Di depan pintu kamar Alex, Elina menempelkan jarinya di bibirnya mengingat ciuman singkat dan pertama kali yang dia rasakan, yang dilakukan dengan paksa oleh Alex rasanya sungguh tidak bisa dia gambarkan saat asyik melamun dan memikirkan arti perasaan itu tiba-tiba saja ada seseorang yang mengetuk pintunya dan Elina segera membukanya ternyata salah satu temannya.
Elina masuk ke dalam dan dia melihat tuannya yang sangat ketakutan dengan tatapan kosongnya dan Abraham terlihat menatap sedih putranya, "Tolong tenangkan Alex, Elina."
Elina segera menghampirinya, "Tuan anda baik-baik saja?"
Alex mengangkat wajahnya dan menatap Elina dengan penuh rasa khawatir lalu langsung memeluknya, "Jangan tinggalkan aku."
Elina menghembuskan napas lega melihat tuannya yang sudah kembali dan tidak kembali tenggelam dalam pikiran gelapnya, walaupun dia sepertinya masih sama menganggap Elina seperti orang di masa lalunya, "Aku tidak akan meninggalkan Tuan."
"Janji jangan tinggalkan aku." Alex menatapnya dengan tatapan memohonnya.
"Iya Tuan itu janjiku, sekarang mana jari kelingking Tuan, pinky promise." ucap Elina dengan lembut dan tersenyum tipis lalu menakutkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking milik Alex.
"Sekarang Tuan tidur dan istirahat ya." Elina menuntun Alex ke tempat tidur lalu Abraham menyuruh semua anak buahnya untuk keluar begitu pun dengan dirinya dan menyerahkan seluruhnya pada Elina, saat melihat Alex sudah terlihat sedikit tenang.
"Istrilah Tuan, aku akan keluar." saat akan pergi, Alex menahnnya dan menarik tangannya begitu kuat hingga Elina terjatuh di ranjang dan menimpah dada tuannya.
Elina tentu saja dibuat terkejut lagi, jujur saja dia belum terbisa untuk terlalu dekat dengan tuannya bukan karena takut akan penyakit depresi Alex dengan perubahan mood yang tidak menentu, tapi takut dirinya yang jatuh dalam pesona Alex karena baginyaa itu sasang dilarang.
"Jangan pergi, jangan tinggalkan aku lagi temani aku di sini." Alex memeluk Elina dengan begitu erat dan membuat Elina tidak nyaman.
"Aku tidak akan meninggalkan Tuan bukankah aku sudah mengatakannya dan berjanji. Jadi sekarang lepaska aku Tuan, posisi kita tidak baik, bagaimana jika ada yang melihat dan memandang kita dengan banyak hal buruk?" ucap Elina pelan.
"Kenapa tidak baik kau tidak suka jika aku memelukmu, kenapa pedulikan omongan orang lain?" tanya Alex dengan ekspresi sedihnya dan Elina yang memerah merona karena malu.
"Bukan seperti itu...."
"Ya sudah temani aku tidur, aku lelah." Alex memotong ucapan Elina dengan cepat tanpa melepaskan pelukannya hanya saja dia memindahkan posisi Elina untuk tidur di sampingnya lalu dia mulai menutup matanya.
Elina hanya bisa menghembuskan napas pasrah dan ikut tidur bersama Alex tidak ada cara yang lainnya karena Alex memeluknya begitu erat tidak ingin melepaskannya.
Saat Elina sudah tertidur dengan pulas, Alex membuka kelopak matanya dan menatap Elina yang tengah tertidur dengan beribu arti tatapan lalu dia mengusap lembut pipi Elina.
"Wajahmu memang berbeda tapi tatapan mata dan perilakumu sangat sama dengan Kristal, aku akan melindungimu karena kau seseorang yang dikirimkan Kristal untuk menjagaku. Aku tidak akan membiarkan mereka menyentuh dan menyakitimu seperti dia, menyakiti Kristal tepat di mataku aku tidak akan lemah untuk kedua kalinya." ucap Alex dengan serius dan membawa Elina ke dalam pelukannya dan ikut tidur.
Saat Alex tenggelam dalam tidurnya dia merasa seperti bertemu dengan seseorang yang dia cintai sosok wanita cantik menggunakan gaun putih dan sangat bercahaya serta mengulas senyum cantiknya.
"Kristal, apa itu kau?" tanya Alex dengan tatapan sedih dan rindunya.
"Iya ini aku, Alex." ucap seseorang itu di alam bawah sadarnya.
"Aku merindukanmu, Kenapa kau pergi meninggalkan aku sendirian di sini?" ucap Alex dengan sedih.
"Maafkan aku Alex hanya saja kita memang tidak bisa bersatu, aku harus pergi lebih dulu dalam pelukan Tuhan tapi satu hal yang harus kau ketahui jika aku sangat mencintaimu. Sekarang ada seseorang yang harus kau jaga untukku, jangan biarkan seseorang yang bersedia membantumu untuk bangkit disakiti dan disentuh oleh dia sama seperti aku dulu.
Lanjutkan hidupmu jangan tenggelam dalam rasa sesal masa lalu, ikhlaskan aku untuk pergi, jangan merasa bersalah karena itu bukan salahmu ini semua jalinan takdirku Alex. Aku harap kau selalu bahagia untukku." ucapnya dengan tersenyum cantik dan Alex yang menangis mendengar ucapan wanita yang dia cintainya."Apakah aku bisa, kenapa kau tidak membawaku untuk pergi bersamamu? Aku tersiksa di sini sendiran." ucap Alex dengan tangis pilunya.
"Kau bisa sayang, ada Elina dia akan membantumu untuk bangkit maaf aku tidak bisa membawamu bersamaku, belum saatnya waktumu pergi karena ada banyak hal yang harus kau kerjakan dan perbaiki. Maafkan aku jika aku mengikatmu dalam rasa sakit yang membuat hatimu tersiksa dan gelisah, setelah ini aku akan pergi dalam bayang-bayang pikiranmu dan kau harus bangkit menata hidupmu kembali.
Makan yang teratur, perbanyak istirahat jangan pikirkan apapun, perbanyak tersenyum, olahraga dan bahagia selalu." ucap Kristal dengan lembut dan tersenyum penuh haru dan suaranya yang perlahan semakin menghilang begitupun juga dirinya yang menjadi kepulan asap.Alex hanya bisa menangis dan meratapi kepergian Kristal yang menghilang, "Jangan pergi sayang, Kristal!...."
Elina yang tertidur di samping Alex seketika itu juga langsung terbangun saat mendengar Alex berteriak menyembut nama Kristal dalam tidurnya serta matanya yang basah karena menangis, Elina segera membangunkannya. "Tuan anda baik-baik saja."
Saat mendengar suara Elina, Alex segera membuka matanya lalu bangun dan langsung memeluk Elina dengan menangis, "Dia sudah pergi Elina, dia meninggalkan aku."
Elina tidak berbicara apapun tapi dia mengusap lembut punggung tuannya, "Tuan harus melepaskannya dan mengiklaskan dia pergi, jika Tuan masih menahannya Tuan akan menyiksanya, dia tidak akan bisa tenang dan kalian berdua akan sama-sama tersiksa."
"Jika hal itu cara terbaik untuk membuatnya bahagia aku akan mencoba melakukannya tapi temani aku, bantu aku melewati masa sulit ini dan jangan pernah tinggalkan aku." ucap Alex dengan memohon sambil memeluknya erat, Elina menganggukkan kepalanya lalu tanpa sadar membalas pelukan tuannya agar tuannya tenang tanpa memikirkan apapun dan mereka kembali tidur bersama.
Di sore harinya Elina terbangun lebih dulu dan saat menyadari posisinya yang lagi-lagi berada di pelukan Alex, membuatnya langsung terbangun dan beruntung Alex tidak ingin terbangun.
Dia memukuli kepalanya pelan dengan semburat merah malu, menggerutu pelan agar tuannya tidak terganggu, "Bodoh kau Elina, bagaimana kau bisa ikut tertidur disaat bekerja terlebih dipelukan tuanmu, astaga jangan lakukan lagi."
Setelah itu dia turun dari ranjang Alex, lalu menyelimutinya dengan benar, "Maafkan aku yang lancang karena memelukmu tuan, aku benar-benar tidak ada maksud apapun selain membuatmu tenang. Aku berdoa semoga tuan cepat sembuh."
Lalu dia keluar dari kamar tuannya, Alex sendiri tersenyum tipis mendengar gerutuan Elina dan sebenarnya dia sudah bangun lebih dulu sebelum Elina membuka mata, tapi dirinya enggan melepaskan pelukannya yang terasa sangat nyaman saat memeluk pelayan pribadinya itu, hingga menunggu Elina sendiri yang melepaskan pelukannya.
TbC
Maafkan typo dan lainnya😭🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Depresi Tuanku
Lãng mạnElina Melvina hanyalah seorang gadis biasa yang bekerja sebagai pelayan di sebuah mansion yang megah dan mewah tapi tak seindah seperti tampak di luar saat masuk ke dalam,keadaan rumah atau mansion tempat dia bekerja yang tampak hanyalah kehampaan d...