LYM - empat

407 236 332
                                        

                               °°°

Hai semua!!! Jangan lupa pencet bintangnya 🌟 ya!!!

Udah follow belum?!

                                °°°

           ••• HAPPY READING ••••

" Diana... Alika...," Panggil Friska.

Alika dan Diana langsung menoleh ke arah suara sambil tersenyum kaku.

" Hai Fris." Sapa Alika.

" Kalian ko gak jemput gue buat pergi sekolah bareng?"

" Maaf Fris mobil gue di pake, jadi tadi kita berdua naik taksi, lupa ngabarin lu," kata Diana terkekeh.

" Ohh, ayo ke kelas." Friska menarik Diana juga Alika dengan senyum yang tidak pernah luntur dari wajahnya.

" PAGI SEMUA!" teriak Friska yang sudah menjadi kebiasaan jika Ia masuk ke dalam kelas.

" Pagi juga Friska," jawab semua orang yang ada di kelas itu kompak, membuat Friska tersenyum malu.

Friska terduduk di bangkunya bersama Diana dan Alika yang ada di depannya.

Hening tidak ada percakapan di antara merek bertiga.

" Hey tumben diem Mulu?" Heran Friska, memulai percakapan.

" Hehe gapapa, kita lagi mikirin kelinci Diana yang lagi sakit" ucap Alika beralasan.

Yang membuat Diana mengerutkan keningnya. Sejak kapan Alika mau mikirin hewan?

Alika yang melihat kebingungan Diana langsung menginjak kakinya, membuat Diana melotot kan matanya dan berpura-pura meng-iya kan ucapan Alika.

" Pikiran kalian aneh, Btw kalian tau gak?" Ucap Friska terlihat begitu serius

" Apa?"

" Kemarin gue...."

" Gak usah bikin penasaran deh, langsung ngomong aja susah banget." Protes Diana gemas.

Friska terkekeh. " di kasih bengbeng banyak banget sama Abang gue."

" Astagfirullah, Gue pikir lu mau ngomong apaan Friska serius banget, ternyata..." Alika tidak melanjutkan bicaranya ia malah memutar bola matanya malas.

" Itu penting buat gue."

" Lu dapet bengbeng banyak terus mana dong bagi buat gue?" Diana mengulurkan tangannya.

" Nih, gue gak akan pernah lupa sisain buat kalian." Friska memberikan bengbeng yang ada di tasnya untuk Diana dan Alika.

" Oh, iya kemarin kalian kemana, ko malah ngilang? Gue nunggu hampir setengah jam tau."

Muka Diana dan Alika seketika berubah, mereka bingung harus menjawab apa sekarang.

" Kemarin..., Gue di suruh anter mamah ke mall, jadi gue buru-buru," jawab Diana beralasan.

" Kalau lu, Alika?"

" Gue..., Di suruh ke fotocopy sama pak Danu, pas gue balik lagi lu udah gak ada."

" Ohhh, tapi kenapa malemnya hp kalian gak on?" Friska menyipitkan matanya merasa curiga.

" Hp gue mati," ucap Alika.

" Kalau hp gue di pinjem mamah, baru Balik tadi pagi."

" Tapi, kenapa bisa kalian barengan?"

" Kebetulan aja kali." Jawab Alika berpura-pura bersikap biasa, padahal tubuhnya sudah keringet dingin sedari tadi.

Luka Yang MembekasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang