3.3 : it's time to chill

232 44 14
                                    

New Chapter
"siapa yang menyangka, kamu yang sebegitu cerianya memiliki kehidupan yang semenyiksa ini"

_._._._._._._._._

Chapter 3.3 : it's time to chill
Happy Reading!!

terkapar sudah pria paruh baya itu. berbaring di lantai yang dingin dengan nafas yang tersendat-sendat. seluruh wajahnya dipenuhi darah dan lebam. ingin bangkit pun tak mampu.

"cepet pulih. sel tahanan telah menunggu anda. dan saya akan membawa anda bertemu dengan Sasha untuk terakhir kalinya" ucap Ozekiel dan meninggalkan David diambang batas kesadaran. sedikit membersihkan darah yang ada di punggung tangannya dan melempar sapu tangan itu sembarang.

. . .

"eum.. Kiel" Cloe memanggil ragu Ozekiel yang berjalan 1 langkah didepannya. mereka berdua tengah berjalan menuju rumah sakit.

"hm" Ozekiel hanya menjawab dengan deheman singkat. ia masih sibuk mengatur emosinya yang sempat meledak tadi. khawatir, ia kembali mengeluarkan emosinya dihadapan Sasha.

"lu.. lu ga keterlaluan tadi? dia orang tua loh" mendengar ucapan Cloe, sontak Ozekiel berhenti dan berbalik menghadap laki-laki yang terkejut.

"keterlaluan? malah itu gaada apa-apanya dibanding apa yang dirasain Sasha. dari kecil. dari kecil Sasha disakitin fisik dan mentalnya. sedangkan dia? baru sekali gua hajar"

"lagipula, di darah gua mengalir darah mafia dari Opa. gua ga kenal kata ampun buat orang yang gua benci" setelah menyelesaikan kata-katanya, Ozekiel melangkahkan kembali kakinya. meninggalkan Cloe yang terkejut. lagi.

"m-mafia.. beruntung gua ga jadi berurusan sama dia" gumamnya, dan ikut mempercepat langkah untuk menyusul Ozekiel.

***

"selamat sore, Sha.." ucapnya lembut, tangannya tergerak untuk mengusap surai Sasha yang tengah duduk diatas bangsal rumah sakit. sang empu menoleh dan tersenyum.

"Kiel!! kemana aja? Sasha cariin juga" Sasha mempoutkan bibirnya.

"haha maaf, ada urusan sebentar tadi" Sasha mengangguk mengiyakan, dan kembali mengalihkan pandangannya kearah jendela kaca.

"mau jalan-jalan?" mata Sasha melebar. tentu saja ia mau.

"wah! mau. mau, Sasha mau jalan-jalan. bosen disini" Sasha bergerak antusias, hingga surainya bergerak kesana kemari yang membuat laki-laki didepannya gemas.

"tapi tetep di area rumah sakit. Sasha masih belum boleh keluar. ke taman rumah sakit mau?"

"eum, yaudah deh"

. . .

kedua insan berbeda jenis kelamin itu menyusuri lorong rumah sakit dengan perlahan. Sasha terduduk di kursi roda dengan Ozekiel yang mendorong. padahal, Sasha sudah dapat berjalan sendiri. entahlah, yang jelas, Ozekiel hanya tidak ingin wanitanya lelah berjalan.

"Kiel?"

"iya sayang" jawab Ozekiel lembut, langkahnya masih terus berjalan mendorong kursi roda. yang memanggil menahan senyumnya. pipinya memerah karna panggilan 'sayang'. menyadari tidak ada jawaban, Ozekiel menurunkan kepalanya hingga sejajar dengan wajah Sasha.

When we meet each other [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang