°°°
Hai semua!!! Jangan lupa pencet bintangnya 🌟 ya!!!Udah follow belum?!
°°°
••• HAPPY READING ••••
Friska membuka pintu rumahnya, melangkah dengan tidak bersemangat.
"Baru pulang kamu?" tanya sang mamah yang melihatnya.
Friska megangguk sambil terus berjalan ke arah kamarnya.
"Cepet ganti baju, udah itu turun ke bawah, kita makan bareng-bareng."
Friska megangguk tanpa menoleh ke arah mamahnya kembali. Rasanya sekarang ia benar-benar tidak bersemangat, entah kenapa badannya terasa begitu lemas.
Setelah berada di kamar, tubuhnya langsung ia baringkan di atas kasur. Ia menutup matanya terlihat sangat nyaman, semua rasa lelahnya seperti menghilang perlahan.
"Friska cepet turun, Abang udah laper." Teriak Akara merusak rasa nyaman Friska, dan membuat Friska merubah eskpresi wajahnya.
Makan tinggal makan kenapa harus nyuruh buru-buru sih? kesal Friska yang masih terbaring.
"FRISKA!!"
"IYA TUNGGU!" Friska tidak kalah berteriak, ia sangat kesal sekarang, dan ia terpaksa mengangkat tubuhnya dari ke nyamanan itu.
Friska pun mengganti bajunya, ia merasa rasa lelahnya kembali lagi, di tambah rasa kesalnya.
"Friska, cepet!!" Bang Akara terus berteriak memaksa Friska, Friska sangat tidak suka, ia merasa seperti sedang di hantui oleh suruhan sang Abang.
Sekarang Friska sudah berada di meja makan bersama akara dan juga mamah Anila dengan mood yang sangat buruk.
Keadaan di meja makan begitu hening, tidak ada percakapan di antara mereka.
"Oh ya, gimana sekolah baru kamu?" Tanya Anila memulai percakapan.
"Ya, gitu."
"Ya gitu teh gimana? Jelasin dong gimana aja tadi di sekolah." Sarkas Akara, yang membuat Friska mendelik kepadanya lalu memutar bola matanya malas.
"Ya biasa aja, kenalan, belajar, istirahat, pulang."
"Kamu nyaman gak di sana nak?"
Friska megangguk, dengan mata yang mengarah kepada sang abang.
Kalau nanya aneh lagi gue pergi beneran bang gumamnya dalam hati saat melihat Akara yang membuka mulutnya lagi seperti akan bicara.
"Bagus kalau gitu, jangan pindah sekolah lagi."
Friska hanya megangguk dengan mata yang masih mengarah kepada abangnya dengan sinis.
Setelah percakapan itu selesai, keadaan kembali kening, semuanya kembali fokus pada makanannya masing-masing.
Kecuali Akara, entah apa yang terjadi dengannya, ia terlihat seperti cacing kepanasan. Sedari tadi badannya tidak mau diam, selalu ada saja kelakuannya apalagi untuk menjahili Friska.
Anila yang merasa aneh, ia langsung kebingungan sambil menatap wajah kedua anaknya.
"Kalian kenapa?"
"Engga ko mah, kita gak kenapa-kenapa, perasaan mamah aja kali, mamah lanjut makan aja." Akara cengengesan.
Friska hanya terdiam, sangat malas meladeni sang Abang, tetapi tiba-tiba kaki sang Abang menginjak kakinya membuatnya langsung membulatkan matanya dan sinis kembali kepada abangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Yang Membekas
Teen Fiction{ BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA} Friska Mega Baswara seorang gadis cantik juga lucu, yang selalu mengikat rambutnya ini selalu di senangi oleh banyak orang karena kepintaran dan juga kebaikannya. pada suatu ketika tiba-tiba ia mendapatkan satu...