9: Jalan berdua

2K 150 5
                                    

"Elina, bangunlah sebentar lagi akan sampai." Alex membangunkan Elina saat bis akan berhenti di tempat tujuannya dengan nada lembutnya, hingga Elina terbangun membuka kelopak mata indahnya dan Alex bisa menatap mata hitam bening meneduhkan itu lagi.

"Maaf aku ikut ketiduran Tuan." ucap Elina sopan dan malu.

"Tidak apa." ucap Alex singkat dan melepas earphonenya, "Terima kasih, lagumu sangat menenangkan."

"Iya sama-sama." ucap Elina dengan tersenyum.

Lalu tak lama bis berhenti dan mereka berdua segera turun, ternyata tujuan Alex adalah sebuah taman yang tidak terlalu ramai namun terlihat sangat menenangkan dan nyaman.

Alex menggenggam tangan Elina begitu erat seolah tidak ingin melepaskannya dari genggamannya. Mereka berdua berjalan santai mengelilingi taman saat mereka lelah, mereka memilih untuk duduk di bangku taman diam di sana tidak membuka pembicaraan apapun.

"Tuan anda haus?" tanya Elina dengan lembut dan Alex menganggukkan kepalanya pelan.

"Baiklah tunggu di sini sebentar, aku akan membelikan minum untuk Tuan." ucap Elina dengan lembut.

"Tidak, ayo kita beli bersama dan mencari tempat makan aku juga lapar." ucap Alex dengan dingin dan langsung bangun dari duduknya serta kembali menggenggam tangan Elina lagi.

Lalu mereka berjalan sebentar untuk mencari taksi, saat menemukannya mereka menaikinya dan Alex mengatakan ke mana tujuannya di sebuah cafe yang letaknya lumayan jauh saat Elina akan membayar taksinya tangan Alex yang lebih dulu memberikan uang.

"Simpan uangmu dan ayo masuk." ucap Alex dengan wajah dinginnya dan menarik tangan Elina.

Saat mereka sudah ada di dalam cafe, Alex mulai memesan dua milkshake coklat serta dua waffle, Elina benar-benar duduk dengan perasaan gugupnya, apalagi Alex kembali menatapnya dengan tatapan memikatnya yang baginya sangat tidak baik untuk jantungnya itu membuatnya menundukkan kepalanya.

"Matamu sangat cantik dan meneduhkan, aku menyukainya jadi jangan menunduk saat berada dihadapanku." ucap Alex dengan serius namun juga tersenyum sangat tipis, membuat Elina langsung mengangkat wajahnya, "Seperti ini aku jadi bisa melihat mata cantikmu lagi."

Semburat merah tampak bersemi di kedua pipi Elina, tapi sebisa mungkin Elina menahannya dan bersikap seperti biasanya lalu pelayan datang dan memberikan pesanan mereka, Alex dan Elina segera menikmatinya.

"Ini enak sangat manis, ini pertama kalinya aku makan waffle." ucap Elina dengan senyum senangnya dan membuat Alex ikut tersenyum senang juga.

"Benarkah? Aku tidak percaya, baiklah kapan-kapan aku akan mengajakmu ke sini dan kau bisa makan wafle itu berkali-kali, jika kau sangat menyukainya." ucap Alex dengan lembut dalam hatinya dia merasa senang karena bisa melihat senyuman Elina yang sangat bebas, namun juga sedih karena senyum itu mengingatkannya akan orang yang dia cintainya.

"Terima kasih Tuan," Elina terlihat sangat senang dan masih melukiskan senyumnya lalu dia meminum coklat milkshakeny dan tertinggal sedikit noda buih cream di sudut bibirnya, Alex dengan cepat menghapusnya dan membuat Elina terkejut lagi.

Alex hanya menatapnya dengan tersenyum dan membuat Elina semakin gugup, "Terima kasih Tuan."

"Sama-sama." ucapnya dengan nada suaranya yang halus.

Lalu mereka makan hingga tak lama Elina menyadari arah tatapan mata Alex yang begitu serius menatap arah belakangnya, membuat Elina ikut menoleh dan melihat sekelompok beberapa pria yang duduk serta menikmati kopi.

Di mata Elina sama sekali tidak ada yang aneh lalu dia kembali menatap Alex dan menemukan tatapan mata Alex yang dipenuhi oleh rasa benci dan takut yang menjadi satu apalagi tangannya sampai bergetar dengan hebat.

Elina langsung menggenggamnya untuk menenangkannya meskipun sikap Alex kali ini membuatnya sangat bingung, "Tuan tenanglah, semua akan baik-baik saja ada aku bersamamu."

Ucapan Elina membuat Alex menatapnya kembali dengan menghembuskan napas kasarnya lalu menatap Elina dengan serius, "Ayo kita pergi."

Elina tanpa banyak bicara langsung mengangguk dan berdiri dari tempat duduknya, lalu dia memanggil pelayan untuk meminta bill dan saat pelayan datang Alex dengan cepat membayar, lalu dengan langkah tergesa-gesa mengajak Elina untuk keluar.

"Tuan uang kembalian Anda...." ucap pelayan itu.

"Ambil saja." ucap Alex dengan nada dingin serta takutnya.

Elina bahkan merasakan genggaman tangan Alex yang terasa dingin tidak sehangat tadi dan sedikit meremas tangannya, dia juga melihat buliran keringat membasahi kening tuannya, Alex di mata Elina kali ini terlihat sangat kacau.

Saat mereka sudah berhasil keluar dari cafe itu Alex menarik tangan Elina dan mengajaknya untuk berlari sampai membuat Elina kelelahan, "Tuan berhentilah sebentar, aku tidak kuat berlari lagi."

Mendengar nada suara Elina yang sangat terputus-putus terpaksa membuat Alex menghentikan langkahnya, dia bahkan juga terlihat menghelah napas kasarnya dengan kembang kempis, "Kenapa Tuan berlari, ada apa?"

"Karena...."

"Jadi benar kau Alex, aku tidak menyangkah seorang pangeran menyedihkan akhirnya keluar juga dari kastilnya. Bagaimana pemandangan di luar sangat indah bukan dan siapa wanita yang kau bawa? Kekasihmu yang baru." suara pria itu memotong ucapan Alex dengan nada mengejek memuakkannya.

Saat Elina ingin menoleh untuk melihat siapa seseorang yang mengenali dan berani menghina tuannya itu, tangan Alex sudah lebih dulu membawanya masuk ke dalam pelukannya.

"Ayolah Alex, jangan posesif biarkan dia melihat wajahku aku juga ingin melihatnya, tadi sekilas aku melihat wajahnya sangat mirip dengan dia." ucapnya masih dengan nada mengejek yang bagi Elina sangat menyebalkan.

"Tutup mulutmu! Kau tidak perlu tahu siapa dia dan lebih baik jangan ganggu aku, jika kau tidak ingin menyesal." ucap Alex dengan emosi dan nada dinginya yang menakutkan tapi pria itu hanya tertawa saja.

"Sangat menarik pangeran menyedihkan saat ini melindungi kekasihnya yang baru, tapi aku berani menjamin jika kau tetaplah pangeran yang menyedihkan dan tidak akan bisa melindungi putri cantik yang kau cintai." ucapnya dengan meremehkan Alex dan Elina merasa jika suasana sudah terlihat sangat tidak nyaman, perasaan tidak enak dan takut langsung menyerang relung hatinya, "Rebut kekasihnya setelah itu kita nikmati bersama seperti dulu, dia harus kembali hancur."

Perintah pria itu pada anak buah yang mengikutinya, ditambah sekarang posisi mereka semua berada di jalan yang cukup sepi.

Elina membalas pelukan Alex dengan memeluknya erat mendengar kalimat terakhir pria itu yang sangat Elina tahu maksudnya, dia bahkan cukup takut sekarang.

"Tuan aku takut." cicitnya pelan tapi Elina juga menyadari jika tubuh tuannya sudah sangat bergetar hebat, Elina mendengar langkah kaki mendekati mereka dan Elina hanya bisa menutup matanya hingga tak lama dia mendengar langkah kaki yang lainnya yang datang mendekati mereka berdua.

"Menyebalkan ternyata membawa pasukan, cepat serang dan jika bisa dapatkan wanitanya." perintah pria itu.

"Semua akan baik-baik saja, jangan takut ya sayang." ucap Alex dengan nada suaranya yang bergetar dan masih memeluk Elina dengan erat, "Aku akan melindungimu kali ini."

"Tuan juga harus tenang demi diriku, Tuan tidak boleh kembali dalam pikiran kelam." ucap Elina pelan dan Alex hanya diam dengan memeluknya.

TbC
Maafkan typo dan lainnya🥰🙏

Depresi TuankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang