Unexpected Mart

1

***

"Wahh... Ini pertama kalinya aku ikut acara ragam dengan Big Bang," komentar Roseanne Park, gadis pirang dari BLACKPINK. Ia duduk di dalam sebuah mobil yang melaju, ada Lalisa Manoban di sebelahnya dan dua anggota BIG BANG di kursi depan, G Dragon dan TOP.

"Aku sudah dua kali, dengan Jiyong oppa," komentar Lisa. "Pergi naik kapal pesiar dan ke Rusia," pamernya dengan bahu terangkat.

"Aku sudah berkali-kali sampai bosan," celetuk TOP BIG BANG, bergabung dalam obrolan basa-basi yang hampir tidak penting itu.

G Dragon yang mengemudi hanya diam, sibuk memutar roda kemudi, menginjak pedal gas, memperhatikan pemandangan di sekitarnya dan tentunya mendengarkan musik. Pria itu tenggelam dalam dunianya sendiri. Setengah perjalanan ia menyetir sendirian, ditinggal pergi ke alam mimpi oleh tiga penumpangnya. Hanya musik dan dengkuran halus dari Choi Seunghyun yang menemaninya, tadi. Mereka memang berangkat sangat awal hari ini.

Pukul delapan, mereka tiba di tempat tujuannya. Sebuah minimarket dengan banyak barang dagangan sudah menunggu mereka. Sedari awal menyetujui acara itu, mereka sudah tahu apa yang harus mereka lakukan— menjalankan bisnis di sebuah minimarket— namun begitu tiba di depan minimarketnya, keempatnya membisu.

"Aku pikir hanya minimarket kecil seperti yang ada di agensi," komentar Lisa, menempelkan kedua tangannya di jendela. Ia ingin melihat tokonya lebih jelas, namun enggan untuk turun dan menghadapi kenyataan.

"Bukannya ini supermarket?" komentar Seunghyun, sama enggannya untuk turun. "Aku pikir hanya minimarket seperti milik Ji Changwook di drama," susulnya.

Saking terkejutnya, Jiyong sampai tidak bisa berkata-kata. Mereka semua berfikir kalau minimarketnya akan sama seperti minimarket yang sering mereka kunjungi. Toko sepi dengan beberapa camilan dan mesin membuat mie. Toko yang hanya akan punya delapan sampai sepuluh rak barang-barang, toko minimalis terang yang hanya dikunjungi sesekali kalau kehabisan garam di rumah.

"Kalau tokonya sebesar ini, kita berempat saja kurang," komentar Jiyong pada akhirnya. "Ya! Panggil member lainnya," suruh pria itu kemudian, bicara pada Lisa juga Rose yang duduk di belakangnya.

"Yongbae, Daesung, Seungri, Jennie dan Jisoo juga harus bekerja kalau tokonya sebesar ini," susul TOP.

Mereka akhirnya keluar dari mobil, melangkah mendekati minimarket itu dan kembali terkejut karenanya. Ada ruang karaoke koin di depan minimarket itu, mesin kopi otomatis, tumpukan keranjang berisi cola, bir dan minuman lainnya di depan toko sampai rumput laut dan beberapa sayur kemasan lainnya, bahkan ada panggangan arang di sana, mereka bisa memanggang sesuatu dengan benda itu.

Baru sampai di depan minimarket itu saja mereka sudah berkali-kali menghela nafas. Pekerjaan kali ini tidak akan mudah— keempatnya akhirnya sadar. Ini bukan perjalanan yang menyenangkan seperti sebelum-sebelumnya. Ini bukan acara ragam dengan banyak games dan hadiah. Mereka benar-benar harus bekerja di sana.

Masuk ke dalam minimarket, helaan nafas keempatnya jadi semakin keras. Rose yang pertama kali berseru— "aku harus memasak di sana?! Itu dapur sungguhan!" seru gadis itu, melihat pojok camilan di sudut minimarket. "Aku kira hanya memasak mie instan dengan air panas dari dispenser," gadis itu melemah, ia peluk lengan Lisa untuk mempertahankan sisa-sisa rasa kepercayaan dirinya. Mentalnya terguncang, rasa percaya dirinya hampir lenyap. Tempat bisnis yang ada di depannya benar-benar sangat mengintimidasi sekarang. "Bagaimana kalau aku membakar tokonya?" tanya Rose, membuat keempat lawan bicaranya langsung menoleh dengan mata membulat sempurna.

"Mati, kita berempat akan mati bersama," kata Jiyong, dengan sangat datar. "Aku belum menikah, aku belum sudi untuk mati sekarang, jangan membakar dapurnya," susulnya membuat Lisa sempat terkekeh.