21.

4.7K 324 9
                                    

Sorry for typo
.
Jangan lupa votmen

"Mark, sebelum nya saya ingin berterima kasih, ya mau bagaimana pun ini kesalahan mu namun ketulusan mu dalam bertanggung jawab membuat saya lega" ujar wanita paruh baya itu yang langsung menyita perhatian dokter Lee ini yang tengah mengecek kondisi anak nya.

"Tidak masalah, bukan kah ini yang seharus nya saya lakukan sebelum nya saya juga meminta maaf, karena saya––"

"Tidak dokter, sepenuh nya bukan salah mu, mungkin yeji terlalu memaksa mu untuk bertanggung jawab, ya begitu lah anak itu" Mark tersenyum canggung.

"Yeji tidak sepenuh nya salah, saya tau kesalahan saya dan sebisa mungkin saya akan bertanggung jawab"

Wanita tua itu terdiam.

"Sejauh ini keadaan nya sudah membaik tinggal menunggu dia sadar dari koma nya, jika begitu saya permisi" mark keluar dengan suster yang berjalan di belakang nya.

***

Di sini lah jaemin sekarang masih dengan keadaan yang sama namun semakin memburuk.

Bibir putih pucat, wajah masih dengan darah mengering yang semalam terus mengucur di pelipis nya dan jangan lupa kan wajah tertunduk dengan mata terpejam namun masih dalam keadaan sadar.

Demi tuhan aku sudah tidak tahan!?.

//Ceklek

Pintu itu di buka dengan jaemin yang perlahan mulai mengangkat wajah nya dan membuka mata nya untuk menatap siapa yang masuk.

"Hyung, aku membawa mu makanan, renjun Hyung tengah pergi, sebelum nya aku minta maaf, ah tidak renjun memang gila" ujar pemuda itu dengan mendekati jaemin dan sedikit berjongkok untuk menyetara kan tubuh nya dengan pemuda manis dengan wajah yang tercampur dengan warna merah darah yang mengering.

Jaemin tidak menjawab, hanya terdiam kepala nya sudah terasa begitu pening di tambah posisi nya yang terduduk dengan tangan dan kaki yang terikat.

"Aku tidak bermaksud melakukan ini pada mu tapi aku melakukan ini karena dendam yang terlalu besar pada Jeno"

Jaemin terdiam namun pikiran nya terus bercabang memulai pertanyaan beserta paragraf untuk mengisi setiap pertanyaan yang ada.

"Ada apa dengan Jeno?" Dari banyak nya pertanyaan yang bercabang entah mengapa pertanyaan itu yang keluar dari mulut nya.

P

emuda bermarga kim itu menghela sebentar menetral kan keadaan sebelum kembali berbicara.

"Ku cerita kan sedikit, kakak ku dulu mencintai Jeno saat mereka masih menduduki bangku SMA namun sebelum menyatakan cinta nya, Jeno malah menyatakan perasaan itu pada seseorang, dia depresi mendengar pengakuan itu hingga dia menelan 15 butir pil di sertai sayatan tepat di urat nadi nya, dia meninggal tepat di hari di mana Jeno menyatakan cinta itu pada orang yang dia sukai"

Jaemin terdiam. "Aku begitu menyayangi kakak ku dan aku membenci Jeno setelah tau fakta bahwa kakak ku meninggal karena diri nya" lanjut pemuda Kim itu.

Pemuda itu tertunduk dengan air mata yang perlahan mulai turun.

Serumit ini kehidupan yang terjadi.

Keluarga yang awal nya menjadi satu harus pergi secara perlahan di ganti kan dengan kehidupan baru, dunia baru dan masalah baru yang datang dari masa lalu.

The Mafia [ nomin✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang