WLM2 - 01

3.1K 225 6
                                    

Tit tit tit tit tit

Bunyi EKG detak jantung Lisa kian terdengar di malam yang sunyi hari ini. Hanya ada Jennie dan Jisoo yang menemani Lisa di Rumah Sakit, sementara Joy sudah pulang ke Rumah membawa Chaeyoung karena mereka takut anak itu akan jatuh sakit juga setelah melewati hari yang panjang ini.

Apalagi mengingat Chaeyoung dan Lisa adalah anak kembar. Seperti yang sering kita ketahui jika salah satu dari anak kembar jatuh sakit maka anak yang lain nya pun akan ikut dampak nya juga

Oleh karena itu lah Chaeyoung terpaksa ikut bersama dengan Imo Joy nya pulang ke Rumah karena tidak mau jatuh sakit juga, jika ia ikut sakit. Yang ada malah menambah beban sang Mommy

Chaeyoung tidak ingin itu terjadi. Ia lebih memilih mengalah dan menuruti perkataan para orang tua walau di dalam hati nya sangat berat untuk meninggalkan Lisa berjuang sendirian di gedung putih itu

"Yang sabar ya Jen. Lisa kita pasti akan segera sembuh kembali. Itu hanya luka tusukan saja, dia bahkan tadi bisa melewati maut sekalipun kan? Jadi kamu harus percaya jika Lisa kita akan segera sadar kembali" Jisoo memberi kan motivasi agar Jennie semakin kuat menghadapi cobaan yang terus bertubi-tubi menimpa nya

"Terima kasih, Unnie. Kau bukan hanya penyelamat ku. Tapi juga malaikat ku, aku bahkan tidak akan tau jika saat itu aku tidak bertemu dengan mu. Mungkin sampai saat ini aku dan si kembar masih hidup di jalanan" Ucap Jennie tulus. Di balas senyum merekah dari Jisoo

"Jujur! Sebenarnya aku juga tidak menyangka akan bertemu dengan kalian di sana Jen. Saat itu aku yang sedang berada di jalan pulang mendapatkan telepon dari nomor asing untuk datang ke sana"

"Awalnya aku ingin mengabaikan perkataan orang tersebut. Namun entah kenapa hati ku berkata lain. Seperti ada yang menuntun ku untuk datang ke sana" Tutur Jisoo jujur mengungkap kan isi hatinya. Jennie tersenyum menampilkan gummy smilenya dan menaruh kepalanya di pundak Jisoo dan berkata

"Apapun itu, aku sangat berterima kasih kepada mu Unnie. Mungkin Tuhan tau jika kau adalah orang baik yang akan membantu siapa pun yang membutuhkan bantuan mu. Oleh karena itu lah, dengan kemurahan hati nya ia mengutus seseorang untuk menelpon mu dan datang ke sana kan? "

"Kenapa kamu bisa berfikir seperti itu, Jennie-ah? " Tanya Jisoo heran. Membuat Jennie kembali mengangkat kepalanya dari pundak Jisoo dan kembali berkata

"Aku pun tidak tau Unnie. Tapi firasat ku mengatakan bahwa Tuhan memang sudah merencanakan semua ini"

"Kau benar Jen. Aku pun juga mulai menyadari hal itu" Cerca Jisoo hanya di balas senyum tipis dari Jennie

"Dan aku juga bisa merasakan, ada permainan besar di dalam semua kejadian ini. Unnie. Tapi aku tidak tau apa itu" Batin Jennie berkata demikian

-

-

-

Dua hari kemudian. Akhirnya Lisa berhasil melewati masa kritis nya dan sudah sadar kembali, ia kini sudah di pindah kan ke ruang VVIP atas keinginan Jisoo agar mereka mendapat kan privasi tersendiri.

"Ayo buka lagi mulut nya nak. Biar cepat sembuh" Ucap Jennie sambil kembali menyodorkan sesendok bubur ke arah mulut Lisa. Tapi anak bungsu nya itu terus menolak dan menutup mulutnya menggunakan telapak tangan

"Endak mau. Bubur nya pahit Mommy"Chaeyoung yang sedang bermain dengan bonekanya di lantai lantas bangkit dan mendekati kembaran nya itu

" Ada apa Mommy? Apa Lisa endak mau makan? "Tanya Chaeyoung polos langsung mendapatkan usapan lembut di kepalanya

" Iya nak, adik mu ini tidak mau makan. Bisa kamu bujuk dia agar memakan bubur nya? Karena Lisa harus segera meminum obat nya agar cepat sembuh "jawab Jennie dengan sabar menjelaskan.

Chaeyoung yang mengerti dengan situasi sekarang akhirnya meminta  sang Mommy untuk mengangkat nya dan menaruh nya duduk di sisi brankar Lisa

" Lisa kenapa endak mau makan? Nanti kalo endak sembuh-sembuh gimana? Apa Lisa mau buat Mommy sama Imo khawatir sama Lisa terus menerus? "

"Apa Lisa endak kasihan sama Mommy , Imo dan Chaeng yang takut Lisa kenapa-napa lagi. Lisa mau tau endak sih! Kemarin Chaeng sedih tau saat Imo mengatakan Lisa sudah endak bernafas"

"Chaeng takut hidup sendirian. Chaeng takut Lisa benar-benar pergi ninggalin Chaeng. Chaeng takut Lisa, Chaeng takut hiks hiks. " Lisa langsung menarik tubuh sang kakak ke dalam pelukan nya. Ia bahkan jauh lebih sedih lagi mendengar ungkapan isi hati kakak nya itu

Mungkin Lisa memang tidak boleh egois. Tidak boleh menolak keinginan atau ucapan dari orang lain lagi, Lisa tidak mau keluarga nya menjadi sedih lagi karena nya. Cukup kemarin saja ia sudah membuat mereka menangis, kali ini tidak akan terjadi lagi.

"Unnie jangan sedih, apalagi menangis karena Lisa. Maafin Lisa ya? Karena Lisa sudah membuat Unnie takut dan menangis. Lisa janji endak akan mengulangi nya lagi" Ucap Lisa setelah melepaskan pelukan nya dari sang kakak

"Janji ya? Endak akan membuat Chaeng sedih apalagi nangis lagi? " Chaeyoung mengulurkan jari kelingking nya untuk mengikat janji di antara mereka berdua

"Iya Unnie, Lisa janji" Lisa tersenyum setelah mengaitkan jari kelingking nya ke tangan Chaeyoung.

Jennie yang menyaksikan ke uwu'an kedua putri nya hanya bisa menangis haru "Aku bangga memiliki mereka dalam hidup ku. Terima kasih Tuhan" Batin Jennie berucap syukur telah di beri kedua anak yang pintar, cantik dan baik hati seperti mereka.

"Nah! Sekarang Lisa harus habis kan bubur nya ya nak? Biar cepat sembuh. Kan sudah janji tidak mau membuat kami sedih lagi kan? " Ucap Jennie kembali menyodorkan sesuap bubur ke arah Lisa. Dan kali ini di sambut baik oleh putri nya itu

"Walau bubur ini pahit, dan Lisa endak suka. Tapi bukan kah jauh lebih pahit kehidupan kita kan Mom? " Kata Lisa membuat Jennie menegang sesaat, sebelum akhirnya melemparkan senyum dan mengangguk mengiyakan.

"Iya nak. Oleh karena itu lah, kita harus tetap bersama menghadapi semua cobaan ini. "

"Mommy  , ada yang ingin Chaeng katakan sama Mommy" Jennie mengarah kan tatapan nya ke arah putri sulung nya

"Apa itu? Kata kan saja sayang"ucap Jennie membuat anak berpipi chipmunks itu meraih sebuah amplop yang ia bawa di kantung celana nya dan memberikan nya kepada sang Mommy

" Ini untuk Mommy "

"Surat? Untuk apa kamu memberikan Mommy surat sayang? Kalau Chaeng mau " Belum selesai Jennie berbicara Chaeyoung langsung memotong nya dengan cepat

" Mommy salah jika beranggapan itu dari Chaeng. Tapi bisa jadi seperti itu juga sih, ah! Pokoknya Mommy harus tau isi surat itu. Karena itu dari Aunty Rose"

"Aunty Rose? Kapan dia memberikan nya pada mu nak? " Jennie terkejut mendengar nama yang hampir ia lupakan itu. Padahal Rose telah berjasa membantu nya selama ini

"Kemarin sebelum sidang di mulai, Aunty Rose memberikan nya pada Chaeng. Tapi maaf ya Mommy! Chaeng waktu itu telah membuka nya dan membaca semua isi surat nya"

"Endak sopan ihh..  , orang itu untuk Mommy kenapa di baca" Sindir Lisa langsung mendapatkan pelototan tajam dari kakak nya

"Orang sakit lebih baik diem aja deh. Kalau endak Chaeng makan entar" Ancam Chaeyoung membuat Lisa langsung memeluk lengan Mommy nya

"Mommy! Lihat Unnie. Dia mau memakan Lisa" Adu Lisa di hiraukan begitu saja oleh Jennie. Karena saat ini ibu dua anak itu tengah melamun teringat seseorang

"Lalice.. , kenapa tiba-tiba aku teringat dengan mu ya? "



                     To be continued

Sesuai janji ku semalam, karena vote lebih banyak yang minta wlm2 update maka aku lanjutkan ff ini karena tml mungkin dua atau tiga update'an lagi akan segera tamat.

Setelah ini mau aku update apa?

We love mommy 2 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang