19

895 191 22
                                    

***

Di akhir jam makan siang, Jiyong dan Lisa kembali dari perjalanan jauh mereka. Jiyong menghentikan truk mereka tepat di depan toko. Keduanya turun, masuk ke dalam toko untuk menyapa semua orang di dalam sana. Toko sudah mulai sepi sekarang, jam makan siang baru saja berakhir. Di dapur, Mino dan Rose tengah mencuci piring. Seunghyun dam Seungyoon di meja kasir, sedang Yongbae mencoba keyboard yang sedari tadi diabaikan.

"Oppa!" sapa Lisa, ceria seperti biasanya. Seungyoon yang pertama gadis itu peluk, kemudian ia berlari menghampiri Yongbae, juga memeluknya. Hanya sebentar, sebab gadis itu perlu menyapa Mino yang ada di dapur. Ia pukul bagian belakang kepala Mino untuk menyapanya. "Oppa favoritku akhirnya datang! Aku punya permainan!" serunya, menyapa Mino yang mengumpat karena di pukul.

"Kenapa jadi begini?" heran Rose, bertukar tatap dengan Mino, kemudian berbalik untuk melihat Seunghyun juga Jiyong. Bukan reaksi ini yang mereka harapkan.

"Kenapa?" tanya Lisa, yang sekarang meninggalkan dapur, kembali ke meja kasir kemudian merangkul Seungyoon. "Kalian terkejut? Aku sudah tahu kalau Yoon oppa, Mino oppa dan Yongbae oppa akan datang hari ini," santainya. "Apa aku harusnya berpura-pura terkejut juga? Whoa! Yoon oppa! Kenapa kau ada di sini?!" candanya.

"Whoa! Lisa! Apa aku mengejutkanmu?!" balas Yoon, sama jahilnya. Rangkulan itu kemudian di lepaskan, sebab pintu toko baru saja terbuka, seorang pelanggan baru saja masuk.

"Tidak menyenangkan," gumam Jiyong, yang akhirnya melangkah meninggalkan kasir, pergi ke ruang istirahat dimana ia bisa meletakan jaketnya.

Sebelum mulai membongkar hasil belanja mereka, Jiyong dan Lisa duduk lebih dulu di area makan. Mereka perlu beristirahat, begitu juga dengan yang lainnya, yang baru saja menyelesaikan layanan makan siangnya. Mereka perlu makan siang sekarang dan tanpa diduga, Seunghyun sudah memesan makanan dari restoran lain. Wanita pemilik toko kimbab tadi datang untuk berbelanja dan Seunghyun memintanya untuk mengantarkan beberapa porsi kimbab untuk mereka.

Di kasir masih ada Seungyoon, yang kali ini bekerja bersama Mino. Seunghyun, Rose dan Jiyong mulai makan siang, sedang Lisa berada diantara alat musik mereka. "Rosie-ya, ayo bernyanyi," pinta Lisa, yang sudah duduk di sebelah Yongbae, memangku sebuah gitar. Sedang Yongbae duduk di belakang keyboard-nya, hanya menekan beberapa tuts, mainkan beberapa nada lembut untuk teman makan siang mereka.

"Lagu apa?" tanya Rose, dengan mulut penuh kimbab, membuatnya dimarahi Jiyong karena beberapa bulir nasi keluar dari mulutnya saat ia bicara.

"Telan dulu!" omel Jiyong, sembari memberikan selembar tissue pada Rose yang duduk menyamping agar bisa melihat temannya. 

"Tadi aku mendengarkan lagu Taylor Swift di radio-"

"Our song!" celetuk Seungyoon, memotong kata-kata Lisa dari meja kasir. Pria itu baru melangkah mendekati Lisa setelah pelanggan terakhir pergi. Mino pun sama, ia melangkah meninggalkan meja kasir untuk menikmati beberapa potong kimbabnya.

"Our song? Kita punya- ahh... Maksudnya our song? Aku tidak tahu chord-nya, sebentar," jawab Lisa, yang sekarang buru-buru meraih handphonenya dan mencari sesuatu di sana.

"Kalian berdua punya lagu bersama?" Seunghyun berkomentar. "Lagu yang hanya kalian-"

"Aku menemukannya!" potong Lisa, jelas terdengar canggung. Lantas ia berikan handphonenya pada Yongbae, menunjukan apa yang ditemukannya di sana, meminta Yongbae membantunya memainkan keyboard untuk lagu pilihan Seungyoon tadi. "Wah... Ini lagu lama sekali untukku, aku mendengarkannya saat masih trainee dulu. Bahkan sebelum itu, iya kan Rose?" ceritanya sementara Yongbae masih mencoba memainkan keyboard-nya.

"Kenapa kau membicarakan lagu lamamu di sini? Tidak sopan, ada yang lebih tua darimu, banyak," balas Rose. "Taylor Swift tidak lebih tua dari oppa-oppa di sini," susulnya.

