Saat dua kata itu meluncur dari mulut Alex, terlihat Jerry begitu terkejut karena temannya itu kali ini mau keluar dari lingkaran kelam pikirannya.
"Dia adalah pelayan baru di sini,bnamanya Elina." jawab Jerry memperkenalkan Elina dan tatapan mata Alex hanya tertuju pada seorang Elina saja.
"Aku tidak suka suaranya." ucap Alex begitu dingin menatap Elina dengan tidak sukanya.
Sedangkan Elina terlihat sangat terkejut serta takut akan arti tatapan mata sang tuan yang dilayangkan untuknya.
"Kenapa Tuan tidak suka suaraku?" tanya Elina takut dan hati-hati.
"Hanya tidak suka." ucap Alex datar dan mengalihkan pandangannya ke arah jendela lagi tanpa menatap Elina seperti tadi.
"Jika Tuan tidak suka pasti Tuan memiliki alasan tersendiri, tapi Tuan inilah suaraku dan inilah diriku mungkin terlihat sama akan sesuatu hal yang Tuan tidak sukai, tapi jika Tuan lebih memperhatikan Tuan akan mengerti di mana letak perbedaannya." ucap Elina dengan pelan dan dengan seulas senyuman lembutnya.
Meski Alex tidak menatap Elina tapi dia dapat merasakan bahwa Elina tersenyum ke arahnya dan entah mengapa itu membuat hatinya menghangat.
"Alex, Elina dan dia berbeda mereka bukanlah orang yang sama." ucap Jerry memberi pengertian sedangkan Alex kembali terdiam dan tenggelam dalam pikirannya serta tidak mempedulikan Jerry ataupun Elina.
"Tuan Jerry sepertinya tuan Alex sudah tenggelam lagi." ucap Elina pelan sedangkan Jerry menghembuskan napasnya lelah.
"Kau benar Elina, ayo kita pergi dan biarkan Alex sendiri." Jerry menatap penuh rasa sedih dan mengajak Elina pergi.
"Tuan saya pergi sebentar." ucap Elina dengan sopan pergi mengikuti Jerry dengan tatapan tidak relanya.
Setelah kepergian Elina dan Jerry terlihat Alex menangis dalam diamnya.
"Kau bukan dia,vkau membohongiku." ucap Alex dalam hatinya dan meneteskan air matanya lalu memejamkan matanya. "Kapan kau akan melepaskanku dalam siksaan ini, ini sungguh sangat menyakitkan?"
Setiap saat di jam makan, Elina selalu mengantarkan makanan untuk Alex meskipun Alex sama sekali tidak memberinya respon tapi ini sudah lebih baik dari saat terakhir mereka bertemu karena Alex selalu mau makan dan Alex menayakan siapa dirinya.
Secara perlahan Alex menunjukkan sedikit perkembangannya yang mau makan meskipun tidak habis dan hanya mau Elina yang menyuapinya.
Abraham sangat berharap besar pada Elina karena itu sekarang Elina mendapatkan kepercayaan untuk menjadi pelayan pribadi Alex.
Seperti saat ini terlihat Elina yang mengantar makanan untuk Alex dan melihat tuannya yang duduk di kursi yang diletakkan didekat jendela kamarnya dengan tatapannya yang lurus ke depan dan tanpa mengulas sebuah ekspresi.
"Pagi Tuan Alex." Elina mendekatinya dan menyapanya dengan senyum ramah serta sopan seperti biasanya.
Awalnya Alex sama sekali tidak merespon Elina hingga tiba-tiba saja dia mengalihkan tatapannya dan kali ini menatap Elina begitu intens, membuat gadis itu terkejut bukan main apalagi dia sendirian sekarang dan tidak ada dokter Jerry yang menemani membuatnya begitu gugup.
"Ada apa Tuan, Tuan ingin sesuatu?" tanya Elina gugup dan sangat hati-hati takut jika tuannya akan memberontak serta marah dihadapannya seperti kemarin lalu, tapi dalam hatinya dia sangat bahagia dengan Alex yang kali ini mau tersadar.
"Apa yang kau bawa?" tanya Alex dengan pelan tapi tatapan matanya tetap memperhatikan Elina seperti mencari sesuatu yang ada dalam diri seorang Elina.
"Sarapan pagi untukmu, Tuan Alex." ucap Elina dengan seulas senyuman lembut menenangkannya untuk membuat dirinya sendiri tenang dan membuang segala kegugupannya karena tatapan mata Alex yang begitu tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Depresi Tuanku
RomanceElina Melvina hanyalah seorang gadis biasa yang bekerja sebagai pelayan di sebuah mansion yang megah dan mewah tapi tak seindah seperti tampak di luar saat masuk ke dalam,keadaan rumah atau mansion tempat dia bekerja yang tampak hanyalah kehampaan d...