6:Ingin sembuh

2.5K 176 7
                                    

Setelah tertidur berdua dengan posisi duduk dengan Alex yang begitu memeluknya dipukul tiga pagi, Elina terbangun dari tidurnya dan menatap senduh wajah tampan tuannya itu yang sekarang terlelap dalam dekap pelukannya.

Sekuat tenaga Elina bangun dan membopong tubuh Alex dengan susah payah untuk tidur di ranjang, apalagi dengan tubuh Alex yang lebih tinggi dari dirinya dan beruntung jaraknya tidak terlalu jauh.

'"Tidurlah yang nyenyak Tuan, jangan banyak memikirkan hal-hal menyakitkan tentang masa lalu, ingat selalu masa yang sekarang ada dihadapanmu dengan orang-orang yang masih tersisa dan sangat mencintaimu." sekarang Elina yang memberikan mantra ajaibnya menggantikan Jerry yang selalu memberikannya.

Selesai dengan semuanya Elina segera keluar dari kamar Alex dengan cepat dan menuju kamar pelayannya, karena dia tidak ingin dibicarakan dengan berita tidak benar karena tidur di kamar sang majikannya.

Tanpa mereka berdua ketahui sebelum Elina terbangun dari tidur bersama Alex, sepasang mata pria paruh baya menatap mereka berdua dengan tatapan haru dan bahagia berharap penuh akan gadis yang sedang anaknya peluk.

Harapan agar dapat membawa anaknya bangkit untuk melihat dan menyosong hari seperti dulu, mengembalikan senyum yang ingin sekali dia lihat lagi.

Di pagi yang tampak cerah dengan awan yang bergerak pelan dan matahari yang membumbung tinggi menyinari bumi.
Terlihat Elina yang sudah siap menyiapkan sarapan pagi untuk sang tuan dan disaat itu juga Jerry datang menghampirinya.

"Pagi Elina." sapanya dengan berbasa-basi meski dalam pikirannya, dia sudah ingin melayangkan beberapa pertanyaan akan Elina setelah malam kemarin dia menerima informasi baru dari ayah Alex.

"Pagi dokter Jerry,  Tuan ada yang ingin aku bicarakan padamu." ucap Elina serius, menatap dokter muda itu.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Jerry berpura-pura tidak tahu.

"Semalam Tuan Alex ingin berbuat nekat untuk mengakhiri hidupnya." ucap Elina pelan sedangkan Jerry terlihat benar-benar terkejut dan dia tidak mengetahui informasi yang ini. "Apa! Lalu sekarang bagaimana keadaannya?"

"Keadaannya baik dia sedang istirahat di kamarnya, kemarin malam saat aku akan mengantarkan makan dia tiba-tiba saja berdiri di tepi jendela seperti ingin menerjunkan dirinya. Lalu aku menariknya setelah itu dia menangis dan ketakutan akan sesuatu yang tidak bisa dia lindungi, apa itu berkaitan dengan seseorang yang dia cintai?" cerita Elina jujur.

"Kemungkinan terbesar iya El, aku mengerti aku akan memeriksa keadaannya sekarang." ucap Jerry dan melesat pergi ke kamar Alex meninggalkan Elina di luar.

Saat sampai di kamar Alex, Jerry tampak menemukan temannya dengan wajah segar dan semangat untuk kembali hidup serta menata semuanya dari awal, seperti kehidupannya dulu meski semua itu masih terbalut dalam wajah datarnya, pucat dan dingin yang tidak tersentuh oleh apapun.

"Pagi Alex." sapa Jerry dengan senyuman hangat seperti biasanya dan langsung mendekati tubuh Alex untuk mengecek keadaan dan kondisi temannya yang sedang mengalami depresi itu.

"Jerry." panggil Alex dengan nada pelannya namun terasa tegas seperti waktu dia sehat dulu, sedangkan Jerry terlihat begitu terkejut bukan main karena temannya itu memanggil namanya.

"Iya ada apa Alex, kau ingin sesuatu aku tidak menyangka kau masih mengenaliku?" ucap Jerry dengan senyum haru bahagianya menanggapi ucapan Alex.

"Tentu saja aku masih ingat kau dokter muda brengsek yang mengencani suster-suster cantik di rumah sakit." jawab Alex dingin dengan tatapan datarnya tanpa melihat Jerry seketika itu juga tawa bahagia Jerry meledak, bahkan ingin sekali air matanya keluar dari pelupuk matanya.

Depresi TuankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang