'aku tidak tau apa yang harus ku lakukan sejak kau pergi . Sudah ratusan hari dan aku tidak dapat menghitungnya lagi. Apakah detik yang berlalu tidak kau ketahui bahwa itu terdengar kecil dan begitu sakit di jantungku . Aku tidak bisa mengembalikan kenangan indah itu . Walau sejuta kali kata maaf terucap . Ku mohon... Mimpikan aku sekali saja agar aku tetap merasa kau masih mencintaiku. Setiap kali aku kehabisan nafas, berulang kali memaksa diriku untuk terus hidup. Aku... Masih menjadi manusia dengan hati yang yang sama. Jika kau tidak lagi mencintaiku apakah aku boleh pergi sekarang?'.
"Andwe!". Jimin berteriak menghentikan Jungkook yang sedang fokus membaca kertas itu. "Jungkook apa maksudnya pergi? Apa dia akan bunuh diri? Tidak boleh begitu" .
Jungkook yang awalnya membaca mengernyit. Matanya memandang Jimin yang kini mengambil surat dan meneliti isi surat tersebut .
"Bukan sayang . Mungkin pergi itu artinya benar benar pergi". Jungkook menenangkan .
"Tidak Jungkook . Tidak boleh . Dia sepertinya akan bunuh diri . Coba kau lihat ini . Ini menyebalkan . Ini kata kata ambigu dan dia sepertinya berniat meninggalkan kekasihnya. Aishhh".
Tangan besar Jungkook membelai lembut rambut Jimin yang sesekali di terbangkan angin laut di pagi itu. "Tidak , Dia melepas untuk membuat kekasihnya bahagia . Karena dia juga harus bahagia".
Si cantik melihat pada Jungkook menaut mata Bambi itu dengan seksama . Selanjutnya Jimin menunduk lemah menggulung kembali lembaran kertas itu kemudian masukkan surat ke dalam botol . Matanya memandangi botol kemudian dia memejamkan mata setelah botol itu sedikit di naikkan di hadapannya seperti sedang berdoa .
"Aku mohon , sampaikan surat ini pada pemiliknya . Berikan mereka kebahagiaan dan maafkan kami membaca ini". Baris kalimat jimin terhenti seiring mata yang sudah terbuka. Dia bangkit berdiri tidak perduli Jungkook yang terus melihatnya. Suami Jimin bangkit dan melangkah mendekati Jimin yang mendekati pantai dimana ombaknya begitu tenang menyentuh kaki mereka . Saat Jimin hendak melempar botol ke tengah laut Jungkook lebih dulu meraih botol itu . Walau terheran Jimin diam saja ketika Jungkook Kini menutup mata dan memegang botol di tengah dada . Beberapa saat Jimin tertegun .
Jungkook sedang berdoa kemudian pria itu melempar botol sejauh mungkin setelah membuka mata . Dia tersenyum tipis seolah sudah melakukan hal yang membanggakan . Jimin tersenyum geli melihat Jungkook membanggakan diri .
Pria yang lebih tinggi menggandeng tangan Jimin untuk melangkah bersamanya . "Ayo kita telusuri pantai ini bersama siapa tau nanti kita menemukan surat yang lebih baik".
Selera humor itu membuat Jimin tertawa pelan. Tidak ada penolakan dan mereka tanpa alas kaki melangkah dengan begitu pelan menyisir garis pantai bersama sama . Melihat jimin yang terkadang tersenyum melihat laut,lalu jungkook berbicara pelan. "Kau sangat menyukai pantai".
Jimin mengangguk . Dia melihat Jungkook sebentar. Kemudian pandangannya berkeliling sembari tersenyum simpul . "Aku selalu merasa tenang melihat laut . Saat sedang ada masalah aku selalu mencari pantai. Ada sesuatu yang bisa ku ungkapkan , karena laut luas aku jadi bisa bercerita banyak . Dan ombak yang datang serta berisik itu seolah memberi jawaban . Mereka bilang 'tenanglah . Semua akan membaik . Tenang saja , semua akan berlalu . Oh park Jimin kau sudah melakukan yang terbaik'. Selalu seperti itu . sewaktu usiaku mungkin masih kecil, pertama kali appa menggendongku ke pantai dan aku terkesima . Suara angin dan ombak itu seperti nyanyian bagiku".
"Terimakasih sudah bertahan dan menjadi kuat selama ini". Jungkook berkata pelan sembari terus memandangi wajah suaminya. Dan si cantik itu hanya tersenyum menaut matanya sebentar .
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty boy ily✔️(jikook)
FanficMereka berdua , Jimin dan Jungkook di paksa menikah karena perjanjian Darah para kakek mereka . Terpaksa , karena jika tidak mereka berdua tidak akan mendapatkan bagian dari warisan yang para kakek mereka miliki . Jimin tidak memiliki orang tua . H...