33. Salah paham.
"Perut lo makin besar aja, Sey!" celetuk Nevan, cowok itu dengan tidak tahu malu nya memegang satu toples berisi keripik dan memakannya tanpa menawarkan pada yang lain.
Siang ini. Apartement Zaviar kedatangan Nevan, Darren, Kai dan Amanda. Tidak ada niat tertentu selain untuk main dan melihat Seyla yang kehamilannya sudah menginjak usia 8 bulan.
Seyla tersenyum tipis sambil memegang perut besarnya. "Iya, kan satu bulan lagi mau lahiran,"
"Seyla gue bawa sesuatu buat lo," Amanda memberikan bingkisan kecil pada Seyla yang di terima baik oleh wanita itu.
Oh iya, satu hal yang membuat Seyla dan Zaviar tidak menyangka adalah kabar bahwa Amanda dan Nevan tengah berkencan. Entah bagaimana keduanya bisa dekat dan berakhir jadian.
Seyla membuka bingkisan itu dan terlihat syok saat melihat isinya. "Ya ampun, ini lucu banget,"
Satu pasang kaos kaki rajut bayi dan sarung tangannya. Tidak banyak motif dan cocok untuk di pakai laki-laki atau perempuan.
"Amanda makasih, gue suka banget," ungkap Seyla dengan antusias.
Amanda mengangguk. "Itu gue yang rajut sendiri. Gue juga gak tau jenis kelamin calon anak kalian, jadinya bikin yang gak terlalu banyak motif,"
"Gak pa-pa, lagian kita juga belum tau jenis kelaminnya. Sengaja biar surprise," sahut Zaviar.
Tak lama kemudian, Darren juga ikut memberikan paper bag berisi satu set pakaian bayi. Di susul Nevan dan Kai.
Seyla tersenyum haru, tak menyangka bahwa teman-teman Zaviar akan memberikannya hadiah sebanyak ini.
Sederhana, namun mampu membuat hatinya menghangat.
"Makasih banyak, padahal kalian gak usah repot-repot bawa hadiah. Besok gue sama Kak Zaviar juga mau beli peralatan bayi,"
Perbincangan mereka berlanjut sampai sore hari. Ke empat sahabat Zaviar memutuskan untuk pulang karena tidak ingin mengganggu waktu istirahat Seyla.
***
"Udah semua?"
Seyla yang tengah memasukkan baju terakhir mereka ke dalam tas pun mengangguk. Ia lantas duduk di bibir ranjang, sesekali memijat pinggangnya yang terasa pegal.
"Sini gue pijitin," Zaviar memijat pelan punggung istrinya. Sesekali ia melirik wajah Seyla yang seperti menahan sakit. Ia jadi tidak tega.
"Udah mendingan?"
Seyla mengangguk sambil mencoba mengatur nafasnya yang tidak beraturan.
"Kuat jalan? Kita berangkat sekarang ya? Biar lo juga cepet istirahat," Zaviar menuntun Seyla untuk berdiri dengan pelan.
Rencananya mereka akan tinggal di rumah kedua orangtua Zaviar sampai Seyla melahirkan. Zaviar hanya takut jika wanita itu mengalami kontraksi saat dirinya tidak berada di rumah. Setidaknya jika di rumah kedua orangtuanya, Zaviar tidak perlu khawatir.
Selang dua puluh menit, mobil Zaviar sampai di pekarangan rumahnya. Ia membukakan pintu untuk Seyla dan kembali menuntun wanita itu masuk ke dalam rumahnya.
"Tante bisa aja, aku kan jadi malu,"
"Iya ih, pantesan aja kamu baik, ternyata anaknya temen SMA tante, udah lama banget tante sama Mama kamu gak pernah ketemu,"
Seyla menajamkan pendengarannya saat mendengar suara yang tak asing di telinganya.
Begitu sampai di ruang tamu, Seyla menatap kaget pada seorang gadis yang duduk di samping Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAVIAR and HIS MISTAKES
Novela Juvenil"Gue hamil," Seyla berucap pelan. "Terus gue harus apa? tanggung jawab? gak mungkin. Lagian malam itu gue gak sengaja. Dia ada karena kesalahan." sahut Zaviar tanpa beban. "Terus gue harus nanggung ini sendirian?" "Kalo gak mau ribet. Lo gugurin jan...