"Aku memang seorang pendosa, namun apakah mencintaimu merupakan sebuah dosa?"
-Rumah yang bercahaya-
Chapter 1POV: Riyan
Mentari mengintip manja di ufuk timur, sinarnya masuk melalui jendela kamar dan menyinari debu yang menari-nari di dalam kamarku.
Daku terbangun, sinar surya mengusirku dari alam mimpi, ku membuka jendela membiarkan sinar surya menyinari kamarku. Sayup suara burung berkicau riang menyambut pagi hari ini.
Kulihat jam telah menunjukkan pukul 06.30, aku kaget bahwa aku kesiangan karena tidur terlalu malam sekitar pukul 01.00, aku pun bergegas dan segera mengambil handuk untuk mandi.
Selepas mandi, ku biarkan kamarku berantakan membiarkan ibuku membereskannya dan langsung memakai baju putih abu-abu untuk upacara hari ini, setelah pamit dengan ayah dan ibu, ku langsung berangkat ke sekolah tanpa sarapan dan membereskan kamarku.
Kupacu sepeda motorku ke sekolah dan tiba di sekolah sekitar pukul 06.50, yaps cukup cepat karena aku ngebut layaknya pembalap. Ku parkirkan motor dan segera berlari ke kelasku yaitu kelas 11 IPS 1 di salah satu SMA di Lampung. Hmm, aku lupa mungkin supaya lebih akrab aku harus memperkenalkan diri.
Namaku Ryan van Dominic Stevano, nama yang unik karena aku seorang keturunan Indo-Belanda. Agar lebih mudah panggil saja Ryan atau Riyan. Aku bisa dibilang sebagai anak yang nakal di sekolah dan lingkunganku. Aku adalah ketua gank preman di sekolahku yang hobi membuat keonaran di sekolah. Aku sudah merokok sejak SMP kelas 8, berpacaran dan gonta ganti pasangan sudah biasa untukku, bolos sekolah? haha itu hal yang biasa kulakukan setiap minggu. Selain itu berbagai kenakalan remaja sudah pernah kulakukan. Kenakalan yang tidak ada dalam daftarku hanyalah narkoba, klub malam dan prostitusi karena aku masih ingin punya masa depan yang cerah dan sadar kalau itu adalah hal yang benar-benar buruk.
Untuk seorang remaja berusia 17 tahun yang masih puber, aku adalah orang yang tidak pilih teman. Hobiku menghabiskan waktu dengan teman-temanku entah mengobrol, party, olahraga dsb.
Agamaku Islam, namun Islam hanya sebuah identitas. Islam hanya sebatas pengenal di dalam kartu pengenalku. Jarang sholat, tidak puasa, jarang bahkan tidak membaca Al-Quran dan berbagai dosa lainnya sering aku lakukan. Bahkan memakai sarung dan baju muslim hanya aku gunakan di hari raya idul fitri ataupun idul adha.
Ngomong-ngomong apabila ditanya tentang pengetahuan agamaku...... yaps bisa dibilang aku ini bodoh dalam hal agama. Seperti yang kujelaskan kalau aku adalah seorang Islam KTP atau Islam yang hanya sebatas agama saja. Miris sekali karena aku adalah anak dari seorang tokou agama di lingkungan tempatku tinggal, ini bukan karena ayah dan ibuku yang payah dalam mendidik tapi karena memang aku adalah anak yang bandel dan susah untuk dididik bahkan oleh orang tuaku sendiri.
Namun, semua berubah saat aku mulai mengenalnya, seorang wanita yang kutemui saat aku duduk di sebuah taman. Ia terlihat anggun dengan paras tak begitu menawan, berpakaian sederhana, ia menggunakan hijab lebar, gamis yang panjang hingga menutupi lekuk tubuhnya dan ia menggunakan masker, terlihat sebuah benda aneh seperti jam melingkar di jemarinya, ia selalu membawa Al-Quran terlihat darinya ketika ia duduk dan membaca kitab suci agama Islam tersebut. Namun ketika aku melihatnya seakan ada desir penasaran di punggungku.
Aneh, adalah kata pertama yang muncul di benakku ketika melihatnya. Aku sudah pernah berpacaran dengan berbagai tipe wanita, entah ia seorang wanita kaya, cantik jelita, bertubuh indah, hingga seorang wanita yang pintar sudah pernah ku pacari. Namun entah kenapa ketikaku melihatnya, muncul hasratku untuk mendekatinya.
Lingkunganku juga termasuk ke dalam orang-orang yang sama denganku, teman sekelasku, sahabatku juga merupakan orang yang tidak pintar agama dan hanya sebatas tau kalau islam itu ya agama. Namun ketika melihatnya, ada desir aneh di punggungku yang memunculkan niat untuk mendekatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah yang bercahaya (Tamat)
RomanceKetika si pendosa mencintai si pengejar surga.