Tandai typo📝
Soalnya gak aku revisi dulu^^***
31. Medusa itu berulah.
Tak terasa kandungan Seyla kini sudah memasuki bulan ke enam, tidak ada yang berubah selain Zaviar yang kini sudah menerimanya dan ia yang mulai kembali membuka hatinya untuk lelaki itu.
Harta dan juga rumah peninggalan Papa-nya masih berada di tangan Amel. Ia tidak bisa berbuat banyak, karena wanita paruh baya itu selalu bersikap baik padanya di depan publik.
Rencananya, hari ini Seyla akan memberi kesempatan kedua pada Zaviar untuk memperbaiki rumah tangga mereka. Meskipun Zaviar tidak bisa berada di peringkat sepuluh besar nanti, ia tidak akan mengubah keputusannya.
Perubahan Zaviar selama dua bulan ini sudah cukup membuat Seyla percaya bahwa cowok itu memang benar-benar ingin berubah ke jalan yang lebih baik.
Dan untuk Hana juga Arsen, Seyla dan Zaviar berencana mengunjungi rumah kedua orangtuanya hari ini, sekalian menginap untuk dua hari.
"Kak, gue mau ngomong," ujar Seyla.
Zaviar yang tengah memakai sepatunya lantas menengok ke arah sang istri. "Tumben banget ngomong pake ijin dulu,"
Seyla mencebik pelan dan duduk di samping Zaviar. "Gue mau ngomong serius,"
"Ngomong aja, Sey! Gak ada yang larang," kekeh Zaviar.
"Gue mau kasih kesempatan lo buat memperbaiki rumah tangga kita—,"
"Serius?" sela Zaviar dengan wajah bahagianya.
"Gue belum selesai ngomong. Jangan di potong dulu!" kesal wanita itu.
Seyla menghela nafas sejenak. "Tapi ini kesempatan terakhir. Kalo lo bikin gue kecewa lagi, gue akan pergi jauh sampai lo gak bisa nemuin gue lagi," sambungnya.
Zaviar segera mengangguk tanpa ragu. Cowok itu memeluk tubuh Seyla dengan erat sambil mengucapkan kata-kata terimakasih.
"Makasih. Gue bener-bener gak akan bikin lo kecewa lagi, lo bisa pegang omongan gue!"
"Kalo lo ingkar janji?"
Zaviar nampak berpikir. "Lo boleh hukum gue," kata Zaviar. "Apapun," sambungnya.
Seyla mengangguk. Semoga ucapan lelaki itu bisa ia pegang.
Keduanya terdiam cukup lama, dengan Zaviar yang masih memeluk erat istrinya. Sampai rintihan Seyla membuatnya mau tak mau melepas pelukan itu.
"Aww sshh,"
Zaviar panik saat melihat Seyla meringis sambil memegang perut besarnya.
"Kenapa? Udah waktunya keluar? Lo mau lahiran?" Cowok itu berancang-ancang mengangkat tubuh istrinya, namun Seyla lebih dulu menolak.
Seyla menggeleng lemah dengan raut syok.
"Masih ada waktu tiga bulan lagi anak ini keluar," ujarnya.Zaviar berjongkok di hadapan Seyla yang duduk di bibir ranjang. "Terus kenapa? Jangan bikin gue khawatir,"
Perlahan Seyla membawa tangan Zaviar untuk ia letakkan di atas perutnya. Sedetik kemudian Zaviar menegang di tempatnya, ia menatap Seyla yang tersenyum kecil ke arahnya.
"A–ada yang gerak," gugup Zaviar. Netranya beralih pada perut besar Seyla.
"Bayinya nendang, Kak!" seru Seyla.
"K–kok bisa?"
"Bisalah, dia kan hidup," Seyla mendadak kesal karena pertanyaan bodoh cowok itu.
"Boleh buka?" tunjuk Zaviar pada baju yang Seyla pakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAVIAR and HIS MISTAKES
Teen Fiction"Gue hamil," Seyla berucap pelan. "Terus gue harus apa? tanggung jawab? gak mungkin. Lagian malam itu gue gak sengaja. Dia ada karena kesalahan." sahut Zaviar tanpa beban. "Terus gue harus nanggung ini sendirian?" "Kalo gak mau ribet. Lo gugurin jan...