6

1K 219 57
                                    

***

Setelah mendapat telepon dari Lisa, Jennie yang masih bersantai di rumahnya bergegas mengemasi barang-barangnya. Ia kemas beberapa pakaiannya ke dalam sebuah koper kemudian pergi ke agensi. Ia berencana mencari Jihoon di sana, dan untungnya bocah itu sudah tiba di ruang latihannya saat Jennie mencari. "Jihoonie, Lisa sudah bilang kan kalau kau diundang ke acaranya?" tanya Jennie begitu mereka bertemu. Tentu saja setelah beberapa basa-basi.

"Ah, iya," Jihoon mengangguk. "Lisa noona memintaku mengajak orang lain juga. Aku ingin mengajak Yoshi besok, apa boleh?"

"Boleh. Lisa bilang, siapa saja asal member Treasure. Tapi kita harus berangkat sekarang, kalian sibuk? Katanya di sana membosankan, mereka butuh bantuan untuk menghidupkan suasana."

"Kenapa? Sudah ada Lisa noona di sana."

"Tokonya ternyata kecil, hanya seperti toko camilan di sekolah. Mungkin mereka butuh bantuan untuk promosi? Agar tokonya sedikit sibuk? Kita berangkat dua jam lagi, bertemu di lobby, bisa kan?" ajak Jennie, tanpa tahu kalau dia sudah ditipu habis-habisan oleh adiknya sendiri.

Jennie merasa seperti baru saja tersambar petir ketika ia tiba di minimarket tempat teman-temannya syuting. Di sebelahnya Jihoon dan Yoshi juga bingung, tidak ada minimarket sebesar ini di sekolah. Ukuran minimarketnya saja hampir sebesar kantin mereka dengan semua kursi untuk murid-muridnya.

"Apa kita tidak salah alamat?" tanya Jennie, pada manager yang mengantarnya.

"Tidak, tempatnya memang di sini, itu mobil G Dragon," jawab si manager, menunjuk mobil Jiyong yang terparkir di sebelah truk, di sebelah toko. Toko itu bahkan punya truk, tidak ada kantin yang punya truk di sekolah. Baru saat itu lah, Jennie sadar akan penipuan yang Lisa lakukan.

"Noona, lihat ada karaoke koin," komentar Jihoon, terpukau pada minimarket yang berdiri kokoh di depannya. "Minimarket di depan dorm saja tidak sebesar ini."

"Minimarket di dalam agensi juga tidak sebesar ini," komentar Yoshi membuat Jennie jadi semakin pening. Apalagi saat mereka masuk dan melihat banyaknya rak di sana. Ada banyak lemari es, ada banyak freezer dan yang paling mengejutkan ada toko daging di sana. Rasanya Jennie ingin menjerit begitu melihat semua kebohongan Lisa.

Menuju waktu jam makan malam, toko tidak sepanik sebelumnya. Sedikit demi sedikit, mereka sudah menghafal tempat beberapa barang. Jiyong juga hafal harga kapur barus yang tidak bisa dipindai barcode-nya. Terlebih karena ada bantuan tiga tenaga lagi- Jennie, Jihoon dan Yoshi Treasure- jadi seharusnya kali ini tidak akan ada pelanggan yang terlalu lama diabaikan.

"Aku tidak bohong," kata Lisa setelah mendengar cibiran Jennie. "Tadi Chaeng memang sedang memasak mie, Jiyong oppa benar-benar mencari rokok dan Seunghyun oppa benar-benar mencari daging untuk makan malam. Maksudku makan malam pelanggan, bukan makan malam kita, apa aku tidak bilang? Ah mungkin aku lupa," katanya, yang kemudian buru-buru melayani Jennie dengan memberikan ubi panggangnya tadi, yang untungnya masih hangat dan tidak perlu ia hangatkan lagi.

Lisa mengenyampingkan sekotak ikan teri, memindahkannya ke meja lain di sebelah mereka. Di depannya Jennie dan Jihoon duduk, sementara di sebelahnya ada Yoshi yang sibuk melihat-lihat sekeliling. Demi menyenangkan orang-orang yang sudah dia tipu, Lisa melayani mereka bertiga dengan memberikan kopi instan juga ubi panggangnya. Ia potong ubi itu dengan tangannya kemudian menaruhnya di atas piring-piring kecil, di depan calon pegawai paruh waktunya. Menyuruh orang-orang itu mencicipi ubi manis yang Jiyong panggang dengan arang tadi.

"Karena kalian datang, pekerjaan di sini tidak akan terlalu berat," komentar Jiyong, ikut mendekat dan mengambil duduk di depan sekotak teri.

"Augh! Menyebalkan," keluh Jennie, kemudian menyesap kopi hangatnya. "Aku kira tokonya benar-benar kecil, jadi aku mengajak mereka. Kalau tahu tokonya sebesar ini aku akan mengajak Seungyoon dan Seunghoon oppa!"

"Jangan," geleng Lisa. "Sudah ku bilang ajak anak-anak muda," protesnya, merangkul pria yang duduk di sebelahnya kemudian tersenyum, mengatakan kalau ia butuh anak-anak muda yang penuh keceriaan di sana. Meski sebenarnya, gadis itu hanya butuh pesuruh. "Orang-orang tua di sini selalu mengeluh, kita butuh anak muda penuh semangat," senang gadis itu, mengemas dengan sangat manis rencananya. Jiyong hanya tertawa melihat Lisa berusaha sangat keras seperti itu.

Begitu pelanggan datang, mau tidak mau Jennie, Jihoon dan Yoshi membiasakan diri mereka. Pertama-tama Lisa mengantar mereka untuk menyimpan koper di kamar, kemudian memberitahu Yoshi untuk membantu Seunghyun di kios daging- kalau kebetulan ada pelanggan yang butuh daging.

Jennie diberi tugas untuk membantu Rose di dapur, sementara Jihoon membantu Lisa melayani pembeli, berbincang dengan pelanggan dan membantu pelanggan itu apapun yang mereka butuhkan. Namun karena belum ada banyak pelanggan yang datang, kini mereka semua duduk di depan dapur. Rose sudah selesai mencuci piring, ia sedang menata dapurnya sekarang.

Seunghyun, Yoshi dan Lisa masih membersihkan ikan teri dari kotoran mereka. Ada satu kotak ikan teri di tengah meja dan mereka bertiga sangat fokus menghilangkan kotorannya. Jihoon memotong daun bawang di sebelah mereka, sementara Jennie memotong kimchi di meja dapur.

"Noona, kenapa kita harus membersihkan ikan teri? Ramyunnya pakai ikan teri?" tanya Yoshi, dengan kepala tertunduk menatap ikan-ikan teri di depannya.

"Tidak," Lisa menjawab, sama sekali tidak menoleh. "Aku juga tidak tahu kenapa kita melakukannya, Jiyong oppa yang menyuruhnya."

"Ini camilan untuk minum soju," Seunghyun yang menjawab. "Di panggang di microwave, diberi gratis untuk yang minum soju di sini."

"Ahh... Begitu," kata Lisa dan Yoshi bersamaan, keduanya mengangguk tapi tidak melepaskan pandangan mereka dari ikan teri. "Rasanya aku akan bermimpi bertemu ikan teri malam ini," komentar Lisa.

"Tapi kalau hanya teman minum soju, kenapa banyak sekali?" Yoshi kembali bertanya.

"Sekalian. Bisa di simpan untuk beberapa hari ke depan, bisa untuk membuat kaldu sup juga," jawab Seunghyun.

Jiyong kemudian mendekat, ia berdiri di sebelah Lisa lalu berbisik- "bujuk Jennie untuk memasak nanti malam. Kita sudah makan ramyun untuk makan siang, kita harus makan malam yang lain nanti," bisik Jiyong dan Lisa menganggukan kepalanya. Setuju dengan Jiyong.

"Iya, oppa. Serahkan padaku," balas Lisa. "Akan aku gunakan semua jurus nanti," susulnya dan Jiyong kembali berdiri. Selesai bersepakat dengan Lisa, pria itu masuk ke dapur, menghampiri Rose dan berdiri di sebelahnya.

"Bujuk Jennie untuk memasak nanti malam," bisik Jiyong, namun belum sempat Rose menanggapinya, Jennie sudah lebih dulu angkat bicara.

"Oppa! Aku bisa mendengarnya," tegur Jennie, yang berdiri beberapa langkah di belakang Jiyong. Gadis itu sudah selesai memotong kimchi dan sedang menyimpan sisa kimchinya yang lain. "Rose bisa memasak, atau Lisa," katanya kemudian, membuat Jiyong dan Rose terkekeh malu karena ketahuan.

"Hari ini steak dan pasta tidak cukup untuk makan malam," kata Jiyong. "Rose bilang dia hanya bisa masak makanan barat. Kami butuh nasi dan sup, hanya itu, hm? Seunghyun hyung akan memberimu banyak daging untuk dimasak, ya?" bujuknya tapi belum sempat Jennie menjawab, seorang pelanggan sudah kembali muncul. Jiyong harus pergi untuk melayaninya.

Tidak ada banyak pembicaraan, tapi semua orang di sana- kecuali Jiyong yang sibuk dengan belanjaan pelanggan- langsung menoleh begitu mendengar suara isakan kecil. Jihoon menangis sampai harus menarik ingusnya karena daun bawang yang ia potong-potong. Seunghyun tertawa, Jennie, Rose dan Yoshi juga begitu. Hanya Lisa yang berusaha menahan tawanya.

"Jihoonie, aku paham sekali perasaanmu sekarang, bertahanlah, hm? Jangan sentuh matamu," kata Lisa sembari menahan tawa.

***
Tenang aja nanti pegawai paruh waktunya ganti-ganti... Hari pertama sama kedua Jennie, Jihoon, Yoshi dulu. Siap-siap kasih saran buat hari ketiga nanti yaa

Unexpected MartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang