10

965 203 23
                                    

***

Hari kedua resmi di mulai. Rose masih menggiling kopi saat Jiyong kembali dari klinik. Pria itu diprotes, sebab bukannya langsung pulang, Jiyong justru berjalan-jalan di sekitaran toko. Melihat-lihat suasana pagi buta di sekitaran toko yang sepi hampir tidak ada orang.

"Aku takut sendirian di sini, bagaimana kalau ada pelanggan dan yang lebih penting lagi, bagaimana kalau ada hantu?" protes Rose, cemberut sembari menggiling kopi di atas mejanya.

"Kalau kau cemberut kopinya bisa pahit," komentar Jiyong, menunjuk penggiling kopi manual yang sedang Rose putar.

"Ah? Sungguh?" tanya gadis itu sedang Jiyong hanya menganggukkan kepalanya. Membodohi seseorang yang entah bagaimana bisa semudah itu mempercayainya.

"Tapi Rose," Jiyong kembali bicara, ia duduk di depan Rose, di atas sebuah kursi hijau yang tinggi. Mirip kursi bar namun jarang diduduki seseorang. "Buat kopi untukmu, Seunghyun hyung dan Lisa saja. Aku minum susu, susu cokelat, okay?" pinta Jiyong, tanpa menatap wajah heran gadis di depannya. Pria itu menunduk, membuka handphonenya dan mulai melakukan banyak hal di sana.

Toko sudah dibuka dan hal yang harus mereka lakukan hanya menunggu pelanggan pertama datang. Masih ada banyak waktu untuk menyiapkan makan siang nanti. Jiyong sudah menyiapkan meja kasirnya, ia sudah menyalakan mesin kasirnya tapi ragu kalau benar-benar akan ada pelanggan yang datang sepagi ini. Di luar masih sangat gelap.

Rose akhirnya menyiapkan segelas kopi untuk Seunghyun. Sementara untuk dirinya sendiri, untuk Lisa juga Jiyong, gadis itu menghangatkan susu yang ada di lemari es. Rose masih sibuk dengan minuman-minuman itu, sementara Jiyong mulai berdiri di depan lemari es. Pria itu bertanya pada Rose, sarapan apa yang harus mereka berikan pada pegawai paruh waktunya dan tentu saja Rose menjawabnya dengan nasi.

"Kau sangat menyukai nasi? Tapi kenapa kau tidak bisa memasak lauknya? Apa kau makan nasi dan pasta di rumah?" heran Jiyong, mulai mengeluarkan bahan-bahan yang ia temukan dari lemari es.

"Apa yang akan oppa lakukan?" tanya Rose, memperhatikan Jiyong yang tidak pernah ia duga bisa dan akan memasak. Di acaranya dengan Taeyang dan Kwanghee, Jiyong bahkan tidak bisa mencincang bawang putih.

"Mengajarimu memasak," kata Jiyong dengan penuh percaya diri. "Cepat selesaikan minumannya. Sarapannya harus siap sebelum Jennie, Jihoon dan Yoshi bangun."

"Kenapa? Kenapa oppa sangat memperhatikan mereka?"

"Karena kita tidak bisa membayar mereka," tenanliaag Jiyong. "Ambil dagingnya di kios. Daging apapun yang kau mau. Kalau bisa yang murah saja," suruh Jiyong kemudian dan Rose melaksanakannya, meski ia masih tidak tahu apa yang akan Jiyong buat. Pria itu mencurigakan, ia melihat resepnya di internet tanpa menunjukannya pada Rose.

Kalau rasanya tidak enak, Rose jelas akan menyalahkan Jiyong. Sementara Rose mengambil daging, ia dengar suara Lisa bernyanyi dari dalam ruang istirahat. Gadis itu juga mendengar suara seseorang sibuk di kamar mandi.

"Potong-potong dagingnya lalu beri garam dan lada, sedikit saja," suruh Jiyong. Kali ini pria itu sudah duduk, menikmati susu cokelat yang Rose siapkan untuknya.

"Apa yang akan kita buat?" tanya Rose.

"Tidak tahu, aku mengikuti resep Ryu Soyoung di Fun Restaurant," tenang pria itu, bersumpah kalau makanan yang ia pilih kelihatan enak. "Kalau sudah goreng dagingnya dengan sedikit minyak. Sekitar empat sendok makan minyak. Katanya agar dagingnya tidak hancur saat di sup, tambahkan daun bawang dan bawang putih saat menggoreng." Jiyong masih menyuruh-nyuruh Rose, begitu santai seolah Rose adalah tangannya yang setia.

Rose sebenarnya tidak perlu Jiyong untuk memasak— kalau pria itu hanya mengikuti resep di YouTube. Tapi Jiyong tidak mau memberikan handphonenya pada Rose, mereka juga tidak berfikir untuk berbagai link videonya. Jadi, selama tiga puluh menit, Rose hanya mengikuti apa yang Jiyong perintahkan. Sementara pria itu bicara sembari melayani beberapa pelanggan yang datang untuk membeli tiket bus.

"Oppa, coba ini," kata Rose, memanggil Jiyong untuk datang ke dapurnya, mencicipi masakan yang mereka buat.

Dengan sendok yang ia pegang, Rose menyuapi Jiyong dengan sedikit kuah kental dari menu daging yang ia buat. Suapan itu bersamaan dengan datangnya Lisa dan Seunghyun ke area makan. "Whoa... Drama romantis apa pagi ini?" komentar Seunghyun.

"Apa yang kalian lakukan?" Lisa cemberut. "Lisa cemburu!" canda gadis itu dengan berlebihan. Ia berlari kecil, mendekati Jiyong dan Rose, menggeser tubuh Jiyong dan minta mencicipi makanan yang Rose buat.

"Enak-"

"Hambar," kata Lisa, memotong komentar Jiyong. "Seunghyun oppa, cicipi ini, hambar kan?" susulnya, mencari teman sebelum berdebat dengan Jiyong.

Seunghyun ikut mencicipinya, kemudian pria itu bilang kalau dagingnya perlu direbus sedikit lebih lama lagi. Bumbunya belum terserap dengan baik— kata Seunghyun. Lantas mereka menutup pancinya, merebus daging itu sedikit lebih lama seperti yang mereka sepakati.

"Besarkan saja apinya, jadi cepat," Lisa kembali berkomentar namun Jiyong justru mencibirnya.

"Sekarang, aku tahu kenapa Lisa tidak bisa memasak," komentar Jiyong. "Dia terlalu... Hm... Berinisiatif? Kemarin dia juga mau memanggang tiga cumi-cumi sekaligus. Agar cepat tapi justru gagal," cerita Jiyong yang kini membawa gelas susu cokelatnya ke meja kasir.

"Tunggu!" seru Lisa, menahan Jiyong.

"Kenapa punya Jiyong oppa susu cokelat, punyaku putih? Aku juga mau cokelat."

Rose hanya bisa menghela nafasnya saat mendengar keluhan Lisa untuk kesekian kalinya pagi ini. Sedang Jiyong, ia justru menggoda Lisa dengan menyesap susu miliknya. "Ahhh... Cokelatnya terasa sekali," ledek Jiyong setelah menyesap susunya yang sekarang hangat, suam-suam kuku.

Jiyong akan menyesap susunya lagi, namun Lisa yang jahil justru menyenggol gelas Jiyong, membuat sebagian susu yang pria itu minum tumpah melalui sela gelasnya. "Yaa!!" Jiyong berteriak, sementara Lisa terkekeh dan melarikan diri dari sana. Gadis itu tertawa, berjalan ke arah sederet rak sebelum Jiyong mengejarnya.

Pria yang pagi ini sudah diajak berperan akan mengejar Lisa. Ia sudah berencana melakukan itu, ia meletakkan gelasnya di atas meja, tapi karma sudah lebih dulu menimpa Lisa. Gadis itu tersandung rak dan jatuh sendiri di lantai, di antara rak. Kali ini bukan hanya Jiyong, tapi Rose dan Seunghyun pun tertawa terbahak-bahak karena ulah Lisa di hari yang masih belum seberapa terang.

"Go dumb dumb dumb," goda Jiyong, membalas I'm so stupid yang Lisa nyanyikan kemarin dengan sedikit lirik dari Forever Young.

"Itu part Jennie eonni," Lisa balas mencibir sembari bergerak bangun, berlari kecil untuk menghampiri dan mengadu pada Rose.

"Yang kemarin juga bukan part-ku," santai Jiyong, melangkah ke meja kasir sembari menyesap lagi susu cokelatnya kemudian tersedak.

Alasan Jiyong tersedak adalah kata-kata yang Seunghyun, Rose dan Lisa keluarkan. "Itu part-mu," kata mereka bertiga, hampir bersamaan.

***

Unexpected MartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang