12

169 19 1
                                    

Siang ini terlihat Elina yang membersihkan halaman belakang, setelah selesai dia akan membuang sampahnya di sampah depan.

Tapi tiba-tiba saja ada sebuah paket yang ditunjukkan untuknya padahal dia sama sekali tidak membeli barang secara online.

Penjaga depan memberikan padanya, tapi juga menyuruhnya untuk membukanya langsung di sana saat dia mengatakan tidak memesan barang apapun.

Elina tentu membukanya dan saat terbuka betapa terkejut dirinya saat melihat beberapa bangkai tikus penuh darah dan sebuah surat, wajahnya sangat syok begitu pun dengan para penjaga yang ada di sana yang melihat Elina membuka paketnya, tapi dari dalam rumah terlihat suara Alex yang berteriak memanggil namanya.

"Menyingkirlah Elina," perintah salah satu penjaga dan mengambil surat yang terselip.

Hai Elina, bagaimana harimu?
Suka hadiahmu? Jika suka, aku akan mengirimnya lagi.
Dan bagaimana keadaan Tuan manjamu itu, masih takut seperti tikus kecil? Dasar pengecut!
Katakan padanya, aku akan datang dan melakukan hal yang sama seperti yang kulakukan dulu pada kekasih yang sangat dia cintainya.
Targetku sekarang adalah pelayan kesayangannya, tapi aku akan melakukan hal yang berbeda, aku ingin pelayan kesayangannya itu mati mengenaskan seperti tikus di dalam kotak itu, aku tidak sabar melihatnya lemah dan meringkuk seperti tikus yang terjepit.

"Elina!!" teriak Alex saat melihat wajah pelayan kesayangannya sangat syok serta pucat, dia langsung menghampiri Elina.

"Tuan...." Elina berusaha menenangkan dirinya, dia tidak mau Alex panik dan ketakutan seperti kemarin.

"Kau tidak apa-apa?" tanyanya khawatir.

"Iya aku baik-baik saja." Elina tersenyum kecil untuk menenangkan tuannya.

"Ada apa ini, kenapa wajah Elina sampai syok dan terkejut seperti melihat hantu?" tanya Alex dengan nada tegas, lalu melihat kotak berisi bangkai tikus penuh darah itu, "Siapa yang mengirimkan ini?"

"Tidak ada nama pengirim Tuan, tapi kurir paket yang datang hanya memberikan paket ini dan ditunjukkan untuk Elina." jawab bodyguardnya lalu memberikan kertas ancaman itu pada Elina padahal Elina tidak berharap Alex membacanya, dia mengkhawatirkan tuannya, "Di dalam kotak itu, terdapat kertas ancaman juga Tuan."

Alex langsung menarik kertas itu dan membacanya, raut wajahnya berubah mengeras dan meremas kertas itu, "Brengsek kau Christ!"

Surat itu Alex tahu dari siapa karena Alex sangat mengenalnya hanya ada satu nama seseorang yang sangat membencinya dan itu adalah Christopher Mattew, musuh bebuyutannya dan sangat licik serta penyebab utama Alex kehilangan kekasih serta dunianya.

"Buang semuanya dan jika ada paket lagi yang mengastanamakan Elina, tidak perlu dibuka. Kalian buang langsung saja!" perintah Alex dengan dingin dan datar.

Lalu dia membalik tubuhnya dan melihat Elina yang terlihat masih pucat, lalu dia menggenggam tangan Elina dan mengajaknya untuk masuk ke dalam.

Langkah kaki Alex menuju dapur, mendudukkan Elina di kursi, lalu menundukkan kepalanya dan Elina hanya bisa menundukkan kepalanya karena gugup, tidak peduli ada beberapa pelayan yang menatapnya dengan banyak tatatapan, dari rasa isi, tidak suka dan juga senang melihat interaksi keduanya, "Tunggu sebentar di sini oke, jangan pikirkan apapun kau aman bersamaku."

Alex mengambilkan air putih dan memberikannya pada Elina yang diterima, lalu diminum langsung setengah gelas sepertinya Elina benar-benar butuh minum, "Terima kasih Tuan."

"Sama-sama, aku menunggu makan siangku kenapa kau tidak membawanya?" tanya Alex membuka pembicaraan.

"Astaga, maafkan saya Tuan." Elina terlihat panik karena lupa membawa makan siang untuk tuannya itu karena tadi dia harus membersihkan halaman belakang dulu.

Depresi TuankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang