaget dengan itu, ia hanya tersenyum lembut dan mengusap puncak kepala Sasha perlahan. ia mendekat ke telinga Sasha dan berbisik.

"gua orang yang berarti buat lu. dan, calon suami lu. gimana? inget?" Ozekiel memamerkan senyum teduhnya. yang entah mengapa ikut menular ke Sasha. Sasha menjawab dengan gelengan. ia masih terus saja senyum, membuat Ozekiel gemas dan berakhir mencubit pipinya lembut.

"It's okay, gua bakal bantu lu nginget"

TOLONGG.. INI KENAPA OZEKIEL JADI MANUSIA PEDEAN GINI. TANGGUNG JAWAB HEH!

malam berlalu, Sasha kembali tidur setelah makan malam tadi. disebelahnya ada Ozekiel yang tertidur di bangsal tambahan khusus untuk tuan muda Ozekiel.

matanya kembali terbuka saat mendengar suara lirihan. ia menoleh menemukan Sasha yang sedikit meringkuk dengan tangan yang bergoyang asal. alisnya mengkerut dengan keringat yang membasahi dahi dan lehernya.

When we meet each other [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang