Hari bahagia.

632 109 32
                                    

Clarissa menatap pantulan wajahnya di cermin besar yang berada tepat di depannya. Tersenyum manis sembari menikmati sapuan lembut brush makeup yang sedang memoles wajah cantiknya, Ica tak menyangka bisa sampai di titik ini dengan hasil kerja kerasnya sendiri, tak di bantu siapapun, dan tidak meminta bantuan siapapun. Hanya dengan usahanya sendiri.

Kebaya sudah ia siapkan sejak satu bulan lalu, ia pilih sesuai dengan keinginannya sendiri. Bahkan makeup artist yang ia gunakan juga Ica sendiri yang memilih, karena ia ingin tampil cantik di acara yang akan berlangsung pada siang hari ini.

Tasya yang merupakan makeup artist yang ia sewa menyemprotkan setting spray pada wajah cantiknya, pertanda makeup yang sejak 2 jam lalu di kerjakan olehnya itu sudah selesai ia garap.

"Cantik banget lohh..."

Tasya memuji wajah cantik Clarissa.

Gadis itu tersenyum malu mendengar penuturan Tasya.

"Ahhh.. jangan gitu kak, aku jadi malu tau."

Tasya tertawa, kemudian ia mengambil kebaya yang berada di atas tempat tidur untuk ia kenakan pada clientnya.

"Kebayanya di pake dulu Ca, aku bantuin."

Clarissa mengangguk dan segera memakai kebaya yang sudah ia siapkan di bantu oleh Tasya dan juga kedua asisten Tasya. Clarissa merasa begitu senang saat ini karena hari yang ia tunggu-tunggu sejak awal pertama Ica masuk kuliah akhirnya tiba juga.

Tubuhnya berputar ketika kebaya yang ia kenakan sudah melekat di tubuhnya. Senyumnya tak pernah luntur dari bibirnya sejak pagi tadi. Ini adalah hari bahagianya.

Ica merapikan kembali barang-barang yang harus ia bawa untuk nanti. Semua perlengkapan sudah ia siapkan dan tinggal dimasukan saja ke dalam mobil, tak lupa juga pakaian kedua yang sudah ia pesan khusus untuk hari ini sudah rapih dan siap untuk ia kenakan.

Setelah Tasya selaku MUA berpamitan pulang Clarissa segera berangkat menuju tempat acara bersama kedua orang tuanya. Wajah ayahnya ketika melihat Ica keluar dari kamar tadi membuat moodnya hari ini semakin baik lagi. Ia tak bisa menahan tawanya ketika mengingat ekspresi yang begitu berlebihan yang ayahnya ciptakan ketika melihatnya. "Ini bidadari atau anak papah."

Perjalanan keluarga kecil itu akhirnya harus berakhir ketika mereka sudah sampai di tempat acara yang melibatkan putrinya ini berlangsung. Ketiganya berjalan bersamaan dengan posisi Clarissa yang berada di tengah menggandeng kedua orang tuanya.

Clarissa berjalan memasuki vennue tempat acara berlangsung dan duduk di kursi yang sudah di siapkan khusus untuknya.

Jantungnya berdegup begitu kencang, karena acara yang sudah ia nanti-nantikan ini akhirnya dimulai. Pembawa acara yang dibawakan oleh salah satu temannya itu sudah mulai membacakan rundown acara pada siang hari ini. Mungkin butuh waktu lama untuk menunggu namanya di panggil.

"Clarissa Diandra SI Sarjana Hukum."

Gadis dengan toga hitam yang menutupi kebaya cantiknya itu berjalan menaiki anak tangga ke atas panggung. Riuh suara sorakan teman-temannya yang bertepuk tangan dan juga siulan yang di berikan oleh para laki-laki penggemarnya karena Ica merupakan salah satu gadis tercantik yang ada di kampusnya. Senyumnya merekah ketika tangannya menjabat tangan rektor yang berdiri di atas panggung menyambut kehadirannya.

Akhirnya Ica lulus juga setelah 4 tahun ia duduk di bangku kuliah. Dengan hasil kerja kerasnya sendiri Ica bisa lulus dengan nilai yang sangat memuaskan.

Salah seorang fotografer membidik moment berharga itu dengan penuh kekaguman, karena wajah cantiknya yang dapat menghipnotis banyak orang ketika menatap mata bulatnya yang begitu indah.

Ayang Babe! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang