Brengsek.

984 97 52
                                    


Lantunan musik jazz berjudul Cheek To Cheek terdengar menggema di restaurant Eropa dengan design megah bernuansa coklat dan emas tempat sepasang kekasih itu duduk saling berhadapan.

Clarissa Diandra atau yang biasa di sapa Ica oleh Ardian itu terlihat menatap tajam mata elang milik pria yang saat ini duduk di hadapannya. Dengan tatapan mengintimidasi, ia masih tak bisa mempercayai semua penjelasan yang keluar dari mulut manis Ardian. Ardi bahkan tak henti-hentinya berbicara omong kosong sejak 1 jam yang lalu, berusaha meyakinkan dirinya bahwa ia dan wanita bernama Krys itu tidak pernah menjalin hubungan apapun selama mereka berada disana. Hanya sebatas profesionalitas kerja saja yang membuat keduanya terlihat dekat.

"Percaya sama aku sayang, aku sama dia gak ada hubungan apa-apa."

Clarissa memalingkan wajahnya menghindari tatapan memelas yang di berikan Ardian padanya. Ia memilih menatap sembarang ke arah lukisan bergambar dewi Aphroditie yang menurutnya lebih pantas untuk di pandang dibandingkan dengan pria di hadapannya.

"Apa yang harus aku lakuin supaya kamu percaya sama aku?"

Mendengar pertanyaan Ardian membuat Ica kembali menatap ke arah sumber suara.

"Nothing."

Ardian menghela napasnya jengah, terlihat putus asa akan segala penjelasan yang sedari tadi ia berikan pada Clarissa tak juga membuat gadis itu percaya dengan mudahnya.

"Aku udah ceritan semuanya ke kamu. Aku sama dia gada hubungan apa-apa yang, kan aku udah bilang tadi, dia anak dari investor terbesar di proyek itu aku ga enak kalo keliatan ngehindarin dia. Ayoklah kamu coba memahami posisi aku disana dong."

Clarissa menggeleng perlahan.

"Aku ngerasa ada yang masih kamu sembunyiin dari aku."

Lagi-lagi Ica mencurigai semua penjelasannya. Seakan tak ada kata maaf yang pantas untuk Ardian dapatkan.

"Gak ada yang aku sembunyiin sayang, trust me. Aku udah jelasin semuanya ke kamu, aku delete her contact from my phone, and aku unfollow her isntagram account, apalagi Ca? Aku udah jelasin semuanya, aku nurut sama perintah kamu supaya block semua social media Krys dari handphone aku. Kamu liat sendiri kan tadi aku hapus contact dia."

Ica memang melihat Ardian melakukan perintahnya untuk menghapus seluruh akses Krys menghubunginya, tapi tetap saja ada yang mengganjal di benaknya, dan hal itu yang membuatnya tak percaya pada kata-kata Ardian.

"Come on lah Ca.. aku udah ungkapin semuanya, aku tau aku emang salah tapi please... biarin aku memperbaiki semuanya. Aku minta maaf sama kamu udah buat kamu sedih, marah, dan khawatir, sekarang aku mau hubungan kita balik lagi kaya dulu, jadi Ardi dan Ica yang selalu ada buat satu sama lain, aku janji Ca ga akan pernah duain kamu, aku janji ga akan pernah ninggalin kamu. Aku janji Ca, percaya sama aku."

Mendengar penuturan Ardian membuat Clarissa bimbang dengan perasaannya. Selama bertahun-tahun ia berpacaran dengan Ardi, Ica paham betul sifat Ardian yang selalu teguh pada ucapannya. Ardi merupakan tipikal yang tidak pernah ingkar pada janji-janjinnya yang ia berikan padanya.

Tangan Ardian terulur mencoba meraih kedua tangan Clarissa yang bertaut di atas meja. Ia lepaskan tautan tangan gadis itu dan mencoba menariknya kedalam gengamannya. Seakan menyalurkan kesungguhan dari semua ucapannya.

"Kita cuma salah paham Ca. Aku sibuk ngurusin pekerjaan disana dan gak bisa selalu hubungin kamu."

Tangan Ardian mengusap punggung tangan Clarissa yang ia genggam.

"Jangan karena terbawa emosi kamu jadi egois dan mutusin buat mengakhiri hubungan kita. Aku tau aku salah, tapi aku berusaha buat memperbaiki semuanya. Jadi kamu mau kan maafin aku?"

Ayang Babe! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang