“Namanya juga hidup, kadang manis, kadang pahit, kadang bahagia, kadang kecewa.”
••••••
09. Sakit.
Zaviar terus berjalan melewati rindangnya pohon-pohon di sekitar, masih dengan Seyla yang berada di gendongannya.
Namun sepertinya gadis itu sudah setengah sadar. Bahkan tangan yang tadinya memeluk erat leher Zaviar kini sudah terkulai lemas.
Badan Seyla menggigil karena kedinginan, belum lagi cacing di perutnya yang terus meronta meminta di isi.
Begitu malam tiba, Zaviar bernafas lega setelah melihat motornya terparkir di pinggir jalan. Itu artinya ia telah berhasil keluar dengan selamat dari hutan itu.
"Hah," Zaviar bernafas lega dan menurunkan Seyla di atas rerumputan. Namun bukannya duduk, gadis itu malah terbaring tak berdaya dengan kedua mata tertutup.
Zaviar tersentak, lalu mengangkat kepala Seyla dan menepuk pelan pipi gadis itu supaya bangun.
"Gak usah becanda heh!! Bangun!!"
Seyla bergumam tidak jelas dengan kedua mata yang masih tertutup, bahkan untuk membalas pertanyaan Zaviar saja ia tidak kuat.
Cowok itu kalang-kabut. Entah kenapa hati nya merasa sedikit khawatir saat merasakan badan Seyla yang terasa dingin.
Zaviar menyambar tas Seyla dan membukanya untuk mengambil ponsel gadis itu dengan satu tangannya.
Mengetikkan beberapa pesan dan mengirimnya pada nomor Kai. Cowok yang selalu di cap playboy itu selalu menyebutkan nomornya pada gadis-gadis yang menjadi incarannya saat mereka tengah berkumpul.
Jadi tak heran jika Zaviar atau yang lainnya hafal nomor cowok itu di luar kepala.
Zaviar kembali memasukan ponsel Seyla ke dalam tas. Cowok itu kembali menatap Seyla yang terus menggigil dengan tubuh yang bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAVIAR and HIS MISTAKES
Jugendliteratur"Gue hamil," Seyla berucap pelan. "Terus gue harus apa? tanggung jawab? gak mungkin. Lagian malam itu gue gak sengaja. Dia ada karena kesalahan." sahut Zaviar tanpa beban. "Terus gue harus nanggung ini sendirian?" "Kalo gak mau ribet. Lo gugurin jan...