°°°
Hai semua!!! Jangan lupa pencet bintangnya 🌟 ya!!!Udah follow belum?!
°°°
••• HAPPY READING ••••
Dua Minggu kemudian...
Friska tertidur dengan resah, ia seperti sedang bermimpi buruk sekarang, keringan dingin mengucur di seluruh tubuhnya, rasa takut terlihat begitu jelas di wajahnya.
"Arghh!" Teriak Friska terbangun dari tidurnya, dengan napas yang terengah-engah, sambil terduduk memegang lututnya seperti merasa takut, sesekali ia juga memegangi rambutnya, frustasi.
Kenapa kejadian itu selalu datang? Tanyanya dalam hati, sepertinya kejadian itu lagi-lagi datang kembali.
Friska mengambil napas panjang, lalu menghembuskan nya perlahan, mencoba menenangkan dirinya sendiri.
Itu lah yang setiap hari ia lakukan setelah bangun tidur. Friska masih saja terus di hantui kejadian yang menyakitkan itu lagi dan lagi, di mana pun dan kapanpun.
"Friska," ucap Candra membuka pintu kamar.
Friska yang menunduk, menangis dengan rasa takutnya seketika menoleh ke arah pintu.
"Kamu kenapa?" Tanya Candra saat melihat Friska yang wajahnya sangat kacau dan pucat.
Friska menggeleng lalu mengusap wajahnya, dan merapihkan rambutnya yang berantakan.
"Ada apa, Pah?"
"Papah cuman mau ngajak kamu sarapan bareng, ayo ke bawah."
Friska menggeleng. "Duluan aja."
Setelah itu ia memalingkan wajahnya dari sang papah.
"Ayolah, mamah sama Abang kamu udah pada nunggu di bawah."
Friska menggeleng.
Tidak pantang menyerah, Candra terus membujuk Friska. Namun, itu semua percuma Friska sama sekali tidak mendengar semua bujukan papahnya.
Hening, tidak ada percakapan di antara mereka, karena Friska yang memandang ke arah lain dan Candra yang menatap Friska begitu lekat.
"Sampai kapan kamu bakal kaya gini terus?" Papah mendekat memulai pembicaraan, tentang sesuatu yang selama ini ia coba simpan.
"Kamu gak cape apa diem terus di kamar dengan rasa takut dan gelisah kamu kaya gitu terus?"
Friska menoleh kembali, menatap sang papah.
"Kamu pikir dengan sikap kamu kaya gini semuanya bakal selesai? Gak Friska!"
"Semuanya gak mudah, Pah." Friska bersuara.
"Setidaknya kamu mau mencoba melawan, Papah gak pernah bilang kalau semuanya mudah."
"Lagian apa yang sebenarnya terjadi, sampai buat kamu berubah kaya gini?!"
Friska terdiam, mulutnya lagi-lagi tidak bisa mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Bicara Friska!"
"Susah pah, ini gak semudah yang papah kira!"
"Terserah, yang jelas semua orang menunggu kamu kembali, Friska."
Setelah itu Candra pergi meninggalkan Friska sendirian di kamarnya, muka Candra sangat memerah ia terlihat benar-benar kesal.
Friska terdiam di tempat, air matanya kembali mengalir membasahi kembali pipinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/302533253-288-k496326.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Yang Membekas
Teen Fiction{ BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA} Friska Mega Baswara seorang gadis cantik juga lucu, yang selalu mengikat rambutnya ini selalu di senangi oleh banyak orang karena kepintaran dan juga kebaikannya. pada suatu ketika tiba-tiba ia mendapatkan satu...