17.

4.7K 359 9
                                    

Ceklek

Pintu apartemen itu tertutup dari dalam, menampak kan tubuh mungil dan cukup tinggi milik renjun.

"Ah ternyata kau sudah pulang?"

Ujar nya pada seorang pria yang sudah duduk di sofa.

"Hm, apa rencana mu?" Renjun menyampir kan cardingan rajut di kursi meja makan lalu menatap ke arah pria itu sekilas setelah nya menuangkan segelas air putih ke gelas.

"Kita akan pergi ke Jepang" ujar nya setelah nya diri nya meminum air putih itu hingga tandas dan menaruh nya kembali ke meja lalu beralih duduk di sofa single sebelah sofa panjang yang di duduki oleh pria berumur remaja itu.

"Apa maksud mu?, Apa itu tidak terlalu jauh?"

Renjun menghela sebelum menjawab pertanyaan yang di lontar Kan pada nya. "Dia pergi ke Jepang besok dan kita bisa–" ujar nya terputus dan di lanjut kan dengan bisikan pada telinga pria berumur remaja itu.

Hanya sekitar 10 detik bisikan itu terjadi setelah nya renjun menjauh kan wajah nya dari pemuda bermarga kim itu.

"Kau yakin?" Ujar nya dengan kurang percaya. "Yakin, mengapa tidak?, Jika begitu mereka akan mati bersama bukan?"

Sejenak pemuda itu berpikir, benar juga, renjun membenci jaemin dan sunoo membenci Jeno. "Aku yakin jika kau yakin"

"Bagus, persiap kan diri mu untuk besok, istirahat lah"

Setelah mengucap kan itu renjun langsung pergi ke dalam kamar nya dengan pemuda itu yang menyandar kan tubuh nya pada sofa.

Huh, dia sedikit ragu namun, ya sudah lah.

Bukan kah ini yang dia mau?.

***

Di malam yang sama jaemin tengah duduk termenung di balkon kamar mansion kota ini.

Memandang kendaraan berlalu lalang sejenak dia melamun, yang entah melamunkan apa.

Fokus nya teralih kala ponsel nya berdering dan ternyata itu panggilan dari pihak kampus, wajar sih jaemin sudah izin terlalu lama bahkan besok seperti nya dia harus izin juga.

"Hallo prof"

"..."

"Maaf karena terlalu banyak izin tapi saya juga bingung, urusan ini terjadi begitu mendadak dan besok saya juga seperti nya harus izin"

"..."

"Terima kasih atas pengertian anda"

"..."

"Baik prof"

Sambungan itu terputus dengan jaemin yang hanya menghela namun saat setelah beralih menatap ke arah jalanan itu, diri nya mencium parfum khas milik suami nya, Jeno sudah berdiri di samping nya.

"Aku tidak yakin jika kita pergi ke Jepang" ujar nya dengan menoleh kan kepala nya menghadap ke arah Jaemin, begitu pun dengan jaemin yang sekarang menatap Jeno dengan mengernyit kan dahi nya meminta penjelasan akan ucapan nya itu.

"Apa maksud mu?"

"Entah lah, firasat ku mengarah ke hal yang negatif"

Jaemin terdiam.

"Itu hanya firasat mu"

Jaemin berdiri tepat di depan Jeno yang sekarang sudah memasuk kan ke dua tangan nya ke dalam saku celana milik nya.

The Mafia [ nomin✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang