"Awalnya aku mengira kalau bertemu denganmu adalah hal terindah dalam hidup, namun ternyata dapat menikah dan hidup berdua denganmu adalah hal yang lebih indah"
Rumah yang bercahaya
-Chapter 15-3 Tahun kemudian
Riyan sekarang bekerja sebagai dosen muda yang mengajar di program studi arkeologi, ia sudah selesai pendidikan S2 nya dan sedang melanjutkan pendidikan S3 untuk meraih gelar doktor dengan menggunakan beasiswa. Sedangkan Cahaya juga bekerja sebagai dosen di prodi pendidikan biologi di universitas yang sama dengan Riyan. Cahaya juga menerima beasiswa untuk pendidikan S3 nya. Riyan dan Cahaya sama-sama mengajar di satu kampus yang terletak di Palembang.
Hari ini, setelah membulatkan tekad Riyan berencana untuk melamar Cahaya. Ia ajak orang tuanya untuk datang dan melamar Cahaya untuk menjadi istrinya.
"Inget nak, semua tergantung di kamu gimana jalannya lamaran ini" kata ayah Riyan.
"Iya yah, aku bakal berusaha" ucap Riyan.
"Cahaya pasti sudah lama menunggu saat ini nak" ucap ibu Riyan.
"Iya bu" jawab Riyan.
Mereka pun sampai di rumah Cahaya, Riyan tampak gemetar wajahnya pucat karena takut. Ayah Riyan yang menyadari itu langsung menenangkannya.
"Tenanglah nak, sudah 10 tahun kamu kenal Cahaya kan?" tanya ayah Riyan.
"Iya yah" jawab Riyan.
"Kamu sudah mengetahui seluruh hal tentang dirinya kan?" tanya ayah Riyan.
"Iya yah" jawab Riyan.
"Orang tuanya begitu percaya denganmu kan?" tanya ayah Riyan.
"Benar yah" jawab Riyan.
"Lantas apa yang kamu takutkan nak? kamu sudah dapatkan semuanya, kepercayaannya, orang tuanya, keluarganya, ia pasti sudah menunggu" kata ayah Riyan.
Riyan yang mendengar ucapan ayahnya langsung yakin.
"Terima kasih yah, aku sudah mengerti" jawab Riyan.
"Sekarang ayo kita masuk" ayah Riyan mengajak Riyan dan ibunya masuk. Kedatangan mereka lantas mengejutkan orang tua Cahaya.
"Assalamualaikum pak, bu maaf kalau kami mengganggu waktunya" ucap ayah Riyan
"Waalaikumsalam, iya gapapa pak, maksud kedatangannya kenapa pak?" tanya ayah Cahaya.
"Kami disini ingin melamar putri bapak, Cahaya Erviana Zahra dengan anak kami Riyan Dominic Stevano" Jawab ayah Riyan menjelaskan.
Ayah Cahaya sontak tersenyum mendengar maksud tersebut.
"Kalau boleh jujur, saya sudah lama sekali menunggu nak Riyan melamar anak saya, nak Riyan begitu peduli dan sayang pada Cahaya pak. Namun, kami serahkan pilihan pada Cahaya apakah ia ingin atau tidak" jawab ayah Cahaya.
"Boleh panggil Cahayanya pak?" tanya ayah Riyan.
"Oh iya boleh, Cahaya, sini nak" panggil ayah Cahaya.
Beberapa saat kemudian, Cahaya pun datang dengan gamis biru muda dan cadar, ia tampak anggun dengan busana tersebut.
"Jadi gini nak, nak Riyan dan keluarganya ingin melamar kamu sebagai istri Riyan. Ayah gamau maksa, semua kembali ke kamu" jelas ayah Cahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah yang bercahaya (Tamat)
RomanceKetika si pendosa mencintai si pengejar surga.