Peduli diri

15 0 0
                                    

*Bila kita berpisah aku tak tau apa yang akan terjadi selain kesedihan, kamu adalah alasanku untuk tersenyum sepanjang hari*

-Rumah yang bercahaya-
Chapter 9

Tiga tahun kemudian

Riyan sekarang menjadi seorang anak kuliah, Riyan berkuliah di Universitas Gajah Mada jurusan Ilmu Sejarah Semester 6. Berbeda dengan Riyan yang merantau, Cahaya berkuliah di daerahnya di jurusan pendidikan biologi. Sementara itu Rika berkuliah satu jurusan dengan Cahaya, Khasanah di jurusan Kedokteran dan Fina di jurusan Agribisnis.

Hari ini Riyan pulang ke kampung halamannya. Ia tak sabar ingin bertemu Cahaya dan lain-lainnya.

"Akhirnya aku pulang, setelah sekian lama" guman Riyan dalam hati.

Ada dua hal yang ingin dilakukan Riyan ketika pulang, pertama bertemu orang tuanya dan kedua adalah bermain ke kampus Cahaya lalu bertemu dengan Cahaya.

"Assalamualaikum, Ibu, Ayah, Riyan pulang" Riyan memeluk ayah dan ibunya

"Waalaikumsalam, kamu sehat nak" tanya ibu Riyan

"Aku sehat bu" ucap Riyan

"Makanlah dulu" suruh ayah Riyan

Riyan kemudian istirahat sejenak lalu makan siang bersama ibu dan ayahnya

"Yan, katanya kamu kemaren mau beli HP baru, mau sama ayah aja gak" tanya ayah Riyan

"Eh, nanti aja yah, mungkin besok aja. Aku mau ketemu Cahaya dulu" Ucap Riyan

"Hmm, yaudah hati-hati ya nanti, salam buat Cahaya" ucap ayah Riyan

Setelah selesai makan, Riyan segera memacu motornya ke kampus Cahaya. Riyan tak memberitahu Cahaya kalau ia pulang.

Riyan sampai di fakultas Cahaya, dengan rambut panjang tapi rapi tentu Riyan terlihat mencolok dari mahasiswa FKIP yang lain

Riyan kemudian duduk di lobby fakultas sambil menunggu Cahaya selesai kelasnya.

Beberapa menit menunggu, akhirnya terlihat juga orang yang dicari Riyan. Cahaya, Rika, Khasanah dan Fina turun dari lift.

Awalnya Riyan berpura-pura tak melihat Cahaya, Riyan menggunakan masker, topi dan kacamata agar sulit dikenali.

"Kita makan di kantin gak nih" tanya Fina

"Iya, laper tau abis kelas" jawab Khasanah

"Hmm, makan apa ya enaknya Rik" tanya Cahaya

"Nasi aja kali ya, eh bentar" Rika sepertinya menyadari keberadaan Riyan

"Kenapa Rik" tanya Cahaya

"Ya, coba liat aura pria yang bertubuh gempal berambut panjang itu" Rika menyuruh Cahaya melihat kearah Riyan. Seketika Cahaya memperhatikan orang itu, Riyan tentu menyadarinya dan berpura-pura santai sambil menahan tawanya.

"Aneh, cuma satu orang yang punya aura ini, tapi dia kan lagi di Yogya" Cahaya bertanya-tanya

"Hmm, iya ya Riyan kan lagi di Yogya" jawab Rika

"Hmm, kalian ini, mastiin orang itu gini caranya" Fina berjalan kearah Riyan dan duduk disebelah Riyan

"Apa kita pernah bertemu mas" Fina menyapa Riyan dengan lembut lalu menatap Riyan dalam-dalam

"Hmm, apa aku mengenalmu ukhti" Riyan memberatkan suaranya agar Fina tidak menyadarinya

"Iyaa, dan kamu punya masalah yang perlu kita selesaikan" tanya Fina

Rumah yang bercahaya (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang