The Mafia [ nomin✓]

18.

Sorry for typo
.
Jangan lupa votmen

Malam telah berganti dan saat ini mereka sudah berada di negara sakura tersebut.

Ni-ki begitu senang bisa berkumpul dengan keluarga nya tanpa ada rasa tertekan, tawa nya, canda nya bisa jaemin rasa kan, kebahagiaan itu kembali.

Dan saat ini jaemin sedang duduk dengan nenek pemuda seusia remaja itu.

Ah kakek nya ternyata sudah tiada tepat satu tahun lalu.

Nenek nya hidup sendiri?, Jawaban nya tidak, nenek hidup dengan di dampingi bibi jum–art rumah mereka.

"Jika kau bertanya tentang penggelapan uang itu, jawaban nya tuan na, dia pelaku utama permasalahan itu, mungkin usia ku tidak muda lagi namun memori akan hal itu dan berita yang beredar cukup membuat ku mengingat semua nya"

Deg

Jantung jaemin rasa nya berhenti berdetak, tolong katakan jika tuan na yang di maksud bukan ayah nya.

"Dia na siwon" lanjut wanita lansia itu.

Mendengar penuturan itu membuat jaemin terdiam mematung, itu ayah nya.

Apa sekarang?,

Ayah nya dalang dari permasalahan ini?,

Tidak cukup kah ayah nya membuat nya menderita dengan cara menelantar kan nya?,

Sulit di percaya.

Jeno yang sedang duduk di sebelah Jaemin hanya bisa terdiam,

Dia tau ini semua tapi dia tidak tau menahu tentang ni-ki dan orang tua nya.

Ingat kan lah jika mata² dia sudah terlalu banyak.

Dan perlu di ingat tuan na bisa Jeno kenal karena nyonya yoona.

Dunia ini begitu sempit, jaemin milik nya karena kesalahan ibu nya dan sekarang anak baik menyelamat kan nyawa istri nya namun tidak dengan kelakuan ayah nya yang sudah menyebab kan anak itu menderita dalam hidup nya hingga putus sekolah.

Semua hal ini memang tidak terduga.

Jaemin masih terdiam dalam duduk nya yang tepat berada di sebelah Jeno, raga dan jiwa nya memang ada di sini namun tidak dengan pikiran nya yang tidak berada di tempat nya sekarang.

"Saya sangat berterima kasih karena tuan Lee Jeno dan anda Lee jaemin yang sudah mau mengantar kan cucu nya sekaligus sudah bersedia menginjak kan kaki di rumah ini, saya sangat berterima kasih"

Jaemin hanya tersenyum dengan yang juga hanya tersenyum tipis, hanya untuk menghormati orang yang lebih tua.

"Ni-ki sebenar nya sudah di cari beberapa tahun yang lalu namun karena memang Seoul itu sangat luas jadi kami sedikit susah untuk menemukan nya bahkan sudah pada tahap pasrah namun untung lah dia kembali"

"Kami turut merasakan kebahagiaan itu" ujar jaemin dengan senyuman nya.

Wanita tua itu tersenyum ramah.