8: Keluar

2.2K 159 4
                                    

Di siang harinya Elina datang seperti biasanya untuk menyiapkan makan siang tuannya.

"Siang tuan Alex, aku datang membawakan makan siang untuk Anda." Elina masuk dan menyapa Alex dengan sopan serta senyuman hangatnya seperti biasa yang selalu terpantri di bibirnya.

Namun Elina tidak mendapatkan jawaban ataupun tatapan balik milik tuannya seperti kemarin lalu, karena sekarang justru tatapan kosong milik Alex yang dia dapatkan siang ini.

Dengan sedikit keberanian yang Elina miliki, dia sentuh dengan perlahan bahu sang tuan dan memanggil namanya dengan lembut, berusaha menyadarkan dan membawa kembali Alex ke dunia nyata yang sekarang mereka pijak, "Tuan Alex, Anda baik-baik saja?"

Sedangkan dalam pikiran gelap dan ruang kosong yang Alex sendiri ciptakan, dia terlihat duduk dan menyembunyikan kepalanya dalam lipatan pahanya, diam tanpa suara tangisan yang memilukan dan saat suara serta sentuhan Elina mengenai saraf indra perasa dan pendengarannya, secara cepat dia merespon.

Mendongakkan kepalanya dan menemukan sebuah lingkaran cahaya yang begitu terang hingga mampu menarik dirinya serta mengembalikannya dalam dunia nyata, lalu menemukan Elina pelayan pribadinya yang menatapnya dengan raut khawatir, pelayan yang mampu mengalihkan dunianya dalam sekejap mata karena sentuhan dan suara hangatnya yang begitu membekas dalam memorinya.

"Tuan, anda baik-baik saja?" tanya Elina dengan khawatir.

"Elina, sejak kapan kau ada di sini?" tanya balik Alex, mengabaikan pertanyaan Elina dengan raut terkejut namun dia juga senang karena pelayan yang dia cari dan pikirkan sedari tadi sudah berada di hadapannya, lalu Alex memeluknya pinggangnya secara tiba-tiba.

"Baru saja Tuan, Anda baik-baik saja?" jawab Elina dan kembali melontarkan pertanyaan yang sama namun Alex menjawab dengan anggukan kepalanya, "Syukurlah Anda baik-baik saja, aku membawakan makan siang untuk anda."

"Suapi aku seperti kemarin." perintah Alex kembali dengan wajah datarnya seperti biasanya  dan melepaskan pelukannya, tapi tatapan matanya terlihat lebih tajam menatap Elina hingga mampu membuat Elina merasa tidak nyaman, berada dihadapan Alex meski tidak nyaman dia tetap menyuapi Alex dengan lembut dan telaten hingga makanannya habis.

"Kau tadi pagi ke mana, kenapa tidak ke kamarku dan melakukan tugasmu?" tanya Alex membuka suara dengan nada dingin menusuk menuntut jawaban, saat acara makannya telah selesai dan Elina yang akan meninggalkan kamarnya.

"Maafkan aku Tuan, aku tadi pagi harus pergi ke supermarket untuk membeli belanja bulanan ,tapi dokter Jerry sudah datang dan menemani anda bukan?" Elina menjelaskan alasannya tadi pagi tidak datang dan berharap tuannya bisa mengerti.

Sedangkan Alex hanya mengangguk pelan menjawab pertanyaan Elina dan secara tiba-tiba Alex menarik tangan Elina, hingga dia terduduk di ranjang bersamanya lalu memegang wajah Elina dan mengusapnya dengan begitu lembut, penuh tatapan teduhnya hingga mampu membuat Elina terkejut bukan main.

"Kau pelayan pribadiku mulai sekarang tugasmu hanya membantuku, pekerjaan lainnya suruh orang lain untuk melakukannya ini perintahku, kau mengerti! " perintah Alex dengan nada tegas dan dingin yang tidak terbantahkan, masih mengusap wajah lembut pipi Elina namun kali ini dia melukiskan sebuah senyuman kecil yang menyimpan seribu makna.

Hingga sedikit membuat Elina takut dan hanya mampu mengangguk dengan kaku dan patuh, lalu terburu-buru untuk bangkit dan membuat usapan tangan Alex di wajahnya terlepas.

"Baik, aku permisi sebentar Tuan." ucapnya dengan gugup, namun bagi Alex sikap Elina yang gugup itu sungguh menggemaskan dan semakin membuat senyuman di bibirnya terus bermuncullan.

Di pagi harinya seperti biasa Elina akan datang membawa nampan makanan untuk Alex meski saat mengetuk pintu, Elina harus dibuat begitu gugup karena dia mengingat apa yang terjadi kemarin siang, belum mampu melupakan peristiwa itu meski tadi malam Alex terlihat biasa saja tapi tatapan mata teduhnya tidak pernah lepas memandang Elina begitu dalam, dan membuat Elina merasakan sesuatu yang asing yang masuk dalam hatinya.

Depresi TuankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang