10: Aku Elina,Tuan

2.3K 141 6
                                    

Bugh....bugh....

Terdengar suara adu pukul selama beberapa menit dan perasaan Elina dibuat takut dengan detak jantung yang berpacu cepat, hingga tak lama tidak terdengar lagi suara saling memukul, saat pria yang tidak diketahui oleh Elina itu datang serta menyuruh beberapa orang untuk menyerang balik, terakhir dia mendengar suara seorang pria yang melaporkan keadaan, "Tuan anda sudah aman."

Elina mendengar Alex menghela napas lega lalu melepaskan pelukannya, "Sudah aman sekarang sayang, ayo kita pulang."

Elina terlihat terkejut mendengar panggilan Alex untuk dirinya dengan tubuh yang bergetar ketakutan, dia membawa Elina untuk masuk ke dalam mobil yang sudah terparkir saat beberapa orang mengelilingi dia dan Elina serta melindungi keduanya.

Di dalam mobil Alex memeluknya dengan erat dan terus meracau penuh rasa khawatir, "Semua akan baik-baik saja sayang."

"Tuan juga tenang, semua akan baik-baik saja." ucap Elina dengan lembut dengan mengusap tangan Alex yang gemetaran, meskipun dia sendiri tidak tahu apa yang membuat tuanya bisa begitu ketakutan seperti itu.

Beberapa menit di perjalanan akhirnya mereka sampai juga di mansion, lalu Alex keluar lebih dulu dengan membuka pintu mobil dengan langkah angkuhnya, penuh waspada lalu dengan penuh hati-hati mengajak Elina keluar.

"Jangan mendekati aku dan Kristal." ucap Alex dengan nada dinginnya membuat para anak buah ayahnya menghentikan langkahnya seketika lalu dia menangkup kedua pipi Elina, mengusapnya dengan lembut, "Sayang semuanya baik, kau tidak perlu takut lagi."

Sedangkan Elina dia terlihat terkejut mendengar Alex menyebut nama orang lain dan bukan namanya membuat batinnya bertanya-tanya siapa yang dimaksud Alex 'Siapa itu Kristal?'

Elina mengangguk pelan, menatap mata Alex yang begitu khawatir dan seperti takut kehilangan dirinya tapi tatapan mata itu kosong dia seperti bukan sedang menatapnya lalu Elina memegang tangan tuannya, "Tuan aku baik-baik saja dan aku Elina."

Ucapnya dengan nada pelan dan saat mendengar nama Elina yang disebutkan, membuat Alex menurunkan tangannya dari memegang wajah Elina, "Kau bukan Kristal? Jangan bercanda sayang, aku tahu dirimu."

Alex tertawa dan menganggap ucapan Elina hanya sebuah candaan saja, "Aku Elina Tuan, pelayan pribadi Anda."

Mendengar ucapan Elina yang begitu tegas membuat Alex menggelengkan kepalanya kuat, "Jangan menyebut nama orang lain sayang, kau Kristal kekasihku, jika kau menyebut nama Elina lagi aku akan sangat marah padamu!"

"Tapi aku benar-benar Elina Tuan." Elina berusaha meyakinkan Alex.

"Tidak!!" teriak Alex dengan marah dia tidak terima saat Elina terus memberitahu kebenaran namanya, "Aku marah denganmu kali ini Kristal, aku tidak suka kau tidak mau mengakui dirimu sendiri!"

"Tapi aku Elina Tuan, aku mohon ingatlah aku."
Elina sangat memohon tapi Alex justru menatapnya dengan sangat tajam dan dengan gerakan cepat dia menyelipkan tangan kanannya di punggung Elina dan tangan kirinya yang menangkup pipi gadis itu, lalu dia mencium bibir Elina dengan sedikit kasar.

Membuat Elina terkejut bukan main dan semua para anak buah serta Abraham yang sejak tadi di sana, dibuat sangat terkejut akan tindakan Alex.

Tapi tak lama Alex melepaskan kecupannya dan menatap Elina dengan tatapan terlukanya, dia menyadari jika ciumannya dengan Elina memiliki rasa yang berbeda dengan milik seseorang bernama Kristal sang kekasihnya.

"Kau bukan Kristal?" ucapnya dengan menangis lalu jatuh terduduk di lantai marmernya yang dingin, "Kau bukan Kristal, mengapa kau tega menyamar menjadi dirinya? Kau jahat, kau melukaiku!"

Alex menangis dengan rasa kecewa, marah dan kesal menjadi satu hingga dengan tega dia kembali mendorong Elina hingga gadis itu terjatuh, "Kau jahat!"

Alex menatapnya penuh kebencian tapi Elina tidak dia justru ikut menangis lalu berdiri dan mendekati Alex untuk memeluknya, "Jangan memelukku, kau jahat! Kau menipuku...."

"Aku tidak bermaksud menipumu Tuan, tapi inilah diriku, aku Elina bukan Kristal maafkan aku Tuan," ucap Elina dengan tangisnya.

"Lepaskan aku, kau bukan Kristal!" Alex menangis hebat dengan mendorong kuat tubuh Elina yang memeluknya sangat erat.

"Aku tidak akan melepaskan Tuan, aku akan selalu bersama Tuan. Aku ingin menyembuhkan Tuan dari belenggu masa lalu kelam, itulah janjiku." ucap Elina dengan suara bergetarnya dan masih memeluk Alex tidak peduli Alex yang mendorong tubuhnya.

"Hati ini sangat sakit saat tahu kau bukan dia, kenapa jalan hidupku seperti ini! Hiks.... " Alex menangis dan tidak mendorong tubuh Alina lagi.

Semua orang yang melihat kedekatan dan drama mereka berdua, hanya bisa terdiam serta terpaku tidak ada yang berani mendekat.

"Mengapa semua yang aku sayangi justru meninggalkan aku sendirian? Dulu mamaku, setelah itu Kristal, mengapa Tuhan sangat serakah hingga mengambil semua cintaku? Aku lelah merasakan rindu ini, rindu ini menyiksaku, memori menakutkan itu juga menyerangku aku takut." ucap Alex dengan tangis dan rasa kecewanya.

"Tuhan memiliki rencana tersendiri untuk orang-orang yang Tuan sayangi, bukan berarti dia serakah, Tuhan hanya teramat menyanyangi mereka jadi dia membawa orang-orang yang tuan sayangi lebih dulu. Tuhan tidak ingin orang-orang yang Tuan sayangi menderita lebih lama tinggal di dunia ini.
Tuan harus menerima takdir ini dengan lapang dada, doakan mereka agar bisa tinggal di sisi Tuhan dengan tersenyum cantik, jika Tuan tidak mengikhlaskan mereka, Tuan hanya menyiksa mereka di atas sana." ucap Elina dengan panjang dan semakin membuat Alex menangis.

"Aku tahu tidak mudah untuk dijalankan saat Tuan sangat menyanyangi kedua orang itu tapi hidup harus tetap berjalan, percayalah mereka akan selalu hidup di hati Tuan." lanjutnya.

Mendengar ucapan Alex yang penuh kesedihan dan rasa lelah membuat semua orang yang mendengar ikut merasa sedih dan setelah mendengar kalimat terakhir Elina membuat pandangan Alex memburam, kepalanya semakin terasa sakit hingga rasanya ingin pecah dan seketika itu juga pandangannya menggelap dan dia pingsan.

Elina sangat terkejut dan khawatir lalu dia berteriak meminta tolong membuat para bodyguard yang sedari tadi diam, langsung menghampiri mereka dan membopong tubuh Alex dengan penuh hati-hati.

Elina ikut masuk ke dalam tapi saat akan menuju kamar Alex, langkahnya dicegat oleh beberapa oelayan yang menatapnya dengan banyak tatapan dari senang, suka, benci dan tidak suka karena kedekatannya dengan Alex.

"Kau hebat bisa merasakan ciuman Tuan muda, bagaimana rasanya?" tanya salah satu temannya yang mendekatinya dan terlihat penasaran serta tak lupa senyum jahil menggodanya.

"Beri aku triknya agar aku bisa mendekati tuan dingin itu, meskipun dia sedikit gila pesonanya tidak bisa dimainkan dan aku rela merawat serta menjaganya." ucap seorang lagi dengan senyum semangatnya, yang gila.

"Kedekatan apa yang kau miliki dengannya, hubunganmu sudah berkembang sampai mana, ku tidak menyangkah kau diam-diam menghayutkan juga!" ucap seorang lagi dengan tatapan tidak sukanya serta rentetan pertanyaannya.

"Itu bukanlah suatu kehebatan dan aku tidak memakai trik apapun untuk bisa dekat dengan tuan Alex, aku hanya berusaha menolongnya untuk bisa sembuh dan kembali hidup normal seperti biasa. Kedekatan kami hanya sebatas majikan serta pelayan, tidak lebih dari itu dan aku sama sekali tidak memiliki niatan untuk mendekati ataupun memilikinya." jawab Elina dengan tegas lalu segera naik ke lantai atas.

Elina cukup kesal dengan teman-teman pelayannya yang memiliki pemikiran sempit seolah dia berusaha mendekati Alex, padahal dia benar-benar tidak memiliki niatan seperti itu, dia hanya ingin Alex sembuh itu saja. Dan mereka juga ingin merawat Alex, mereka pikir semudah itu, dia saja harus berusaha ekstra agar mendapatkan kepercayaan Alex untuk dapat masuk dalam lingkaran hidupnya.

TbC
Maafkan typo dan lainnya.

Depresi TuankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang