Elina mencari semua bahannya di kulkas dan menyiapkan segalanya, biasanya ada koki yang khusus memasakkan makanan untuk tuan rumah, tapi sekarang sudah sangat malam, dan Elina karena terlalu panik jadi tidak terpikirkan untuk membangunkan mereka.
Alex sedari tadi duduk diam dengan memperhatikan pelayan itu memasak, dan itu membuat perasaannya merasa nyaman, dia juga menyadari jika Elina dan Krystal sang berbeda.
"Tuan sudah matang supnya, silakan dinikmati." ucap Elina dengan menghidangkan sup ayam yang hangat.
Alex segera mencicipinya dan terlihat terkejut dengan rasanya, lalu mulai memakannya dengan lahap dan tak lupa sedikit nasi hangat sebagai temannya, dia benar-benar lahap memakannya.
"Tuan bagaimana rasanya, aku harap tidak terlalu buruk?" tanya Elina cemas.
"Enak, ini sangat enak aku menyukainya. Aku tidak tahu kau bisa memasak juga." puji Alex dengan tersenyum dan membuat Elina senang juga.
"Tuan tersenyum, astaga Tuan terlihat sangat tampan." puji Elina dengan wajah memerah malu namun dia jujur, melihat Alex bisa tersenyum tulus dan lebih hidup itu membuatnya sangat bahagia, "Tuan harus banyak tersenyum ya."
"Kau menyukai senyumku?" tanya Alex dan Elina menganggukkan kepalanya, "Aku akan lebih banyak tersenyum untukmu besok."
"Terima kasih Tuan." Elina tersenyum kecil.
"Aku yang harus berterima kasih padamu," ucap Alex dengan lembut, "Kau mau makan juga?"
"Tidak Tuan, terima kasih." tolak Elina halus.
Akhirnya hanya Alex yang makan dengan tenang dengan Elina yang tersenyum senang memperhatikan tuannya itu makan dengan lahap.
Selesai makan, tiba-tiba saja Alex sudah menarik tangan Elina masuk ke dalam kamarnya dan membuat pelayannya itu gugup bukan main.
"Temanni aku tidur Elina." ucap Alex santai.
"Apa! Tuan...."
"Kau tidak mau? Aku tidak bisa tidur sendirian hari ini, aku takut." alasan Alex dengan wajah memelasnya.
"Baiklah Tuan." ucap Elina pasrah dan berpikir jika Alex sedang sakit, dia tidak memikirkan apapun.
"Aku tidak akan melakukan apapun kecuali memelukmu." ucap Alex bersungguh-sungguh.
"Iya Tuan, aku percaya lagipula Tuan sangat mencintai Nona Krystal." ucap Elina dengan tersenyum tipis.
"Iya kau benar." ucap Alex dengan mengusap pipi Elina lembut, "Aku akan membersihkan diriku sebentar."
Setelah itu Alex pergi ke kamar mandi dan Elina diam dengan banyak pikiran dan degup jantungnya yang menggila, entah karena apa.
Tak lama Alex sudah membersihkan dirinya serta memakai piyama berwarna hitam, lalu dia naik ke ranjang dan menyuruh Elina untuk tidur di sampingnya.
Elina sudah tidur di samping Alex dan tiba-tiba saja Alex memeluk tubuhnya dan menyembunyikan wajahnya diceruk lehernya dan membuatnya gugup bukan main.
"Tubuhmu hangat, maaf aku memelukmu tapi aku benar-benar butuh ketenangan El." ucap Alex pelan dan memeluk Elina erat.
"Tidak apa, kita hanya tidur biasa anggap saja aku adalah suadari serta adik tuan dan Tuan adalah kakakku, tidak ada yang melarang saudara tidur bersama." ucap Elina lembut dan memberanikan diri mengusap lembut kepala Alex.
Usapan lembut Elina dikepalanya membuat Alex terpaku dan detak jantungnya tiba-tiba menggila, rasanya ini seperti rasa yang pernah dulu dia rasakan dan hadir bersama dengan Krytal, apa secepat itu hatinya berubah haluan untuk bersandar pada orang yang berbeda.
"Elina, jangan pernah keluar dari mansion ini sendirian." ucap Alex penuh perintah, saat dia mengingat seluruh ancaman Christ padanya.
Usapan di rambut Alex terhenti, "Kenapa Tuan?"
"Tidak apa, aku hanya tidak ingin dirimu terluka." ucap Alex pelan.
"Aku mengerti Tuan, ayo kita tidur Tuan." ucap Elina dengan pelan juga lalu kembali mengusap kepala Alex.
Lalu keduanya mulai menutup mata bersama dan menyelami alam mimpi bersama tapi Elina sudah benar-benar jatuh tertidur dan usapannya juga sudah mulai terhenti tapi Alex sama sekali belum tertidur benar, matanya kembali terbuka serta menatap Elina yang sudah tertidur dengan nyaman.
"Kau milikku mulai sekarang, aku tidak akan membiarkan siapapun melukaimu Elina." ucap Alex serius, lalu membenarkan selimutnya agar Elina hangat dan kembali memeluknya.
Di pagi hari, Elina terbangun dan sudah tidak melihat Alex tertidur di sampingnya, dia juga tidak mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi itu artinya Alex tidak ada di kamarnya, lalu dia bangun serta keluar dari kamar tuannya itu.
Elina masuk ke dalam kamar pelayannya untuk membersihkan dirinya, saat keluar untuk melakukan pekerjaannya dia sudah dihadang oleh Tiara serta kawan-kawannya yang menatapnya sinis.
"Dia bilang tidak ada hubungan apapun dengan tuan muda, tapi pagi ini keluar dari kamarnya." ucap Mia dengan wajah tidak sukanya.
"Dasar pembohong." umpat Lia dengan sinis.
"Kau pasti menjual tubuhmu." tuduh Olivia
"Tutup mulutmu Olive!" ucap Elina dengan wajah marahnya, dia tidak suka dituduh seperti itu.
"Jika kau tidak menjual tubuhmu lalu apa? Kau tidur bersama dengan Tuan Alex dari malam hingga pagi, kau sangat menjijikkan Elina!" umpat Tiara.
"Aku tidak menjual tubuhku, aku tidak melakukan apapun dengan Tuan Alex kami hanya tidur biasa saja, karena Tuan Alex ketakutan. Jika kalian tidak percaya tanyakan saja padanya." ucap Elina kesal lalu pergi dengan menyenggol bahu Tiara keras.
"Akh... Beraninya kau Elina." Tiara kesakitan tapi Elina tidak peduli, "Kau akan membayar mahal untuk ini!"
Alex sendiri berada di ruangan kerja bersama. Abraham, pagi-pagi buta ponselnya berdering nyaring dan suara christ sangat memuakkan di telinganya, terlebih saat Christ mengancam akan mencelakai Elina hari ini di mansionnya.
Alex langsung terburu-buru masuk ke dalam ruangan kerja papanya dan membicarakan hal serius itu, kebetulan juga papanya sedang ada di ruang kerja. Dia ingin keamanan lebih diperketat lagi hingga tidak ada satupun yang dapat melukai Elina, Abraham menyetujuinya karena bagaimana pun Elina adalah sosok penting bagi kesembuhan Alex, tentu Abraham juga tidak mau Elina kenapa-napa.
Selesai dari sana dia segera mencari di mana pelayan pribadinya itu, hingga tak lama dia mendengar suara Elina yang berteriak keras dan membuatnya segera berlari ke arah perpustakaan, karena Elina tidak akan jauh-jauh dari sana.
Terlihat Elina yang habis terjatuh dari tangga kayu yang patah, Alex segera menghampirinya, "Bagaimana bisa terjatuh?"
"Aku tidak tahu Tuan, tangganya tiba-tiba patah padahal kemarin tangganya baik-baik saja." ucap Elina pelan serta menahan kakinya yang sepertinya mengalami patah tulang.
"Aku bantu berdiri." ucap Alex lembut dan Elina sangat berterima kasih tapi bukannya bantu berdiri dengan memapahnya, Alex justru menggendongnya.
"Tuan, turunkan aku. Aku bisa berjalan sendiri." ucap Elina tidak enak hati.
"Kakimu sakit, kau akan kesakitan saat berjalan." ucap Alex serius.
"Tapi Tuan, tubuhku berat pasti. Aku tidak kau anda kelelahan." ucap Elina pelan.
"Aku tidak selemah itu Elina, lagipula tubuhmu ringan dan aku masih sanggup untuk menggendongmu, jadi diamlah." ucap Alex datar.
Elina merasakan takut saat mendengar nada datar itu membuatnya tidak berbicara apapun dan dia menuruti Alex untuk diam.
Saat keluar dari ruang perpustakaan dia melihat Tiara dan teman-temannya menatapnya dengan tatapan benci yang sangat ketara, sangat menakutkan.
TbC
Maafkan typo dan lainnya.
Maaf lama up kemarin aku sakit 😭🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Depresi Tuanku
RomanceElina Melvina hanyalah seorang gadis biasa yang bekerja sebagai pelayan di sebuah mansion yang megah dan mewah tapi tak seindah seperti tampak di luar saat masuk ke dalam,keadaan rumah atau mansion tempat dia bekerja yang tampak hanyalah kehampaan d...