Sejadah dan Tasbih

23 0 0
                                    

•Antara manisnya syahadat dan dahsyatnya syafaat, aku percaya bahwa kelak sujudmu dan sujudku akan bertemu di aamiin yang sama•

-Rumah yang bercahaya-
Chapter 5

Kini Riyan telah berubah, ia bertekad menjadi pria yang lebih baik. Mengurangi perbuatan maksiat, dan melakukan kegiatan positif sehingga memperbaiki dirinya. Secara tidak langsung, Cahaya telah membantu Riyan dalam mengubah dirinya.

"Belajar agama sulit juga ternyata, tapi demi merubah diri ini bakal aku lakuin" guman Riyan dalam hati.

Hari ini jadwal Riyan untuk belajar mengaji dan sholat bersama ayahnya di masjid, walau terlihat memalukan seorang anak 17 tahun belajar sholat dan mengaji.

Sesampainya di masjid, Riyan menemui ayahnya dan mengeluarkan Al-Qur'an.

"Terlalu cepat kamu belajar Al-Qur'an nak" tukas ayah Riyan.

"Lah, terus aku baca apa yah" tanya Riyan heran.

Ayah Riyan mengeluarkan buku Iqro untuk Riyan.

"Nah, ini pas buat islam KTP yang mau belajar islam kayak kamu nak" ucap ayah Riyan tertawa.

"Lahhh, aku bukan anak SD ayah" ucap Riyan kesal.

"Haha, coba kamu buka iqro 4 halaman pertama" Perintah ayah Riyan, Riyan langsung membuka Iqro 4 halaman 1.

"Nah sekarang kamu baca ini sampai habis, kalau kamu lancar tanpa salah bakal ayah langsung ajari kamu ke Al-Qur'an, tapi kalau kamu terbata-bata bacanya ayah mulai kamu dari sini, dan kalau kamu gabisa sama sekali bacanya bakal ayah ajari kamu dari Iqro 1 bersama anak-anak ngaji ajaran ayah, hehe" Perintah ayah Riyan sambil tertawa kecil.

Seketika Riyan langsung ketakutan mendengar hal tersebut karena bila ia tak bisa sama sekali membacanya, ia akan belajar mengaji bersama anak-anak SD didikan ayahnya dan tentu itu adalah hal yang memalukan.

"Oke ayah" ucap Riyan memberanikan diri, Riyan mulai membaca ayat-ayat yang terdapat pada buku Iqro tersebut.

Riyan sedikit terbata-bata dalam membacanya, namun ia cukup baik dalam membaca tartil. Walau jarang mengaji, Riyan masih cukup baik dalam mengaji.

"Ayah bakal mulai ajari kamu dari Iqro 6 saja sepertinya, kamu masih bagus dalam membaca tartil nak" ucap ayah Riyan.

"Yeahhh, gak jadi ngaji bareng anak SD, haha" Ucap Riyan senang.

"Hmm, kita mulai buka Iqro 6" perintah ayah Riyan.

Mereka mulai belajar mengaji, walau ia mengaji terakhir kali di kelas 1 SMP atau 4 Tahun yang lalu, Riyan masih terlihat cukup baik walau masih terbata-bata.

"Baik, kita cukupkan hari ini nak, sudah sore, kita pulang siap-siap ke masjid sholat mahgrib" ucap ayah Riyan.

"Lahhh, harus sholat di masjid yah?" tanya Riyan bingung.

"Iyalah, laki-laki tu wajib sholat di masjid terutama sholat wajib" jelas ayah Riyan.

"Oalah, baru tau" ucap Riyan

"Hmm, sudah yok kita pulang" ayah Riyan mengajak Riyan untuk pulang.

Keesokan harinya di pagi hari

"Riyan, bangun nak, yok ke masjid" ajak ayah Riyan.

Riyan baru saja terbangun masih dalam kondisi setengah sadar

"Hoammm, yah masih jam setengah lima pagi" kata Riyan lesu.

"Ya mangkanya kita ke masjid sholat subuh" ucap ayah Riyan.

Rumah yang bercahaya (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang