Setelah keluar dari kamar Alex terlihat Jerry yang mencari Elina lalu mengajaknya ke taman belakang untuk membicarakan sesuatu hal.
"Bagaimana tadi Elina, mengapa Alex bisa tertidur dengan nyenyak. Tidak biasanya dia mau tidur cepat seperti ini?" tanya Jerry penasaran dan senang juga.
"Tuan Alex, awalnya seperti biasanya selalu diam tidak bersuara lalu entah karena apa tiba-tiba saja dia memaksaku untuk duduk di pangkuannya." jawab Elina dengan merona malu, menceritakan semuanya dan Jerry hanya mengulum senyum tipisnya, "Lalu dia menatapku dengan tatapan intens, seperti mencari sesuatu dan terakhir dia mengatakan bahwa aku dan dia berbeda. Aku tidak mengerti maksud ucapannya yang itu, Tuan Jerry."
"Jadi dia mulai bercerita padamu Elina." tanya Jerry dengan ekspresi terkejutnya, "Aku tahu kau pasti bingung dengan ucapan Alex, aku akan memberitahumu sebagian kisahnya, mengapa dia sampai sakit seperti itu karena dia kehilangan seseorang yang sangat dia cintai dengan begitu tragis, jadi aku mohon temani dia sampai dia sembuh Elina."
"Tentu Tuan Jerry, aku akan menemani tuan Alex sampai sembuh dan kembali seperti sedia kala." ucap Elina dengan senyum tulusnya.
"Untuk cerita selanjutnya aku tidak akan mengatakannya padamu sebelum Alex sendiri yang menceritakannya dan biarkan dia membangun suatu kepercayaan untukmu dulu." ucap Jerry tersenyum dan Elina menganggukan kepalanya mengerti, "Baiklah aku pamit untuk pergi karena aku ada pasien yang harus aku tangani."
Setelah itu Elina seperti biasa kembali melakukan tugasnya lagi meskipun tugas utamanya sekarang merawat tuan mudanya.
Waktu yang berjalan semakin cepat hingga menunjukkan siang hari membuat Elina dengan terburu-buru membawakan makan siang ke kamar Alex, dan saat sampai di sana dia menemukan sang tuan muda masih tampak begitu terlelap dengan damai dalam tidurnya.
Sebenarnya dia tidak enak hati untuk membangunkan sang tuan tapi dia harus melakukannya agar kebutuhan nutrisinya terpenuhi, karena selama ini dia selalu kekurangan membuat tubuhnya sangat ringkih dengan lembut dia membangunkannya, "Tuan bangunlah, ayo makan siang bersamaku?"
Dua kali Elina membangunkannya dengan nada lembutnya, baru kelopak mata yang tertutup itu mulai terbuka dan memperlihatkan mata yang penuh kekosongan dalam kesedihannya namun kali ini mencoba untuk kuat dan bertahan.
"Tuan, saatnya makan siang dan minum obatmu." ucap Elina dengan tersenyum tapi tatapan Alex selalu tertujuh pada matanya, menatapnya dengan tatapan yang sangat sulit Elina artikan lalu berusaha untuk bangun dan Elina langsung membantunya.
"Tuan..." panggil Elina lagi dan berusaha membuat sang tuan kembali ke dalam dunia nyata bersamanya, bukan tenggelam dalam kesedihan dan kegelapan yang dia ciptakan sendiri.
"Suapi aku." perintahnya dengan nada pelannya.
Elina dengan sigap mulai menjalankan perintah tuannya, dia menyuapinya dengan perlahan dan lembut penuh perhatian karena tuannya itu sangat suka kelembutan.
Sedangkan Alex sendiri seperti biasanya memandang Elina dengan pandangan kesedihannya. "Kau sangat mirip dengannya, sentuhanmu yang lembut, suaramu yang merdu dan senyum hangatmu membuatku tenang tapi di sisi lain aku merasa bingung. Mengapa aku masih merasakan rasa sakitnya penderitaanku ini?"
Elina sedikit tersentak saat tangan Alex kembali membelai lembut pipinya, dengan tatapan kesedihannya tapi juga terselip sebuah rasa senang dan semangat untuk kembali menata hidupnya.
"Kau memang berbeda dengannya tapi sebagian sikapmu justru membuatku merasakan kehadirannya kembali, aku merindukannya." ucapnya begitu lirih menahan tangis dan masih menyentuh pipi Elina, bahkan kali ini dia sudah berani keluar dari lingkaran kehidupan gelapnya dan kembali dalam dunia nyata menatap sang pelayan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Depresi Tuanku
RomanceElina Melvina hanyalah seorang gadis biasa yang bekerja sebagai pelayan di sebuah mansion yang megah dan mewah tapi tak seindah seperti tampak di luar saat masuk ke dalam,keadaan rumah atau mansion tempat dia bekerja yang tampak hanyalah kehampaan d...