"Tapi aku, kita memang tumbuh bersama lagu-lagunya, Taylor Swift, lagu Big Bang juga," Lisa bersikeras, namun Seungyoon yang datang justru menggeser tempatnya. Seungyoon merebut gitar dari pangkuannya, membuat Lisa bangkit kemudian duduk di kursi hijau tinggi di sebelahnya.

"Cepat bernyanyi," kata Seunghyun, sebab Yongbae sudah mulai memainkan keyboard-nya, memulai lagu yang Seungyoon pilih.

Seungyoon pun sama, mulai ia petik gitarnya, melewati intro sembari tersenyum pada beberapa pelanggan yang datang. Jiyong bangkit untuk melayani pelanggan tadi, bertanya apa yang mereka butuhkan namun pelanggan yang datang justru ingin menonton live music sederhana di sana. Mereka akan berbelanja setelah mendengar Lisa menyanyikan lagu pilihan mereka tadi.

Pelanggan yang datang seorang guru sekolah dasar. Seorang wanita dan seorang pria yang datang setelah selesai mengajar, tapi masih di tengah-tengah jam sekolah. Jiyong mempersilahkan mereka menonton, sedang pria itu kembali duduk di kursinya, menyelesaikan makan siangnya yang sempat tersela.

"Sampai mana ini?" tanya Lisa, belum yakin dimana ia harus mulai menyanyi karena sudah ketinggalan bait pertamanya.

"Baby is something wrong?" Seungyoon memulai lagu yang terlambat itu untuk Lisa. Membuat Rose, Jiyong juga Mino langsung menekan dada mereka masing-masing. Liriknya terasa sampai ke hati mereka, pada jiwa-jiwa jahil mereka yang sangat ingin meledek.

"... nothing, i was just thinking, how we don't have a song," canggung Lisa, menyanyikan lirik selanjutnya dengan sedikit gugup. Ia berusaha keras menyembunyikan rasa canggungnya. Khawatir kalau pipinya akan jadi semerah tomat sekarang. "And he said," susulnya kemudian, memakai semua profesionalisme yang ia miliki. Ada pelanggan di sana, ada orang lain— yang bukan temannya— menontonnya, juga bertepuk tangan untukknya, untuk mereka.

"Our song is the slamming screen door, sneaking out late, tapping on your window. When we're on the phone and you talk real slow, cause it's late and your mama don't know," bersama Lisa, Seungyoon ikut bernyanyi sekarang, membuat bibir-bibir jahil di depan mereka tidak bisa berhenti ditarik, tersenyum menahan diri untuk tidak menggoda mereka.

Padahal niat Seungyoon ikut bernyanyi hanya untuk menutupi suara gugup Lisa, memastikan suara gadis itu tidak terdengar terlalu gemetar di depan pelanggan yang ikut menonton. Namun niatnya justru diartikan lain, oleh teman-temannya bahkan oleh Lisa sendiri. Terlampau gugup, Lisa bergegas bangkit, membawa microphone-nya untuk ia berikan pada Rose. Berlaga kalau Rose juga harus bernyanyi, kalau mereka harus bernyanyi bersama di sana.

Our song milik Taylor Swift hanya tiga menit, dua puluh tiga detik. Namun sepanjang lagu itu, Lisa merasakan sesak yang luar biasa. Tidak pernah ia duga kalau ia akan sangat gugup karena bernyanyi dengan Seungyoon di depan banyak orang. Tidak pernah ia duga kalau ia akan semalu itu, sampai ia tidak bisa merasakan kakinya menapak di lantai. Begitu lagu berakhir, Lisa bergegas pergi ke pintu masuk, membantu seorang nenek yang belum terlalu rapuh untuk membuka pintunya. Ia tinggalkan microphone-nya pada Rose, berusaha terlihat senatural mungkin untuk melarikan diri dari rasa gugup juga malu yang menyerangnya. Sikapnya itu, membuat Seunghyun, Jiyong juga Mino tidak bisa menahan diri. Ketiganya terbahak-bahak, menikmati perasaan Lisa yang terlihat sangat jelas untuk mereka.

"Boleh aku request lagu?" tanya Seunghyun kemudian, enggan mengakhiri penyiksaan bagi Lisa, juga Seungyoon di sana.

"Apa?" tawar Yongbae, sama sekali belum menyadari situasinya.

"The Script, The Man Who Can't Be Moved," pinta Seunghyun, membuat Seungyoon tanpa sadar menelan ludahnya keras-keras. Sebentar, pria itu kehilangan pertahanan dirinya.

"I'm not broke, i'm just a broke-hearted man~" Jiyong sengaja menggoda dengan menyanyikan sebaris liriknya. Sengaja ia tekan dadanya, memperagakan apa yang ia nyanyikan, menggoda Seungyoon kemudian terkekeh sembari merapikan piringnya sendiri.

"Maybe i'll be famous, as the man who can't be moved," susul Mino, ikut menggoda dengan ekspresi yang berlebihan.

***

Unexpected MartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang