Ketika hari mulai siang acara pun dimulai Jungkook masuk kembali kedalam kamarnya di mana Jimin sedang dirias di sana. Tetapi entah mengapa dia terlihat gugup ketika mendapati Jimin yang terlihat begitu sangat cantik. Sama seperti hari pertunangan mereka Jungkook hanya bisa mematung.
"Semua sudah menunggu". Jungkook berusaha menetralkan nafasnya yang membuat nada bicaranya bergetar .
Jimin sudah tidak lagi memakai baju yang sama seperti sebelumnya karena kemeja nya basah saat dia jatuh . Dia memakai baju berwarna Lilac di padu dengan jas putih . Entah mengapa apapun yang Jimin kenakan pria kecil itu terlihat sangat mengagumkan.
Jungkook memakai jas hitam dipadu kemeja senada. Hal itu tak ubahnya membuat Jimin terpesona . Dia akui bahwa calon suaminya itu terlihat sangat luar biasa. Setidaknya hal itu mampu membuat dirinya tidak menyesali apapun.
Jadi akibat kecelakaan di kamar mandi tadi pagi sempat membuat kaki jimin masih terasa sakit, Jimin terpaksa akan sulit berjalan, lagipula ini bukan hari spesialnya. Mulai hari ini hanya beberapa jam lagi status nya akan menjadi pasangan hidup seorang Jeon Jungkook.
Pria yang akan menjadi suaminya membungkuk lalu mengangkat tubuh ringan nya . "Jadi kau akan menggendongku seperti ini sampai dibawah tuan jeon?".
Jungkook hanya melihat wajahnya sebentar . Kemudian Jungkook tersenyum sangat manis. "Aku tidak masalah, kau bahkan bisa menggendong mu keliling gedung ini jika kau mau.Dan kau sebut ini tubuh? Apa yang kau makan sampai sekurus ini?".
Entahlah , Jimin enggan menjawab itu . Dia hanya melingkarkan lengan pada leher Jungkook . Sampai tidak sadar perbuatannya sempat membuat wajah mereka sedekat itu.
Indah dan sangat cantik. Jungkook mengakui makhluk ini tidak pernah terlihat buruk . Dan saat jungkook mengakui itu. Detak jantungnya juga tidak bekerja sama dengan baik. Tanpa sadar, entah mengapa wajah diantara mereka yang menyisakan sekian inci itu semakin mengikis jarak.
Binar mata indah Jimin mengerjap , dengan ekspresi yang sangat menggoda. Entah sejak kapan bibir mereka saling menempel menciptakan keterkejutan dari keduanya, karena tidak sadar siapa yang memulai lebih dulu untuk menempelkan dua belah bibir berbeda ukuran itu.
Jungkook dan Jimin saling melebarkan mata, hanya sekian detik sampai mereka mengalihkan pandangan masing masing kearah berbeda. Menciptakan rasa kikuk yang mereka juga tidak mengerti. Jungkook tidak merasakan tangannya kesemutan tetapi sungguh tubuh Jimin tidak berat sama sekali.
"Aku tidak tahu mantra apa yang kau berikan padaku. itu tadi hanya refleks jadi lupakan".
Jimin yang masih tertegun pada akhirnya hanya mengangguk setuju dengan apa yang Jungkook katakan barusan.
Yang lebih besar akhirnya melangkah dengan menggendong Jimin keluar kamar.
Terasa canggung walau harus berjalan sepanjang koridor mendekati lift yang sudah berdiri seorang staf hotel atau setara wedding organizer disana untuk membantu mereka .
"Apa kekasihmu yang lain juga pernah menggendongmu seperti ini?". Tanya Jungkook ketika mereka masuk ke dalam lift. Jimin hanya menganggukkan kepalanya. Bibirnya masih terkunci, dia seperti memproses apa yang terjadi tadi. "mereka juga pasti mengatakan tubuhmu ringan".
"Humh".
Tidak tau mengapa rasanya terlalu lama lift turun. Jungkook rasanya ingin mengumpat. Melihat Jimin itu tidak tau mengapa seharian ini jantungnya tidak bekerja dengan baik. Dia lupa kesedihannya karena Soo jin yang tidak juga mengangkat panggilannya.
"Apa aku seringan itu? Padahal baru Baru ini aku begitu banyak makan". Jimin menjawab dengan pelan ketika Jungkook membetulkan gendongannya, biasanya jika menggendong dalam posisi bridal style seperti ini akan sedikit berat tetapi entah mengapa ekspresi jungkook datar dan tidak merasa kesulitan sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty boy ily✔️(jikook)
FanfictionMereka berdua , Jimin dan Jungkook di paksa menikah karena perjanjian Darah para kakek mereka . Terpaksa , karena jika tidak mereka berdua tidak akan mendapatkan bagian dari warisan yang para kakek mereka miliki . Jimin tidak memiliki orang tua . H...